Contoh banner 2

Rabu, 30 November 2016

CERITA ISTRI YANG TELAH TERNODA

Namaqu Chairunissa, aqu seorang perempuan berusia 27 tahun dan aqu sudah menikah sejak duatahun yg kemudian. Meskipun aqu belum mempunyai anak tetapi hubunganku dan suamiku tetap
harmonis saja kerana memang suamiku memintaqu untuk melaqukan KB dgn pil sehingga
mencegah kehamilan kerana memang dia belum siap mempunyai momongan kerana tanggung
jawabnya memang sangat besar. Lagi pula sekarang dia belum menetap di satu kota kerana dia
bekerja di perusahaan yg sering menugaskannya untuk berpindah lokasi dinas.
Cerita Bokep, Cerita Bokep Terbaru, Cerita Bokep Terbaik, Cerita Bokep Nyata, Cerita Bokep Terhangat, Cerita Bokep HotCerita Bokep
Setelah menikah saja setaknya kami sudah pindah di tiga kota. Sehingga tak ada kesempatan untuk
merencanakan kehidupan menetap di satu kota saja dan itu juga alasan mengapa kami memilih
tinggal di tempat kost kerana lebih mudah jika suatu waktu suamiku dipindah tugas lagi. Suamiku
bernama Hermanantya, aqu memanggilnya mas Herman, dia berusia dua tahun diatasku. Sifatnya yg
penyabar dan kebapakan benar-benar membuatku semakin beruntung saja memiliki suami sehebat
dirinya. Kalau soal ganteng sih, wajahnya cuman biasa-biasa saja meskipun dulu waktu kami pacaran
sempat ada perempuan lain yg juga naksir padanya. Tempat kost kami ini berlantai tiga di mana tiap
lantainya dihuni oleh berbagai macam jenis orang mulai dari pedagang, sales, pegawai kantor hingga
mahasiswa. Lantai pertama dihuni oleh pembantu yg merangkap tukang cuci dan seterika, penjaga
kost dan beberapa kamar dihuni oleh para pegawai dari sebuah instansi pemerintah.
Lantai kedua adalah yg paling ramai kerana terdapat 15 kamar didalemnya dan lantai kedua ini
benar-benar tertutup dari bagian luar kerana satu-satunya penghubung dgn bagian luar bangunan
adalah jendela di sebuah balkon kecil sementara itu untuk ventilasi hanya terdapat jendela-jendela
berteralis yg berukuran sangat kecil di tiap kamar. Aqu dan suamiku tinggal di lantai dua ini. Lantai
tiga terdapat sedikit kamar yg bercampur dgn tempat untuk menjemur pakaian. Di lantai ini aqu
tak begitu kenal dgn penghuninya kerana mereka bekerja larut malam dan baru pulang pagi
harinya.Saat itu aqu sedang membaca sebuah majalah ketika aqu mendengar hp ku berbunyi.
Ternyata mas Herman meneleponku untuk mengabarkan kalau nanti malam dia lembur dan mungkin
baru bisa pulang besok kerana kebetulan dgn kepindahan bosnya yg sekarang dan pergantian dgn
bos yg baru membuat banyak pekerjaan kantor harus lebih cepat diselesaikan sebelum tenggat
waktu yg seharusnya. Aqu maklumi itu kerana aqu tahu kalau suamiku merupakan pekerja yg rajin
dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Aqu melongok ke jam dinding.
Sekarang sudah pukul 10 malam dan aqu sendiri bingung mau ngapain kerana jujur saja di kamar
kost kami sama sekali tak ada hiburan kecuali televisi. Kebetulan acaranya malam itu
membosankan sehingga bertambah lengkap kebosananku terhadap malam ini. Biasanya jam segini
sih aqu dgn mas Herman sedang ngobrol atau setaknya bisa tidur bareng sehingga aqu tak merasa
sendirian seperti sekarang ini. ‘Tok tok tok’ aqu mendengar suara pintu kamarku diketuk. Apakah
mas Herman pulang malam ini? Mungkin saja pekerjaannya lebih cepat selesai sehingga dia dapat
pulang lebih cepat. Setelah kubuka bukannya aqu gembira tapi malah kecewa. Ternyata yg
mengetuk pintuku adalah seorang tetangga kost yg kamarnya berada di sebelah kamarku. Namanya
Rudyanto, dia seorang sales di sebuah perusahaan mobil ternama dan dia sudah cukup lama tinggal di
tempat ini.
“Ada apa mas Rudyanto? Kok malam-malam belum tidur?” tanyaqu berusaha sopan meskipun aqu
mencium bau alkohol dari mulutnya itu. Tak begitu keras sih tetapi mengganggu juga lama-lama.
“Anu mbak. Aqu ada perlu sebentar kok. Ada yg mau aqu bicarakan.” Kata Rudyanto sembari
melongok kekamarku dan sepertinya dia melihat kalau suamiku tak ada didalem.
“Aduh, mas Herman belum pulang tuh. Nanti aja kalau udah pulang aqu minta dia supaya ke
kamarnya mas Rudyanto aja.” Jawabku sembari berusaha menutup pintu tetapi terhalang oleh salah
satu tangan Rudyanto.
“Wah kebetulan mbak. Yg mau aqu bicarakan tuh nggak ada hubungannya dgn mas Herman tapi
sama mbak Chairunissa aja kok.” Jawabnya dan jawaban itu benar-benar membuatku tambah
bingung aja. Apa sebenarnya mau si Rudyanto ini.
“Begini mbak. Maksud kedatangan aqu kemari adalah untuk meminta pertimbangan mbak
Chairunissa. Soalnya aqu malu untuk minta pertimbangan dari perempuan lain di kost ini.” jelasnya
meskipun dalem hati aqu masih bingung juga maksud dari pembicaraannya ini.
“Maksudnya meminta pertimbangan apa yah?” kataqu mencoba untuk memperjelas perkataannya
barusan.
“Begini mbak. Besok khan teman perempuan aqu mau merayakan ulang tahun dan kebetulan aqu
cukup dekat dgn dirinya. Nah aqu itu bingung mau ngasih kado apa, tapi kata kawan perempuannya
dia pernah curhat kalau lagi pengen beli satu set pakaian dalem yg dari merk ternama. Masalahnya
aqu khan nggak tau ukurannya berapa. Kalau aqu tanya langsung khan jadi nggak surprise lagi
mbak.” jelas Rudyanto sembari menatapku tajam.
Aqu mencoba untuk menghindari tatapannya itu tapi sepertinya susah juga mengingat dia duduk di
depanku saat ini dan ruangan kost ini juga sempir.
“Terus? Aqu khan juga nggak tahu temannya mas Rudyanto itu badannya seperti apa. Jadi
bagaimana mungkin aqu bisa memberikan solusi buat mas?” jelasku lagi padanya.
Rudyanto tersenyum. “Kalau itu sih nggak usah khawatir mbak. Kerana postur badan teman aqu itu
sama persis dgn mbak meskipun nggak secantik mbak Chairunissa.” katanya lagi. Terus terang saja
aqu enggan memberi tahu nomor pakaian dalemku kepada orang luar tetapi sepertinya cuma itu
satu-satunya cara agar dia segera keluar dari kamar ini. Akhirnya aqu memberikan nomor ukuran
pakaian dalemku kepada Rudyanto dan lelaki itupun akhirnya beranjak pergi dari kamarku setelah
sebelumnya mengucapkan terima kasih dgn sedikit senyuman tersungging di bibirnya.
Gelorabirahi.com Paginya mas Herman pulang sekitar jam 6 pagi kemudian tertidur. Hari itu dia bilang
kalau dia diliburkan oleh bos-nya kerana sudah semalaman lembur. Seperti biasa aqu merawat
seluruh keperluannya dan menyiapkan makanan untuknya jika sudah terbangun nanti, seperti
layaknya seorang istri yg setia pada suaminya.
“Siang mbak Chairunissa, tumben jam segini baru belanja.” sapa seorang teman kost yg merupakan
mahasiswa tingkat akhir. Namanya Erdi, dia asli dari sebuah kota kecil di Jawa Timur. Terbiasa dgn
kerja keras sejak kecil membuatnya terlihat mempunyai badan yg kekar dan berotot. Macam
binaragawan saja batinku dalem hati tiap melihat lekuk badan pemuda ini.
“Iya nih, soalnya mas Herman baru saja pulang tadi jam 6 soalnya lembur jadi nggak sempat belanja.
Kuliah jam siang yah?” tanyaqu pada Erdi dan pemuda ini mengiyakan sembari tersenyum ramah.
Kemudian dia buru-buru menstater motor tuanya untuk menuju kampus tempatnya kuliah. Dia
mungkin salah satu penghuni kost yg baik-baik menurutku kerana tak pernah macam-macam. Sekitar
dua hari kemudian aqu dikejutkan dgn sebuah paket yg ditujukan padaqu. Aqu buka paket itu dan
betapa terkejutnya aqu kerana isi paket itu adalah satu set pakaian dalem yg super seksi bewarna
hitam dan ukurannyapun sesuai dgn ukuran badanku. Aqu heran dan menebak-nebak siapa yg
mengirim ini semua dan jawabanku adalah Rudyanto. Mengingat cuma dia seorang yg mengetahui
ukuran pakaian dalemku selain mas Herman. Lagipula dia pernah berkonsultasi untuk hal ini
sebelumnya. Aqu melihat kearah pintu kamar Rudyanto dan sepertinya dia tak ada di kost waktu itu,
aqu bermaksud untuk mengembalikan pakaian dalem ini kepadanya. Jujur saja aqu merasa sangat
terganggu, untungnya mas Herman tak ada disini sekarang ini.
Malamnya aqu mendapatkan telepon dari mas Herman kalau dia sedang ada pekerjaan lembur
malam ini dan sekali lagi aqu ditinggal sendirian dalem sepi di tempat kost ini.
Sekitar jam 10 malam pintu kamarku diketok oleh seseorang. Begitu kubuka langsung aqu kaget
kerana yg datang adalah Rudyanto tetangga kost ku.
“Mas Rudyanto ada apa malam-malam gini?” tanyaqu dgn nada tak menyenangkan.
Sekali lagi aqu mencium aroma alcohol dari mulut lelaki ini.
“Begini mbak, aqu ada sesuatu yg harus aqu bicarakan dgn mbak Chairunissa. Ini penting mbak.”
katanya padaqu.
Aqu dari awal sudah tak senang dgn cara orang ini berperilaqu langsung saja aqu utarakan
kegusaranku terhadapnya.
“Mas Rudyanto, begini yah mas. Jujur aja aqu nggak begitu suka dgn cara mas Rudyanto selama ini.
Ini udah kelewatan mas. Buat apa sih mas kirim paket yg tak senonoh seperti itu?” kataqu dgn nada
keras.
Sejenak terbersit raut wajah bingung di wajahnya tetapi aqu sudah terlanjur dongkol terhadap lelaki
ini sehingga tak aqu gubris sama sekali.
“Maksud mbak ini apa? Paket apaan?” tanyanya pura-pura tak tahu.
“Udah deh mas. Aqu juga udah males menjelaskan. Aqu mau tidur, permisi.” kataqu ketus sembari
menutup pintu kamar.
Aqu sudah benar-benar muak dgn lelaki ini. Apa sih maunya sebenarnya. Sekitar seminggu
kemudian, mas Herman mendapatkan tugas dari kantornya untuk pergi keluar kota selama 3 hari 2
malam. Kantornya menyuruh mas Herman untuk membenahi permasalahan di kantor cabang yg ada
dikota itu. Mas Herman berkata kalau dia berhasil menyelesaikannya dgn baik maka dia bisa
dipromosikan menjadi manager operasional di kantornya sekarang berhubung posisi tersebut
sedang kosong. Maka sebagai istri aqu hanya bisa rela saja, toh kalo dia dipromosikan sebagai
manager maka kami akan mendapatkan rumah dinas sehingga tak perlu kost lagi.
Gelorabirahi.com Malam harinya aqu pergi keluar kost untuk mencari makan di luar, dan seperti
biasa aqu membungkusnya kerana aqu kurang nyaman jajan di luar tanpa suamiku. Saat aqu sampai
di kost aqu melihat suasana kost sudah sepi, Erdi tak terlihat disini kerana biasanya dia Sering stand
by di pintu masuk kost ini seperti satpam saja pikirku. Mungkin dia masih sibuk mengerjakan
skripsinya sehingga harus kembali menginap di rumah temannya.
Lantai satu seperti tanpa penghuni begitu juga lantai dua. Semuanya sepi bahkan di saat seperti ini
aqu sempat berharap kalau Rudyanto ada di kost kerana sejujurnya aqu ini tipe orang yg penaqut
jika sendirian. Sejenak aqu mendengar suara tape dari lantai 3, aqu lega kerana ternyata ada orang
juga di kost ini selain aqu. Jam 11 malam dan suasana kost masih tak berubah, hanya terdengar
suara kaset tape dari lantai tiga dan nyanyian merdu dari Bryan Adams. Saat aqu akan tertidur tiba-
tiba pintu kamar terbuka. Memang aqu tak menguncinya tetapi aqu yakin kalau aqu sudah
menutupnya dgn rapat sehingga tak mungkin ada angin yg mendorongnya. Dgn was-was aqu melihat
apakah ada orang dibalik pintu itu dan ternyata tak ada. Ah mungkin cuma angin dan aqu juga tak
begitu yakin telah menutup dgn benar pintu tersebut, pikirku dalem hati.
Saat aqu akan menutup pintu itu kembali tiba-tiba muncul sebuah tangan lelaki yg langsung
mencekal tanganku sementara tanganku yg satunya langsung dicekal ke belakang badan dgn kasar.
Aqu mencoba berteriak tetapi belum sempat suaraqu keluar, lelaki tersebut membanting badanku
ke atas tempat tidur. Aqu mencoba berontak tapi apalah daya kerana tenaga lelaki ini benar-benar
diatasku jauh. Lelaki ini menindihku yg sedang kesakitan kerana bantingan tadi dan langsung
mencoba melucuti pakaianku yg kala itu hanya menggunakan daster warna jingga. Aqu melihat lelaki
bertopeng ini dgn ketaqutan yg amat sangat, aqu tahu apa yg ingin dia laqukan kepadaqu namun
aqu tak mampu untuk melawan dirinya itu. Dia sepertinya tak sabar lagi dan merobek pakaianku
sehingga sekarang aqu tinggal mengenakan celana dalem mengingat aqu tak pernah memakai bra
tiap kali aqu tidur.
Teriakan dan umpatanku juga tak dia tanggapi sama sekali, lelaki ini hanya membisu sembari terus
berusaha melucuti seluruh pakaianku hingga akhirnya lolos juga celana dalemku ditangan lelaki ini.
Dia sepertinya terkesima melihat kemaluanku yg rapih tercukur. Dgn kulit putih mulusku ini memang
sangat menggoda, bahkan mas Herman yg sudah sering bercinta dgnkupun tak ada bosan-bosannya
melihat badanku ini.
Lelaki itu kemudian membuka celananya dan membetot keluar gagang kemaluannya. Sekarang
keringat dingin mulai membasahi badanku. Teriakanku sepertinya tak ada yg mendengarkan,
mungkin kerana struktur lantai dua kost ini yg sangat tertutup sehingga kedap suara. Aqu sadar
sebentar lagi lelaki misterius ini akan menyebadani diriku. Penisnya yg begitu besar bahkan sudah
membuatku merasa ngilu hanya dgn melihatnya saja. Bahkan milik mas Herman saja paling hanya
dua pertiga dari milik lelaki ini.
Lelaki itu kemudian mengangkat kedua pahaqu dan menekannya kearah perutku sehingga aqu
menjadi sedikit sesak nafas. Aqu yg sudah lemas melawan dari tadi hanya bisa pasrah melihat detik-
detik dimana ujung kemaluan lelaki itu semakin lama semakin dekat saja dgn bibir kemaluanqu.
Seperti yg kutaqutkan sebelumnya, akhirnya lelaki itupun melesakkan gagang kemaluannya yg
sangat besar itu melewati himpitan bibir kewanitaanku yg masih rapat ini. Aqu menjerit dan
memohon ampun supaya dia tak memperkosaqu tetapi apa daya kerana jeritanku tak diindahkannya
sama sekali. Sekarang bahkan ujung kemaluannya sudah melesak seluruhnya kedalem kemaluanqu
tinggal bagian gagang dan pangkalnya saja yg masih ada diluar.
“Akhh…sakit. Ampun! Jangan perkosa aqu!” jeritku memelas tapi lagi-lagi tak ada reaksi dari lelaki
ini.
Dia malah semakin mempercepat proses penetrasinya sehingga membuat rongga kemaluanqu
semakin sakit saja. Bibir kemaluanku bahkan seperti robek menjadi dua kerana dipaksa menerima
gagang kejantanan sebesar bonggol jagung itu. Lagi-lagi aqu menjerit tetapi kali ini hanya jeritan
kecil dan lemah kerana aqu sudah kehabisan tenaga untuk berteriak dan menjerit lagi.
Sekarang tinggal suara desahan dan rintihan pelan yg terdengar tiap kali lelaki ini menyodokkan
gagang kemaluannya nyg besar itu didalem kemaluanqu dan mengaduk-aduknya dgn berbagai
macam arah dan gaya. Setelah sekian lama baru kali ini aqu kembali merasakan seperti diperawani
untuk yg kedua kalinya. Dulu aqu juga pernah merasakan rasa sakit seperti ini ketika diperawani oleh
mas Herman, suamiku. Lelaki itu diam tak bicara ketika mendengar aqu meminta ampun dan
merintih kesakitan. Dia bahkan sepertinya semakin bernafsu saja begitu mendengar aqu yg semakin
lemah tak berdaya ini menjerit dan merintih. Dalem lima belas menit kemudian lelaki ini
mempercepat sodokannya dan dia mengakhirinya dgn sebuah sodokan yg kencang dan dalem pada
kemaluanqu. Aqu mendongakkan kepalaqu menahan rasa sakit yg hebat ketika lelaki itu
menyebadaniku dgn kasarnya. Sesaat kemudian aqu merasakan penis raksasa itu berkedut keras
kemudian aqu merasakan adanya cairan hangat membasahi rongga rahimku. Aqu shock bukan main
ketika menyadari kalau lelaki ini berejaqulasi didalem rongga kemaluanku. Aqu taqut hamil dan
terlebih lagi aqu jijik menyadari kalau ada lelaki asing yg tak kukenal memperkosaqu dan
menyemprotkan cairan spermanya di dalem kemaluanqu. Aqu pingsan entah untuk berapa lama.
Begitu aqu bangun aqu mendapati sudah nyaris pagi dan badanku yg tergolek tanpa mengenakan
sehelai benangpun ini merasakan dingin luar biasa. Kepalaqu sedikit pusing dan mencoba untuk
menyadarkan diri sendiri kalau aqu telah diperkosa oleh orang asing. Tangisku tak pelak lagi meledak
memenuhi ruangan ini. Tanganku meraba selangkanganku dan mendapati sedikit noda darah segar
disertai cairan putih kental yg sangat banyak yg aqu tahu itu adalah sperma dari pemerkosaqu tadi.
Entah sudah berapa kali dia memperkosaqu sampai cairan maninya keluar begitu banyak dari
kemaluanku ini. Sesaat kemudian terdengar suara sms masuk. Aqu buka sms itu dan aqu terkejut
ketika sms itu berasal dari pemerkosaqu yg berbunyi “Aqu sudah ambil foto kamu pas lagi bugil.
Awas kalau sampai lapor polisi. Aqu bakalan sebarin keseluruh orang.”
Seketika aqu lemas tak berdaya dan beberapa saat kemudian sms dari mas Herman muncul
menanyakan keadaanku. Aqu jawab kalau aqu baik-baik saja dan menyuruhnya cepat pulang.
Seandainya dia tahu kalau istri tercintanya telah habis dinikmati badannya oleh orang lain entah apa
reaksi suamiku itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar