Kisah Mesum hot, Seminar tentang management terkadang
merupakan refreshing dari kesibukan di kantor, apa lagi kalo pembicaranya menarik. Meskipun
sebenarnya aku tidak terlalu berminat, tapi karena tugas dari kantor maka mau tidak mau harus
berangkat juga.
Kisah Mesum
Session pertama tidaklah terlalu menarik, topiknya bagus tapi pembicaranya terlalu datar dalam
menyampaikan, begitu juga pembicara kedua tidak ada yang istimewa sampai acara makan siang.
Session ketiga adalah paling berat, dimana serangan kantuk datang, pembicaranya haruslah pintar
membawa suasana.
Begitu session ke-3, berjalanlah ke podium seorang perempuan cantik dgn anggunnya, menyihir
pesona peserta seminar. Dgn santai dan penuh percaya diri dia duduk di deretan pembicara dan
moderator, lalu sang moderator membacakan Curiculum Vitae dia, namanya Ardhiana Kusumawati.
Tersentak aku mendengarnya setelah semua CV dibaca. Kupandang lebih seksama, aku hampir yakin
bahwa dia adalah Diana, teman SMA dulu, perempuan pertama kepada siapa aku jatuh cinta dan
perempuan pertama pula yang membuatku patah hati karena cintaku yang tidak terbalas.
Selama session dia, aku tidak dapat mengkonsentrasikan pada materi seminar, kunikmati
penampilan Bu Ardhiana, nama resminya, sampai tidak terasa session dia sudah habis dan
dilanjutkan dgn coffea break.
Bu Ardhiana dikelilingi banyak peserta seminar untuk melanjutkan tanya jawab yang tidak
terakomodir di forum seminar. Dgn tangkasnya dia menjawab semua pertanyaan. Sampai pada
suatu kesempatan dimana dia sendirian saat mengambil kue, kusapa dia dgn nama akrabnya.
“Diana ya..?” sapaku agak ragu.
Langsung Bu Ardhiana membalikkan badannya, rambutnya yang terurai menebarkan harum
semerbak.
“Hai.., Hendra ya..?” sapa Diana terkejut.
“Kamu sekarang lain, tidak seperti waktu dulu masih SMA, jauh berubah..” lanjut Diana, ada binar
kebahagiaan di matanya.
“Kamu juga lain, congratulation good presentation, banyak kemajuan baik penampilan maupun
kedewasaan..” balasku.
“Gimana kabarmu dan dimana aja kamu selama ini..?” lanjutku.
“Aku di sekitaran sini aja setelah dari Australia, sekarang aku nginap di hotel ini, habis ini mampir ya,
aku udah kangen pingin tahu cerita lainnya..” jawab Diana kegirangan.
“Oke, abis acara ini bagaimana..?” usulku.
“Oke aku di kamar 806, langsung aja ke kamar setelah acara..” katanya sambil meninggalkanku
karena acara berikutnya segera dimulai.
Sisa session sudah tidak kuperhatikan lagi, bayangan Diana masih terbayang di mataku, sungguh
anggun dan dewasa penampilannya. Setelan jas dan baju kerjanya tidak dapat menutupi postur
badannya yang dari dulu kuimpikan, malah lebih seksi, dan penampilannya yang penuh percaya diri
menambah keanggunan dan inner beauty-nya.
Pukul 4.30 sore acara sudah selesai, bergegas aku menuju lantai 8 kamar 06 yang ternyata letaknya
di pojok. Agak ragu kupencet bell di pintu. Tidak lama kemudian muncullah Diana dari balik pintu,
dgn mengenakan pakaian santai t-shirt dan celana pendek sungguh jauh berbeda dgn penampilan
saat di podium. Sekarang kulihat Diana yang kukenal dulu, tidak jauh berbeda, dgn make-up tipis
nyaris tidak kelihatan, dia begitu cantik alami.
“Sorry agak lama ya, abis aku tadi ketiduran sih, masuk Hend, santai saja.., anggap rumah sendiri..,”
sapanya sambil mempersilakan aku masuk.
“Ah nggak apa..” jawabku.
“Baru bangun tidur saja cantiknya seperti itu,” pikirku.
“Nggak ada yang marah nih kalo kita berdua saja di kamar..?” kataku mulai memancing.
“Ah nggak ada, paling juga bini kamu..,” jawabnya.
Akhirnya kami mengobrol dan bernostalgia, kemudian aku tahu kalo dia tidak punya anak dan sudah
berpisah dgn suaminya sekitar tiga tahun yang lalu, karena mereka sama-sama mengejar karier, dan
suaminya punya affair dgn rekan sekantornya. Untuk menghibur diri dan pelarian, Diana
melanjutkan study managemant di Australia, dan sekarang inilah dia, seorang perempuan karier dan
consultant management yang sedang menanjak.
Aku permisi ke kamar mandi, tanpa sengaja melihat benda aneh di tumpukan handuk setelah
kuperhatikan, ternyata sebuah set vibrator dgn berbagai ukuran dan model, pikiranku mulai
menebak-nebak dan memaklumi perbuatannya, sebagai seorang perempuan normal kebutuhan sex
memang perlu, apalagi sudah beberapa tahun tanpa lelaki pendamping. Lagi asyik aku
memperhatikan vibrator itu, tiba-tiba pintu diketuk dari luar.
“Hend, mandi aja sekalian..” teriak Diana dari luar.
“Eh.., anu.. emm.. emang aku ingin mandi kok..!” jawabku gugup dan sekenanya.
Segera kubuka pakaianku sambil mengamati peralatan toiletrees miliknya, ternyata kutemukan juga
lubricant alias pelumas, mungkin pasangan vibrator pikirku lagi.
Setelah aku selesai mandi, gantian Diana mandi, ternyata dia sudah menyiapkan kimono untukku.
Tidak lama kemudian dia selesai mandi dan hanya berbalut handuk di badannya. Diana keluar kamar
mandi, takjub aku dibuatnya, badannya begitu mulus dan seksi.
“Hend, kamu tadi lihat ini ya..?” katanya penuh selidik sambil mempertunjukkan vibratornya.
“Eh.., anu.., nggak sengaja kok, maaf ya, sunguh aku nggak sengaja, jangan marah ya..,” kataku
membela diri takut dia marah karena privacy-nya terganggu.
“Nggak apa kok, kita sama-sama dewasa. Selama ini alat inilah yang memuaskan kebutuhanku.”
katanya tanpa ada nada sungkan, tapi kulihat kepedihan di matanya.
Kupegang tangannya dan kutarik Diana ke pelukanku, dia tidak melawan dan membalas pelukanku,
kepalanya disandarkan di bahuku, harum rambutnya membuat birahiku naik.
“Hend, temani aku malam ini, I’ll do everything for you, demi masa lalu kita, ya, please..!” bisiknya
meminta dan merajuk.
Tanpa menjawab, kucium keningnya, pipinya dan kulumat bibir manisnya, terasa begitu lembut dan
penuh getaran-getaran yang aku sendiri tidak tahu. Jantungku berdegub kencang, aliran darah
serasa mencapai ubun-ubun, dan dgn sedikit gemetar tanganku membelai rambutnya.
Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi, berhadapan dgn Diana, kepada siapa aku pertama kali fall in
love, membuatku menjadi begitu nervous. Aku hanya berani mencium pipi dan bibirnya saja, tidak
ada keberanian untuk lebih jauh, meskipun nafsu sudah meninggi. Ternyata Diana salah pengertian,
dia melepaskan pelukanku.Kisah Sex
“Hend, kalo kamu keberatan temani aku nggak apa kok, aku mengerti dan nggak marah,” katanya
sambil memandang mataku dgn tajam.
“Bukan itu Na, terus terang aku nervous berhadapan sama kamu, mengingat masa lalu cinta yang
nggak kesampaian,” jelasku.
Diana langsung menerjang ke pelukanku sampai kami berdua terjatuh ke ranjang. Kembali mulut
kami memadu kasih, permainan lidah yang sungguh indah karena bukan hanya sekedar nafsu, tapi
ada feeling yang tidak terlukiskan.
Sepertinya kami saling melepas rindu yang sudah jauh terpendam. Kugulingkan badan kami sampai
sekarang aku menindih badan Diana, ciumanku langsung mendarat di lehernya yang jenjang,
tanganku menarik handuk penutup badannya sampai terlepas, dan ternyata dia sudah tidak
memakai pakaian dalam lagi. Kulepas kimono dan celana dalamku, sambil menikmati keindahan
badan Diana yang sudah telanjang, ternyata jauh lebih indah dan lebih seksi dari imajinasiku.
Badannya yang putih mulus sangat menggoda, payudaranya yang tidak tampak menonjol di balik
jas dan blasernya tadi siang ternyata cukup montok dan kencang, paling tidak 34C. Perutnya rata
seperti halnya seorang peragawati, dan yang paling seksi adalah bulu rambut bawahnya dirapihkan
sampai membentuk V, pemandangan yang tiada duanya.
Aku kembali naik ke atas badannya, kucium dan kujilati lehernya, terus turun sampai ke belahan
payudaranya, kunaiki bukit itu sampai putingnya yang masih kemerahan. Jilatanku menggoda dan
mengundang kegelian pada Diana, dibelainya rambutku.
“Ssshh.. sshh.., trus sayang..! Yaa.. he.. emm..!” desahnya.
Jilataan dan sedotanku berpindah dari puncak satu ke lainnya, sambil tanganku mengusap bibir
kemaluannya yang ternyata sudah basah.
Diana menggelinjang, entah sudah berapa lama tidak dicumbu oleh laki-laki, cengkeraman di
rambutku makin kencang dan desahannya semakin keras. Lidahku sudah menjelajah ke daerah
perut, berlanjut sampai paha. Kupermainkan jilatan di lututnya, membuat dia menggeliat-geliat,
kemudian betis, terakhir kukulum jari-jari kakinya kiri dan kanan.
“Hend, kamu sungguh romantis..,” katanya sambil melihatku menjilati jari kakinya.
Giliran selanjutnya adalah selangkangan, aromanya sungguh merangsang, kujilati dari bibir luar
sampai masuk ke dalam.
“Aaagghh.., sshh.. hhmm.. yess..!” desah Diana ketika kujilat sambil kumasukkan jari tanganku ke
kemaluan dan mengocoknya.Kisah Sex
Kumainkan lidahku menjelajahi bibir dan luar kemaluan, jilatan terus turun sampai ke lubang dubur
dan kembali lagi ke bibir kemaluan. Tidak tahan diperlakukan seperti itu lebih lama, Diana
memintaku untuk telentang, kemudian dia bersimpuh di antara kakiku.
“Ini adalah kemaluan kedua yang kupegang setelah suamiku, jauh lebih besar dari punya dia, dan aku tak
pernah malakukan ini.” kata Diana langsung menjilati ujung kejantananku.
Sambil mengocok, dimasukkan kepala kejantananku ke mulutnya, tanpa kesulitan yang berarti dia
mengulum lebih dari setengah batang 17 cm kemaluanku (mungkin biasa dgn dildo), lalu dikocoknya
keluar masuk dgn mulut mungilnya. Takut keterusan, kutarik badannya sampai dia telentang,
kemudian kembali kutindih badan sexy-nya.
Kali ini kami sama-sama telanjang, bagitu hangat. Kami berciuman lagi, sementara tangan Diana
menuntun kejantananku ke kemaluannya, disapukan ke seluruh permukaan bibir kemaluan dan dgn
sekali dorong amblaslah kejantananku ke kemaluan yang pertama kali kuimpikan, masuk semua.
“Aaahh.. sshh.. yaa.. oeh.., yaa..!” desahnya.
Kubiarkan sesaat, kami berdua sama-sama tidak bergerak, saling menikmati saat-saat indah yang
sudah lama kudambakan. Kupandangi wajahnya dgn penuh kasih, sorotan matanya memancarkan
kerinduan yang dalam.
“Hend, I miss you soo much..!” katanya sambil mencium bibirku.
Perlahan kutarik keluar, tapi Diana menahannya, memintaku untuk tetap diam.
“Biarkan aku menikmati saat indah ini..,” katanya lagi, sampai terasa denyutan ringan dari dalam
kemaluannya, kuanggap sebagai tanda.
Maka pelan-pelan kutarik keluar, kemudian pelan-pelan pula kudorong masuk lagi.
“Ooouugghh.. yess.., Hend.. fuck mee..!” desahnya.
Pinggulku makin cepat turun naik, kocokanku bertambah cepat dan keras aku menyodoknya.
“Fuck mee..! Pleaassee.., harder.. harder.., yess.. begitu.., teruss..!” Diana mulai mengerang.
Berulang kali dia mencium dan mengigit ringan bibirku karena gemas, tangannya mencengkeram
tanganku, sementara satunya meremas ujung bantal. Kaki Diana menjepit pinggangku sesampai
pinggulnya sedikit terangkat, lebih memudahkan aku untuk mendorong lebih dalam dan lebih cepat.
Erangan dan desahan Diana makin keras, sepertinya dia meluapkan rasa dahaganya, pinggulnya ikut
bergoyang mengimbangi goyanganku.
Tiba-tiba Diana terdiam, remasan di tanganku makin kencang.
“Sayang, aa.. kuke.. ke.., lu.. aarrgghh.., yaa.. yess..! Oh my god.., yess.., Heenn..!” teriak Diana ketika
kurasakan denyutan berkepanjangan seirama dgn teriakan Diana, kemudian badannya melemas.
Kuhentikan gerakanku untuk memberi dia waktu, tapi sepertinya Diana tidak mau berhenti,
pinggulnya kembali bergoyang.
“Ayo sayang, keluarkan di dalam, aku sudah lama tidak merasakan semprotan air mani di
kemaluanku..,” pinta Diana mempercepat goyangannya.
Kunaikkan kembali tempo goyanganku dan makin keras, apalagi setelah Diana menaikkan kakinya ke
pundakku, kejantananku serasa menyentuh dinding rahimnya. Desahan demi desahan keluar dari
mulut Diana, goyangan dan gelinjangan badan Diana membuatku tidak dapat bertahan lebih lama,
ditambah perasaan kangen yang mendalam sesampai pertahananku runtuh, maka menyemburlah
air maniku di kemaluannya.
“Ooouuhh.., yess.. oohh my god yess, ya Sayang.., terus.., yess.. oh.., I like it.., yess.. oohh..,”
desahnya ketika semburanku menghantam dinding kemaluannya.
Denyut demi denyut mengalir di liang kemaluannya, ternyata teriakannya lebih histeris dibandingkan
kalo dia sendiri yang orgasme. Dapat dimaklumi, karena vibrator maupun dildo tidak dapat
memberikan sensasi denyutan yang seperti itu, dan hal itu mengisi dahaga Diana. Kami berciuman
lagi, sampai kejantananku melemas dgn sendirinya.
“Thank you Hend.., kamu telah mengisi kedahagaanku, I love you..,” katanya sambil kembali
menciumku dan kami telentang sambil berpelukan, kepalanya direbahkan di dadaku.
Sesaat kami terdiam mengenang peristiwa indah yang baru terjadi, impian yang menjadi kenyataan
setelah lebih dari sepuluh tahun terpendam.
Rabu, 30 November 2016
SISI LAINKU
Diantara empat sekawan geng-ku mungkin yg belom banyak diketahui
pembaca adalah Natasya, aku memang belom sempat menuliskan
pengalaman-pengalaman kita bersamanya. Natasya ini orangnya
paling kalem diantara kita, juga paling pintar dalam pelajaran. Dibanding kita bertiga yg masih sendiri
atau sering gonta-ganti pacar, perjalanan cintanya adalah yg paling mulus, lelakinya seorang liberal
sesampai sesampai membiarkannya bebas bertualang dgn lelaki lain, asalkan hatinya tetap untuknya,
begitu kata lelakinya yg juga pernah terlibat ML dgnku itu.
serta bermata bening dan berbibir indah, membuat setiap lelaki terkesima oleh pesonanya. Karena
lebih banyak menghabiskan waktu dgn pacarnya, kebersamaannya dgnku lebih sedikit dibanding
dua temanku lainnya.
Hari itu kita rencananya akan clubbing, sebelomnya aku harus menjemput Natasya dulu di rumahnya
baru ke rumah Vernike yg tidak terlalu jauh dari sana, barulah berangkat bareng dgn mobilnya
Vernike. Aku sampai ke rumah Natasya terlalu pagi agaknya, baru jam setengah delapan malam.
Setiba di sana aku disambut mamanya yg mengatakan kalau Natasya sedang mandi, beliau
mempersilakanku langsung saja ke kamarnya di lantai tiga.
“Hai, Cit, masuk aja dulu, gua belom beres nih!” ajaknya saat membuka pintu.
Jelas sekali dia baru mandi karena rambutnya basah dan cuma memakai handuk hijau yg melilit di
badannya.
“Walah, lu baru mandi lu malam gini!” kataku.
“Hehehe.. Tadi ketiduran lama abis nonton film, ya sekalian isi tenaga buat nanti lah!” jawabnya.
Dia duduk di ranjang dan mengoleskan body lotion pada pahanya, dipersilahkannya aku duduk di
sebelahnya. Kuperhatikan badan montoknya yg cuma terbalut handuk dgn kulit putih mulus, kaki
kanannya yg sedang diolesi lotion ditekuk sesampai memancarkan keindahannya.
“Ikutan Amway (salah satu usaha MLM) lu Na? Bukannya biasa lu pake Bodyshop?” tanyaku merujuk
pada body lotion itu.
“Nggak, itu saudara gua nawar-nawarin terus sih, jadi aja gua beli deh, lumayan mahal loh!”
“Bagus nggak tapi?”
“Ya gitulah, kata gua sih nggak beda jauh, cuma bantuin saudara gua nambah poin aja sih,”
jawabnya, “Nih.. Coba aja sama lu sini!” seraya menawarkannya padaku
Aku menjulurkan telapak tangan menerima sedikit cairan itu, lantas kuoleskan pada lengan dan
betisku yg terbuka karena saat itu memakai celana jeans ketat sepanjang lutut.
“Cit, bisa tolong gosokin ke punggung sekalian nggak?” pintanya sambil melepas handuk yg
membelit badannya sesampai terlihatlah badan telanjang dibaliknya.
Natasya merebahkan badannya tengkurap dan menaruh kepalanya pada kedua lengannya yg dilipat.
Mulailah aku menggosok punggungnya, perlahan sambil memijat. Dia senyum-senyum kecil sambil
dan memuji pijatanku yg katanya enak dan lembut.
“Eemmhh.. Enak Cit, kaya di salon aja, lu emang bakat mijat deh!”
“Enak aja.. Gua disamain tukang pijat, iihh!” kataku sambil menepuk pelan pantat montoknya.
“Aw.. Genit ah lu, tepuk-tepuk pantat segala” sambil tertawa cekikikan.
Mumpung tanganku sudah mendarat di pantatnya dan cairan itu masih tersisa sedikit ditanganku,
akupun sekalian memijati pantatnya.
“Disini sekalian dioles juga yah, tanggung nih dikit lagi, sayg kan mahal-mahal mubazir” saranku yg lalu diiyakannya.
Ketika mengurut bongkahan pantatnya terdengar olehku dia mendesis pelan dan badannya sedikit
bergetar. Melihat reaksinya, iseng-iseng aku menyusupkan tanganku ke paha dalam lalu merambat
perlahan ke pangkalnya.
“Oohh.. Cit!!” desisnya makin jelas begitu daerah sensitif itu kusentuh.
Entah secara disadari atau tidak, dia merenggangkan kedua pahanya seolah minta lebih. Karena dia
menikmati yg kulakukan, akupun mulai horny dan terdorong meneruskan lebih jauh lagi.
Pinggiran kemaluannya kuusapi dan sedikit demi sedikit jari tengah dan telunjukku mulai masuk ke
lubang kemaluannya. Jempolku kususupi ke duburnya diiringi desahannya, oohh..! Baik aku maupun
dia makin terangsang saja dgn suasana seperti ini.gelorabirahi.com Tanganku yg sudah basah oleh
body lotion jadi tambah basah bercampur dgn air kewanitaan Natasya. Sekitar sepuluh menit jari-
jariku bermain pada dubur dan kemaluannya sampai akhirnya dia menggelinjang dan mendesah
mencapai klimaksnya. Dua menit kemudian dia bangkit duduk di ranjang dan menatapku dgn
senyum manis.
“Ok, sekarang giliran lu Cit” katanya. Akupun mulai melepas tank-top dan BH-ku sesampai aku
topless sekarang.
“Wah, tambah seksi aja lu Cit” sahutnya sambil memencet buah dadaku.
“Sama lu juga, pantesan si Jeje betah sama lu” jawabku sambil balas mencubit putingnya.
Kita saling meraba buah dada, pelan-pelan paras kita semakin dekat, hidungku bertemu hidungnya.
Hembusan nafas Natasya yg sudah memburu terasa di parasku. Kulingkarkan tanganku pada
lehernya dan bibir kita mulai saling mendekat sampai bertemu.
Aku mengeluarkan lidah menjilati bibirnya, dia juga ikut mengeluarkan lidahnya membalas
perbuatanku. Lidah kita menari-nari dalam mulut pasangan masing-masing. Tangannya yg lembut
membelai punggungku menimbulkan sensasi geli yg nikmat. Demikian pula halnya tanganku turut
mengelus punggungnya, sementara tangan kananku meremas buah dadanya sambil memilin-milin
putingnya, puting itu makin mengeras karena terus kumain-mainkan. Tanpa melepas ciuman,
kudorong badanku de depan sesampai menindihnya. Ciuman kita semakin hot seiring dgn gairah yg
makin membara dalam diri kita. Suara-suara kecupan bercampur dgn erangan tertahan dan nafas
kita yg makin menderu.
Tiba-tiba Natasya mendorong badanku dan berguling ke samping, kini posisi kita bertukar menjadi
dia yg menindihku. Tangannya dgn sigap membuka sabukku dan memerosotkan celanaku berserta
celana dalam dibaliknya. Aku turut menggerakkan kakiku membantu celana itu lepas dari badanku.
Natasya melemparkan celana dan celana dalamku ke kursi rias yg tak jauh dari sini. Kembali dia
menindihku sampai buah dada kita saling menghimpit. Setengah menit kita berpelukan erat dgn
mata saling tatap, kemudian kurasakan suatu gesekan pada bibir kemaluanku yg membuatku
mendesah secara refleks.
Ternyata Natasya mengelus kemaluanku dgn pahanya. Aku membuka pahaku lebih lebar agar
klitorisku juga merasakan belaian lembut itu. Gesekan itu membuatku menggelinjang, belom lagi
sekarang Natasya sudah mulai menciumi telingaku. Hembusan nafas ditambah permainan lidahnya
pada lubang dan daun telingaku menghanyutkanku lebih dalam.
“Eemmhh.. Natasya.. Mm!” desahku dgn mata terpejam.
“Servis gua ok kan” katanya berbisik di telingaku.
Ciumannya merambat turun ke leherku, ssrr.. Lidahnya menyapu telak leher jenjangku disusul
gigitan pelan dan cupangan yg dilakukannya dgn lembut dan mesra. Tangan kirinya menangkap buah
dadaku dan meremasnya lembut, jari-jarinya yg lentik menyentil-nyentil putingku sampai
membuatnya makin tegang. Dari leher mulutnya turun lagi ke dadaku, lidahnya menjilati putingku yg
kanan sementara tangan kirinya tetap memijat buah dada kiriku.
“Terus Na.. Give me more!” kataku sambil menekan kepalanya karena tidak puas hanya dgn dijilati
saja.
Badanku bergetar hebat merasakan buah dadaku dikenyot dan diremas olehnya.
Tangan kanannya kini bercokol di kemaluanku menggantikan pahanya, jarinya membelai lembut
diantara kerimbunan bulu-bulu kemaluanku. Dua jari lainnya masuk ke dalam dan mengelus-elus
dinding kemaluanku sekaligus mencari klitorisku. Ketika menemukan titik rangsangan itu, semakin
gencarlah dia memainkan benda itu sesampai badanku makin tak terkendali dgn mendesah dan
menggeliat-geliat. Butir-butir keringat seperti embun sudah membasahi dahiku dan parasku makin
merah menandakan betapa terangsangnya aku. Kugerakkan tanganku ke bawah meraih buah
dadanya dan meremasinya sebagai respon perbuatannya.
Jilatan Natasya turun lagi ke pusar yg dia jilati sebentar membuatku tertawa kecil karena geli,
kemudian turun lagi mencapai kemaluanku. Diperhatikannya sejenak kemaluanku sambil mengelus
bulunya yg lebat. Kedua jarinya membuka bibir kemaluanku sesampai udara dingin dari AC
menerpanya. Darahku makin bergolak ketika dia mulai membenamkan parasnya ke daerah itu.
Aahh.. Desisku begitu lidahnya menyentuh bibir kemaluanku.
“Na.. Eenngghh.. Di situ.. Terus!” aku menggeliat merasakan lidah Natasya bergerak liar seperti ular
merangsang setiap titik peka pada kemaluanku. Sebagai seorang wanita, dia tahu betul bagaimana
memanjakan badan wanita secara seksual.
Aku sungguh menikmati permainan oralnya. Kedua pahaku merapat mengapit kepalanya menahan
rasa geli. Otomatis pinggulku ikut bergoyg akibat rangsangan itu, Natasya memegangi pinggulku
untuk menahan guncangan agar tak terlalu keras. Birahiku pun makin memuncak yg berakibat
badanku menggelinjang hebat. Akhirnya sebuah erangan panjang menandai klimaksku, badanku
mengejang dgn tangan kiri meremas buah dadaku sendiri dan tangan kananku menekan kepalanya
lebih terbenam lagi di selangkanganku. Aku merasakan kemaluanku dihisap-hisap kuat olehnya,
melahap setiap tetes cairan yg terus mengalir dari sana.
“Oohh.. Natasya.. Bitch.. Aahh.. Akh!” erangku dgn mata merem-melek sambil meremas rambutnya.
Lalu Natasya pun mengangkat parasnya dan kembali naik ke badanku, pada mulutnya yg belepotan
cairan kewanitaanku itu tersungging sebuah senyum.
“Love it?” tanyanya dekat parasku.
Aku cuma mengangguk dgn nafas masih kacau. Diciumnya bibirku dan kubalas dgn tak kalah
bernafsu. Aroma kemaluanku masih terasa tajam pada mulutnya, kita ber-French kiss sambil
menikmati sisa-sisa cairan kemaluanku.
Setelah tenagaku terkumpul aku mencoba membalikkan badannya sampai dia telentang di
sebelahku. Kubelai rambut dan parasnya sambil mendekatkan parasku padanya. Putingnya yg
terjepit diantara jariku kupencet dan kuplintir menyebabkan dia mendesah, saat itulah aku
mencium bibirnya yg terbuka. Lidahnya kukulum dalam mulutku sambil menggeraygi buah dadanya.
Natasya menggeliat-geliat saat lehernya merasakan jilatan dan cupanganku, di saat yg sama
tanganku sibuk memilin-milin kedua putingnya yg sudah keras. Dalam keadaan birahi tinggi seperti
itu secara tidak sengaja, tangannya yg tadinya cuma mengelus punggung, tiba-tiba mencakarku.
“Aduh-duh.. Hati-hati dong Na, sakit tau, udah tau kuku panjang gitu!” protesku.
“Eehh.. Sory Ci, sory banget, habis lagi tegangan tinggi sih, cuma lecet dikit kan nggak akan
berbekas!”
“Awas ya, gua bales nih!” puting kanannya kugigit agak keras sambil meremas buah dadanya.
“Aakkhh.. Ci.. Pelan-pelan!” erangnya dgn badan mengejang.
Erangannya justru membuatku makin bergairah mengenyot kedua buah dadanya secara bergantian.
Selanjutnya aku mulai melakukan mandi kucing terhadapnya. Leher dan pundaknya kusapu dgn
lidah, kedua tangannya kurentangkan ke atas sesampai aku bisa menjilati ketiaknya yg bebas bulu.
“Oohh.. Ampun Ci.. Geli..!” desahnya bercampur tawa kegelian, badannya pun terhentak-hentak.
Aku terus menjilati ke bagian dada, perut, sampai sampai pada kemaluannya. Bulu-bulunya agak
jarang, tidak selebat milikku, serta bentuknya dicukur rapih. Tanpa buang waktu lagi aku langsung
menjilati belahannya dan menggesek-gesek klitorisnya dgn jariku, perbuatanku ini spontan
membuatnya menggelinjang hebat.gelorabirahi
“Aahh.. Gila.. Uuhh.. Uhh.. Disitu enak Ci!” demikian desah Natasya.
Lidahku menyusup lebih dalam menjilati dinding kemaluan dan klitorisnya, semakin kujilat semakin
basah daerah itu. Klitorisnya kutangkap dgn mulut dan kuhisap sesampai pemiliknya makin
berkelejotan tak karuan.
“Cit.. Citra, udah.. Gua keluar!” erangnya lebih panjang seiring dgn mengejangnya badannya.
Cairan yg keluar dari kemaluannya semakin banyak serta merta kujilati dgn nikmat.
Natasya kembali melemas sementara aku masih saja menjilati badannya sampai 2-3 menit ke depan.
Akhirnya kitapun tergolek bersebelahan, beristirahat sejenak dgn obrolan dan canda ringan. Tiba-
tiba HP Natasya berbunyi.
“Iya-iya, ntar lagi kita berangkat kok.. Udah Citra dah datang dari tadi, tunggu ya!” kata Natasya menjawab HP-nya.
“Vernike tuh, udah ngomel-ngomel, yuk siap-siap!” katanya lagi setelah menutup HP.
Kitapun bangun menuju kamar mandi untuk membersihkan badan dgn handuk basah. Natasya
berdandan dgn terburu-buru sampai hampir lupa meresleting bajunya.
“Ya ampun Na, dari tadi pintu nggak dikunci yah, gimana kalo ada yg kesini?” seruku ketika mau
membuka pintu.
“Ups, lupa.. Heheh.. Rasanya sih nggak, cuma ada nyokap di bawah, untung si Vina (adiknya) lagi keluar, yuk let’s go!” dia menarik lenganku dan melangkah ke bawah dgn cepat.
Setelah pamitan pada mamanya, kitapun berangkat untuk menikmati hiburan malam.
paling kalem diantara kita, juga paling pintar dalam pelajaran. Dibanding kita bertiga yg masih sendiri
atau sering gonta-ganti pacar, perjalanan cintanya adalah yg paling mulus, lelakinya seorang liberal
sesampai sesampai membiarkannya bebas bertualang dgn lelaki lain, asalkan hatinya tetap untuknya,
begitu kata lelakinya yg juga pernah terlibat ML dgnku itu.
Kisah Mesum
Dia mempunyai badan langsing dgn buah dada sedang, berambut hitam sebahu. Parasnya bersihserta bermata bening dan berbibir indah, membuat setiap lelaki terkesima oleh pesonanya. Karena
lebih banyak menghabiskan waktu dgn pacarnya, kebersamaannya dgnku lebih sedikit dibanding
dua temanku lainnya.
Hari itu kita rencananya akan clubbing, sebelomnya aku harus menjemput Natasya dulu di rumahnya
baru ke rumah Vernike yg tidak terlalu jauh dari sana, barulah berangkat bareng dgn mobilnya
Vernike. Aku sampai ke rumah Natasya terlalu pagi agaknya, baru jam setengah delapan malam.
Setiba di sana aku disambut mamanya yg mengatakan kalau Natasya sedang mandi, beliau
mempersilakanku langsung saja ke kamarnya di lantai tiga.
“Hai, Cit, masuk aja dulu, gua belom beres nih!” ajaknya saat membuka pintu.
Jelas sekali dia baru mandi karena rambutnya basah dan cuma memakai handuk hijau yg melilit di
badannya.
“Walah, lu baru mandi lu malam gini!” kataku.
“Hehehe.. Tadi ketiduran lama abis nonton film, ya sekalian isi tenaga buat nanti lah!” jawabnya.
Dia duduk di ranjang dan mengoleskan body lotion pada pahanya, dipersilahkannya aku duduk di
sebelahnya. Kuperhatikan badan montoknya yg cuma terbalut handuk dgn kulit putih mulus, kaki
kanannya yg sedang diolesi lotion ditekuk sesampai memancarkan keindahannya.
“Ikutan Amway (salah satu usaha MLM) lu Na? Bukannya biasa lu pake Bodyshop?” tanyaku merujuk
pada body lotion itu.
“Nggak, itu saudara gua nawar-nawarin terus sih, jadi aja gua beli deh, lumayan mahal loh!”
“Bagus nggak tapi?”
“Ya gitulah, kata gua sih nggak beda jauh, cuma bantuin saudara gua nambah poin aja sih,”
jawabnya, “Nih.. Coba aja sama lu sini!” seraya menawarkannya padaku
Aku menjulurkan telapak tangan menerima sedikit cairan itu, lantas kuoleskan pada lengan dan
betisku yg terbuka karena saat itu memakai celana jeans ketat sepanjang lutut.
“Cit, bisa tolong gosokin ke punggung sekalian nggak?” pintanya sambil melepas handuk yg
membelit badannya sesampai terlihatlah badan telanjang dibaliknya.
Natasya merebahkan badannya tengkurap dan menaruh kepalanya pada kedua lengannya yg dilipat.
Mulailah aku menggosok punggungnya, perlahan sambil memijat. Dia senyum-senyum kecil sambil
dan memuji pijatanku yg katanya enak dan lembut.
“Eemmhh.. Enak Cit, kaya di salon aja, lu emang bakat mijat deh!”
“Enak aja.. Gua disamain tukang pijat, iihh!” kataku sambil menepuk pelan pantat montoknya.
“Aw.. Genit ah lu, tepuk-tepuk pantat segala” sambil tertawa cekikikan.
Mumpung tanganku sudah mendarat di pantatnya dan cairan itu masih tersisa sedikit ditanganku,
akupun sekalian memijati pantatnya.
“Disini sekalian dioles juga yah, tanggung nih dikit lagi, sayg kan mahal-mahal mubazir” saranku yg lalu diiyakannya.
Ketika mengurut bongkahan pantatnya terdengar olehku dia mendesis pelan dan badannya sedikit
bergetar. Melihat reaksinya, iseng-iseng aku menyusupkan tanganku ke paha dalam lalu merambat
perlahan ke pangkalnya.
“Oohh.. Cit!!” desisnya makin jelas begitu daerah sensitif itu kusentuh.
Entah secara disadari atau tidak, dia merenggangkan kedua pahanya seolah minta lebih. Karena dia
menikmati yg kulakukan, akupun mulai horny dan terdorong meneruskan lebih jauh lagi.
Pinggiran kemaluannya kuusapi dan sedikit demi sedikit jari tengah dan telunjukku mulai masuk ke
lubang kemaluannya. Jempolku kususupi ke duburnya diiringi desahannya, oohh..! Baik aku maupun
dia makin terangsang saja dgn suasana seperti ini.gelorabirahi.com Tanganku yg sudah basah oleh
body lotion jadi tambah basah bercampur dgn air kewanitaan Natasya. Sekitar sepuluh menit jari-
jariku bermain pada dubur dan kemaluannya sampai akhirnya dia menggelinjang dan mendesah
mencapai klimaksnya. Dua menit kemudian dia bangkit duduk di ranjang dan menatapku dgn
senyum manis.
“Ok, sekarang giliran lu Cit” katanya. Akupun mulai melepas tank-top dan BH-ku sesampai aku
topless sekarang.
“Wah, tambah seksi aja lu Cit” sahutnya sambil memencet buah dadaku.
“Sama lu juga, pantesan si Jeje betah sama lu” jawabku sambil balas mencubit putingnya.
Kita saling meraba buah dada, pelan-pelan paras kita semakin dekat, hidungku bertemu hidungnya.
Hembusan nafas Natasya yg sudah memburu terasa di parasku. Kulingkarkan tanganku pada
lehernya dan bibir kita mulai saling mendekat sampai bertemu.
Aku mengeluarkan lidah menjilati bibirnya, dia juga ikut mengeluarkan lidahnya membalas
perbuatanku. Lidah kita menari-nari dalam mulut pasangan masing-masing. Tangannya yg lembut
membelai punggungku menimbulkan sensasi geli yg nikmat. Demikian pula halnya tanganku turut
mengelus punggungnya, sementara tangan kananku meremas buah dadanya sambil memilin-milin
putingnya, puting itu makin mengeras karena terus kumain-mainkan. Tanpa melepas ciuman,
kudorong badanku de depan sesampai menindihnya. Ciuman kita semakin hot seiring dgn gairah yg
makin membara dalam diri kita. Suara-suara kecupan bercampur dgn erangan tertahan dan nafas
kita yg makin menderu.
Tiba-tiba Natasya mendorong badanku dan berguling ke samping, kini posisi kita bertukar menjadi
dia yg menindihku. Tangannya dgn sigap membuka sabukku dan memerosotkan celanaku berserta
celana dalam dibaliknya. Aku turut menggerakkan kakiku membantu celana itu lepas dari badanku.
Natasya melemparkan celana dan celana dalamku ke kursi rias yg tak jauh dari sini. Kembali dia
menindihku sampai buah dada kita saling menghimpit. Setengah menit kita berpelukan erat dgn
mata saling tatap, kemudian kurasakan suatu gesekan pada bibir kemaluanku yg membuatku
mendesah secara refleks.
Ternyata Natasya mengelus kemaluanku dgn pahanya. Aku membuka pahaku lebih lebar agar
klitorisku juga merasakan belaian lembut itu. Gesekan itu membuatku menggelinjang, belom lagi
sekarang Natasya sudah mulai menciumi telingaku. Hembusan nafas ditambah permainan lidahnya
pada lubang dan daun telingaku menghanyutkanku lebih dalam.
“Eemmhh.. Natasya.. Mm!” desahku dgn mata terpejam.
“Servis gua ok kan” katanya berbisik di telingaku.
Ciumannya merambat turun ke leherku, ssrr.. Lidahnya menyapu telak leher jenjangku disusul
gigitan pelan dan cupangan yg dilakukannya dgn lembut dan mesra. Tangan kirinya menangkap buah
dadaku dan meremasnya lembut, jari-jarinya yg lentik menyentil-nyentil putingku sampai
membuatnya makin tegang. Dari leher mulutnya turun lagi ke dadaku, lidahnya menjilati putingku yg
kanan sementara tangan kirinya tetap memijat buah dada kiriku.
“Terus Na.. Give me more!” kataku sambil menekan kepalanya karena tidak puas hanya dgn dijilati
saja.
Badanku bergetar hebat merasakan buah dadaku dikenyot dan diremas olehnya.
Tangan kanannya kini bercokol di kemaluanku menggantikan pahanya, jarinya membelai lembut
diantara kerimbunan bulu-bulu kemaluanku. Dua jari lainnya masuk ke dalam dan mengelus-elus
dinding kemaluanku sekaligus mencari klitorisku. Ketika menemukan titik rangsangan itu, semakin
gencarlah dia memainkan benda itu sesampai badanku makin tak terkendali dgn mendesah dan
menggeliat-geliat. Butir-butir keringat seperti embun sudah membasahi dahiku dan parasku makin
merah menandakan betapa terangsangnya aku. Kugerakkan tanganku ke bawah meraih buah
dadanya dan meremasinya sebagai respon perbuatannya.
Jilatan Natasya turun lagi ke pusar yg dia jilati sebentar membuatku tertawa kecil karena geli,
kemudian turun lagi mencapai kemaluanku. Diperhatikannya sejenak kemaluanku sambil mengelus
bulunya yg lebat. Kedua jarinya membuka bibir kemaluanku sesampai udara dingin dari AC
menerpanya. Darahku makin bergolak ketika dia mulai membenamkan parasnya ke daerah itu.
Aahh.. Desisku begitu lidahnya menyentuh bibir kemaluanku.
“Na.. Eenngghh.. Di situ.. Terus!” aku menggeliat merasakan lidah Natasya bergerak liar seperti ular
merangsang setiap titik peka pada kemaluanku. Sebagai seorang wanita, dia tahu betul bagaimana
memanjakan badan wanita secara seksual.
Aku sungguh menikmati permainan oralnya. Kedua pahaku merapat mengapit kepalanya menahan
rasa geli. Otomatis pinggulku ikut bergoyg akibat rangsangan itu, Natasya memegangi pinggulku
untuk menahan guncangan agar tak terlalu keras. Birahiku pun makin memuncak yg berakibat
badanku menggelinjang hebat. Akhirnya sebuah erangan panjang menandai klimaksku, badanku
mengejang dgn tangan kiri meremas buah dadaku sendiri dan tangan kananku menekan kepalanya
lebih terbenam lagi di selangkanganku. Aku merasakan kemaluanku dihisap-hisap kuat olehnya,
melahap setiap tetes cairan yg terus mengalir dari sana.
“Oohh.. Natasya.. Bitch.. Aahh.. Akh!” erangku dgn mata merem-melek sambil meremas rambutnya.
Lalu Natasya pun mengangkat parasnya dan kembali naik ke badanku, pada mulutnya yg belepotan
cairan kewanitaanku itu tersungging sebuah senyum.
“Love it?” tanyanya dekat parasku.
Aku cuma mengangguk dgn nafas masih kacau. Diciumnya bibirku dan kubalas dgn tak kalah
bernafsu. Aroma kemaluanku masih terasa tajam pada mulutnya, kita ber-French kiss sambil
menikmati sisa-sisa cairan kemaluanku.
Setelah tenagaku terkumpul aku mencoba membalikkan badannya sampai dia telentang di
sebelahku. Kubelai rambut dan parasnya sambil mendekatkan parasku padanya. Putingnya yg
terjepit diantara jariku kupencet dan kuplintir menyebabkan dia mendesah, saat itulah aku
mencium bibirnya yg terbuka. Lidahnya kukulum dalam mulutku sambil menggeraygi buah dadanya.
Natasya menggeliat-geliat saat lehernya merasakan jilatan dan cupanganku, di saat yg sama
tanganku sibuk memilin-milin kedua putingnya yg sudah keras. Dalam keadaan birahi tinggi seperti
itu secara tidak sengaja, tangannya yg tadinya cuma mengelus punggung, tiba-tiba mencakarku.
“Aduh-duh.. Hati-hati dong Na, sakit tau, udah tau kuku panjang gitu!” protesku.
“Eehh.. Sory Ci, sory banget, habis lagi tegangan tinggi sih, cuma lecet dikit kan nggak akan
berbekas!”
“Awas ya, gua bales nih!” puting kanannya kugigit agak keras sambil meremas buah dadanya.
“Aakkhh.. Ci.. Pelan-pelan!” erangnya dgn badan mengejang.
Erangannya justru membuatku makin bergairah mengenyot kedua buah dadanya secara bergantian.
Selanjutnya aku mulai melakukan mandi kucing terhadapnya. Leher dan pundaknya kusapu dgn
lidah, kedua tangannya kurentangkan ke atas sesampai aku bisa menjilati ketiaknya yg bebas bulu.
“Oohh.. Ampun Ci.. Geli..!” desahnya bercampur tawa kegelian, badannya pun terhentak-hentak.
Aku terus menjilati ke bagian dada, perut, sampai sampai pada kemaluannya. Bulu-bulunya agak
jarang, tidak selebat milikku, serta bentuknya dicukur rapih. Tanpa buang waktu lagi aku langsung
menjilati belahannya dan menggesek-gesek klitorisnya dgn jariku, perbuatanku ini spontan
membuatnya menggelinjang hebat.gelorabirahi
“Aahh.. Gila.. Uuhh.. Uhh.. Disitu enak Ci!” demikian desah Natasya.
Lidahku menyusup lebih dalam menjilati dinding kemaluan dan klitorisnya, semakin kujilat semakin
basah daerah itu. Klitorisnya kutangkap dgn mulut dan kuhisap sesampai pemiliknya makin
berkelejotan tak karuan.
“Cit.. Citra, udah.. Gua keluar!” erangnya lebih panjang seiring dgn mengejangnya badannya.
Cairan yg keluar dari kemaluannya semakin banyak serta merta kujilati dgn nikmat.
Natasya kembali melemas sementara aku masih saja menjilati badannya sampai 2-3 menit ke depan.
Akhirnya kitapun tergolek bersebelahan, beristirahat sejenak dgn obrolan dan canda ringan. Tiba-
tiba HP Natasya berbunyi.
“Iya-iya, ntar lagi kita berangkat kok.. Udah Citra dah datang dari tadi, tunggu ya!” kata Natasya menjawab HP-nya.
“Vernike tuh, udah ngomel-ngomel, yuk siap-siap!” katanya lagi setelah menutup HP.
Kitapun bangun menuju kamar mandi untuk membersihkan badan dgn handuk basah. Natasya
berdandan dgn terburu-buru sampai hampir lupa meresleting bajunya.
“Ya ampun Na, dari tadi pintu nggak dikunci yah, gimana kalo ada yg kesini?” seruku ketika mau
membuka pintu.
“Ups, lupa.. Heheh.. Rasanya sih nggak, cuma ada nyokap di bawah, untung si Vina (adiknya) lagi keluar, yuk let’s go!” dia menarik lenganku dan melangkah ke bawah dgn cepat.
Setelah pamitan pada mamanya, kitapun berangkat untuk menikmati hiburan malam.
VAGINA ABG BERSERAGAM
Panggil saja aqu Reynaldo, ABG ganteng dan bahkan sebagian kawan-kawanku mengatakan kalo aqu
pantas jadi artis. Gimana tidak, aqu tinggi, parasku ganteng, badanku juga atletis, sampai banyak
perempuan-perempuan disekolahku naksir sama aqu, tetapi aqu hanya menanggapinya biasa saja
karena aqu belum ada cocok. Sampai akhirnya orang tuaqu pindah kota dan aqu harus ikut pindah
sekolah juga dan aqu belum mempunyai kenangan disekolahku yg lama, sungguh malang banget
nasibku ini.
mencari kawan disana sampai aqu mendapatkan kawan dekat yg bernama Meydita. Ceritanya
berawal dari sini, Hari pertama aqu masuk kelas 3 aqu di kenalin di salah satu kelas kalu nggak salah
3 IPA aqu orang pinter wajar masuk IPA hauahahhauah!!
Aqu di kenalin sama guru aqu n kepsek di kelas udah gitu aqu di suruh duduk di samping perempuan
yg langsung aqu kenal namanya Meydita tingginya sebahunya aqu badannya sintel banget buah
dadanya yg selalu buat aqu ndisir melulu klo deket dia aqu sempet tuker-tukeran no. hp sama dia
setelah aqu tau dia kaya’ gimana aqu coba aja jadian sama dia.
Aqu jalan sama dia masih sampai sekarang dia klo deket aqu rada” binal Napsuan bersyukur banget
aqu dapet perempuan macem gitu waktu itu pelajaran biologi, kebetulan gurunya nggak masuk aqu
sama Meydita ngobrol aja dipojok kelas.
Maklum tempat duduk aqu sama dia di taro di pojok sama walas pertama aqu sich nggak berani ngapangapain dia di kelas tapi klo udah masuk ke mobil aqu abis tuch perempuan waktu itu aqu liat kawan aqu lagi cipokan di depan kelas balakng meja guru tiba” aja perempuan aqu ngomong gini. ML Perawan HOT
“tuch rido aja berani masa’ kamu kalah sama dia??”
“ha? aqu kalah
belum sempet selesai bibir aqu di lahap sama Meydita di bales aja dgn ciuman n sedotan yg bikin
dia ampun-ampunan sama aqu. Meydita sempet ngasih lidahnya ke aqu. tapi aqu lepas ciumannya.
“kenapa??” aqu bilang aja begini
“aqu nggak mau maen lidah di kelas taqut kelewatan”
“ya udah maen biasa aja”
Aqu lanjutin ciuman aqu di bawah bangku meja aqu aqu dorong ke depan supaya lebih luas aqu
ngelaquin ciuman demi ciuman
“ahhhhhh ahhhh ndree”
Kata-kata itu selalu keluar dari mulutnya. Setelah aqu puas ciumin tuch bibir, aqu turun ke bawah ke
lehernya dia yg makin membuat dia kewalahan.
Dan tangan aqu ngeremes” buah dada dia yg ukurannya aqu taksir 35 tau A B C D cuz setiap aqu
tanya dia g pernah mau jawab aqu remes tuch dadanya sampe dia kelojotan setelah aqu nandain
tanda merah di lehernya dia ngeremes remes kontol aqu yg membuat ni kemaluan kagak kuat lagi buat
nahan di dalam kancut maupun masih make baju seragam.
Aqu ngelaquin di dalam kelas aqu tetep nggak gentar aqu bukan resleting seragam aqu n aqu
keluarin tuch siADEK dan si Meydita udah siap dgn mulutnya yg menganga aqu sempet nutupin
dia pake jaket aqu sesampai misalnya kawan aqu nanya aqu bilang aja lagi sakit.
Jilatan demi jilatan dia beri untuk aqu. isapan dia bikin aqu nggak kuat lagi buat nahan keluarnya
mani aqu. lidahnya bergoyg” di kemaluanku dan.
“akhhhhhhh crotttttt croooootttt crotttttttttttt” keluar mani aqu. Meydita membersihkannya dgn
mulutnya dan di kocok” trus di Kemaluanku.
Selesai itu aqu bersiin mulutnya dia pake tissue yg ada di kantongnya aqu sama Meydita kembali
berciuman freenc kiss,,, lidahnya dia ber gelugit” di dalam mulut aqu.
Jam 12.00 aqu balik sekolah sebelum aqu gas mobil aqu ke rumah aqu di bilangan bekasi nggak jauh
dari rumahnya Meydita aqu bermain dadanya Meydita dolo di mobil aqu aqu buka kancing seragam
pelan-pelan.Cerita Sex
Di bantu Meydita dgn napsu yg ganas Meydita ngerti maksud aqu and dia nge buka tali BHNya dan 2
buah gunung merapi yg bakal mengeluarkan volcano gara isapan aqu muncul di depan aqu. dgn
napsu di ujung rambut aqu isap puting susunya tangan kiri aqu megangin kepala belakang dia san
tangan kanan aqu ngeremes” dada yg satu lagi.
“ahhhhh. Reynaldo pelan” donkkk Meydita udah nggak bisa nahannnnn lagiiiii nehhhhhhhh”.
Puting Meydita yg berwarna merah ke merah” mudaan tertelan abis oleh mulut aqu and tiba” aja
badanhhhh Meydita mejelijang seperti cacing kepanasan aqu sedot trus dada Meydita sampai puting
itu terasa keras banget di mulut aqu Meydita cuma diam dan terkulai lemas di mobil aqu aqu liat
parkiran mobil di sekolahan aqu udah sepi Meydita mengancingi baju seragamnya satu aqu bantu
supaya cepet.
Selama perjalanan pulang Meydita tetap lemas dan memejamkan matanya aqu kecup keningnya
sesampai di rumah aqu, Meydita bangun dan dia pengen ke kamar kecil aqu suruh dy ganti seragam
dgn baju kaos yg dia bawa dari rumah sebelum berangkat kesekolah selesai dari kamar mandi aqu
liat Meydita nyopot BHnya terlihat jelas putingnya dan bongkahan susu sebesar melon itu.
Belum sempat masukin baju ke tasnya dia dia aqu dorong aqu tempat tidur dan aqu lahap bibirnya
dan dia membalas nya dgn penuh hot panas bercampur dgn napsu aqu yg cuma make bokser doank
ke walahan tangan dy bermain” di selangakangan aqu.
Aqu bermain di leher dia dan aqu buat cap merah lagi di lehernya aqu sibak SMA negeri yg hanya
sampai lutut itu dy cuma make celana dalam G string dgn perlahan” dia nurunin roknya dan dy
hanya menggunakan celana dalamnya aqu copot dan aqu jilatin kemaluannya.
”ahhhhhhhhhhhhhhhhhh. . Ndree.ahhh hhhhhhh” cuma kata” itu yg keluar daru mulutnya. aqu
rasain kemaluan Meydita semakin keras dan aqu gigit kelentitnya dia terik semakin kencang untung di
rumah cuma da aqu. “Ndree puasin aquwww dunkkkkkkk.” nggak pake cing cong aqu jilat
n aqu sodok” tuch kemaluan pake telunjuk aqu.
“Ndree aqu keluarrrrrrrrrrrrrrrr.” kemaluan Meydita basah ketika di depan mata aqu.
Di sedot sampai bersih tuch kemaluan udah gitu aqu liat dia memegang bantal dgn keras. aqu
deketin dia dan aqu cium bibir dia. ternyata dia blum lemas.
Dia bangkit dan memegang kontol aqu dan di kocokinnya sampe si ADEK mengacung sangat keras.
kontol aqu di masukin ke mulutnya Meydita di masukan di keuarkan sampai” di sedotuhhhhhhhhh.
Nikmat banget yg sekarang dari pada yg di kelas tadi biji zakar aqu juga nggak lupa ikut ke sedot.
pass biji aqu di sedot rasanya aqu pengen FLY kocokin Meydita semakin panas dan hisapannya
semakin nggak manusiawi lagi parasnya tambah maniss kalo dia sambil horny begini.
Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh. crottttttttttttttttttttttttttt tt many aqu tumpah semua ke lantai
kamar aqu yg sisanya di jilatin Meydita sampai bersuh aqu bangkit dan menarik tangan Meydita aqu
ciumin dadanya aqu kenyot”lagi putingnya sampai merah. aqu cupang di sebelah putingnya manis
banget susunya membuat aqu semakin napsu sama dia.
“Meyditaqu sayg masukinnn sekarang yach??”
“Ya udahhhh cepetannn aqu dari tadi Nungggu kamu.”Cerita Sex
Aqu bertukar posisi Meydita di bawah dan aqu di atas sebelum aqu masukan aqu gesek” dolo di
depan kemaluannya belum aqu masukin aja Meydita udah meringis” aqu dorong perlan”
“Ndree pelan” sakit. nee”. di bantu dgn tangannya dia perlahan” kontol aqu masuk baru
seperempatnya masukkk aqu cabut lagi dannn aqu sodok lagi dan akhirnya masuk semua. aqu lihat
Meydita sangat menderita tapi sepertinya dia seneng banget udah semuanya masuk aqu goygin aqu
maju mundurin perlahan lahan.
Bokong Meydita pun ikut bergoyg yg membuatku kewalahan. setelah beberapa menit aqu goyg”
tiba” badan Meydita mengejang semua. dan akhirnya Meydita orgasme untuk ke tiga kalinya.
Aqu cabut kembali kemaluan aqu dan Meydita berada di atas aqu. Posisi ini membuat aqu lebih
rileks. Meydita memasukannya pelan-pelan. Digenggamnya kemaluanku dan dimasukannya
kemaluanku ke kemaluannya. Dan blesssss ternanam semua di dalam kemaluannya.
Badan Meydita naik turun mengikuti irama Meydita mengambil bantal yg da di sebelahnya dan
menarohnya di pala aqu posisi ini membuat aqu bisa ngerasaain 2 gerakan sekaligus aqu emut” kecil
putingnya Meydita dan meremas remasnya. bokong Meydita terusss bergoyaanggg.
”Ahhhhhhhhh ahhhhhhhhh. isappp teruss ndree” badan Meydita mengenjang dan ” Reynaldoeee
aquuu pengen keluar lagi”.
”Aquuu juga pengennnnn selesaiiiiii metttt tahannnn sebentarrrrrrr lagi”. aqu dan Meydita
mempercepat permainan dan akhirnya”ahhhhh hhhhhhhhhhhhhhhhhhhh hhhhhhhhhh. aqu keluar.
kata” itu yg mengakiri permainan ini
Sampai sekarang pun Meydita tetep bermain sama aqu. Kami tetap melaqukan banyak hal. Dan aqu
di tunangin sama Meydita karena orang tua kami sama-sama setuju atas hubungan kami.
pantas jadi artis. Gimana tidak, aqu tinggi, parasku ganteng, badanku juga atletis, sampai banyak
perempuan-perempuan disekolahku naksir sama aqu, tetapi aqu hanya menanggapinya biasa saja
karena aqu belum ada cocok. Sampai akhirnya orang tuaqu pindah kota dan aqu harus ikut pindah
sekolah juga dan aqu belum mempunyai kenangan disekolahku yg lama, sungguh malang banget
nasibku ini.
Kisah Dewasa
setelah aqu pindah disekolahkuyg baru, dgn bermodalkan parasku yg ganteng tak sulit aqumencari kawan disana sampai aqu mendapatkan kawan dekat yg bernama Meydita. Ceritanya
berawal dari sini, Hari pertama aqu masuk kelas 3 aqu di kenalin di salah satu kelas kalu nggak salah
3 IPA aqu orang pinter wajar masuk IPA hauahahhauah!!
Aqu di kenalin sama guru aqu n kepsek di kelas udah gitu aqu di suruh duduk di samping perempuan
yg langsung aqu kenal namanya Meydita tingginya sebahunya aqu badannya sintel banget buah
dadanya yg selalu buat aqu ndisir melulu klo deket dia aqu sempet tuker-tukeran no. hp sama dia
setelah aqu tau dia kaya’ gimana aqu coba aja jadian sama dia.
Aqu jalan sama dia masih sampai sekarang dia klo deket aqu rada” binal Napsuan bersyukur banget
aqu dapet perempuan macem gitu waktu itu pelajaran biologi, kebetulan gurunya nggak masuk aqu
sama Meydita ngobrol aja dipojok kelas.
Maklum tempat duduk aqu sama dia di taro di pojok sama walas pertama aqu sich nggak berani ngapangapain dia di kelas tapi klo udah masuk ke mobil aqu abis tuch perempuan waktu itu aqu liat kawan aqu lagi cipokan di depan kelas balakng meja guru tiba” aja perempuan aqu ngomong gini. ML Perawan HOT
“tuch rido aja berani masa’ kamu kalah sama dia??”
“ha? aqu kalah
belum sempet selesai bibir aqu di lahap sama Meydita di bales aja dgn ciuman n sedotan yg bikin
dia ampun-ampunan sama aqu. Meydita sempet ngasih lidahnya ke aqu. tapi aqu lepas ciumannya.
“kenapa??” aqu bilang aja begini
“aqu nggak mau maen lidah di kelas taqut kelewatan”
“ya udah maen biasa aja”
Aqu lanjutin ciuman aqu di bawah bangku meja aqu aqu dorong ke depan supaya lebih luas aqu
ngelaquin ciuman demi ciuman
“ahhhhhh ahhhh ndree”
Kata-kata itu selalu keluar dari mulutnya. Setelah aqu puas ciumin tuch bibir, aqu turun ke bawah ke
lehernya dia yg makin membuat dia kewalahan.
Dan tangan aqu ngeremes” buah dada dia yg ukurannya aqu taksir 35 tau A B C D cuz setiap aqu
tanya dia g pernah mau jawab aqu remes tuch dadanya sampe dia kelojotan setelah aqu nandain
tanda merah di lehernya dia ngeremes remes kontol aqu yg membuat ni kemaluan kagak kuat lagi buat
nahan di dalam kancut maupun masih make baju seragam.
Aqu ngelaquin di dalam kelas aqu tetep nggak gentar aqu bukan resleting seragam aqu n aqu
keluarin tuch siADEK dan si Meydita udah siap dgn mulutnya yg menganga aqu sempet nutupin
dia pake jaket aqu sesampai misalnya kawan aqu nanya aqu bilang aja lagi sakit.
Jilatan demi jilatan dia beri untuk aqu. isapan dia bikin aqu nggak kuat lagi buat nahan keluarnya
mani aqu. lidahnya bergoyg” di kemaluanku dan.
“akhhhhhhh crotttttt croooootttt crotttttttttttt” keluar mani aqu. Meydita membersihkannya dgn
mulutnya dan di kocok” trus di Kemaluanku.
Selesai itu aqu bersiin mulutnya dia pake tissue yg ada di kantongnya aqu sama Meydita kembali
berciuman freenc kiss,,, lidahnya dia ber gelugit” di dalam mulut aqu.
Jam 12.00 aqu balik sekolah sebelum aqu gas mobil aqu ke rumah aqu di bilangan bekasi nggak jauh
dari rumahnya Meydita aqu bermain dadanya Meydita dolo di mobil aqu aqu buka kancing seragam
pelan-pelan.Cerita Sex
Di bantu Meydita dgn napsu yg ganas Meydita ngerti maksud aqu and dia nge buka tali BHNya dan 2
buah gunung merapi yg bakal mengeluarkan volcano gara isapan aqu muncul di depan aqu. dgn
napsu di ujung rambut aqu isap puting susunya tangan kiri aqu megangin kepala belakang dia san
tangan kanan aqu ngeremes” dada yg satu lagi.
“ahhhhh. Reynaldo pelan” donkkk Meydita udah nggak bisa nahannnnn lagiiiii nehhhhhhhh”.
Puting Meydita yg berwarna merah ke merah” mudaan tertelan abis oleh mulut aqu and tiba” aja
badanhhhh Meydita mejelijang seperti cacing kepanasan aqu sedot trus dada Meydita sampai puting
itu terasa keras banget di mulut aqu Meydita cuma diam dan terkulai lemas di mobil aqu aqu liat
parkiran mobil di sekolahan aqu udah sepi Meydita mengancingi baju seragamnya satu aqu bantu
supaya cepet.
Selama perjalanan pulang Meydita tetap lemas dan memejamkan matanya aqu kecup keningnya
sesampai di rumah aqu, Meydita bangun dan dia pengen ke kamar kecil aqu suruh dy ganti seragam
dgn baju kaos yg dia bawa dari rumah sebelum berangkat kesekolah selesai dari kamar mandi aqu
liat Meydita nyopot BHnya terlihat jelas putingnya dan bongkahan susu sebesar melon itu.
Belum sempat masukin baju ke tasnya dia dia aqu dorong aqu tempat tidur dan aqu lahap bibirnya
dan dia membalas nya dgn penuh hot panas bercampur dgn napsu aqu yg cuma make bokser doank
ke walahan tangan dy bermain” di selangakangan aqu.
Aqu bermain di leher dia dan aqu buat cap merah lagi di lehernya aqu sibak SMA negeri yg hanya
sampai lutut itu dy cuma make celana dalam G string dgn perlahan” dia nurunin roknya dan dy
hanya menggunakan celana dalamnya aqu copot dan aqu jilatin kemaluannya.
”ahhhhhhhhhhhhhhhhhh. . Ndree.ahhh hhhhhhh” cuma kata” itu yg keluar daru mulutnya. aqu
rasain kemaluan Meydita semakin keras dan aqu gigit kelentitnya dia terik semakin kencang untung di
rumah cuma da aqu. “Ndree puasin aquwww dunkkkkkkk.” nggak pake cing cong aqu jilat
n aqu sodok” tuch kemaluan pake telunjuk aqu.
“Ndree aqu keluarrrrrrrrrrrrrrrr.” kemaluan Meydita basah ketika di depan mata aqu.
Di sedot sampai bersih tuch kemaluan udah gitu aqu liat dia memegang bantal dgn keras. aqu
deketin dia dan aqu cium bibir dia. ternyata dia blum lemas.
Dia bangkit dan memegang kontol aqu dan di kocokinnya sampe si ADEK mengacung sangat keras.
kontol aqu di masukin ke mulutnya Meydita di masukan di keuarkan sampai” di sedotuhhhhhhhhh.
Nikmat banget yg sekarang dari pada yg di kelas tadi biji zakar aqu juga nggak lupa ikut ke sedot.
pass biji aqu di sedot rasanya aqu pengen FLY kocokin Meydita semakin panas dan hisapannya
semakin nggak manusiawi lagi parasnya tambah maniss kalo dia sambil horny begini.
Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh. crottttttttttttttttttttttttttt tt many aqu tumpah semua ke lantai
kamar aqu yg sisanya di jilatin Meydita sampai bersuh aqu bangkit dan menarik tangan Meydita aqu
ciumin dadanya aqu kenyot”lagi putingnya sampai merah. aqu cupang di sebelah putingnya manis
banget susunya membuat aqu semakin napsu sama dia.
“Meyditaqu sayg masukinnn sekarang yach??”
“Ya udahhhh cepetannn aqu dari tadi Nungggu kamu.”Cerita Sex
Aqu bertukar posisi Meydita di bawah dan aqu di atas sebelum aqu masukan aqu gesek” dolo di
depan kemaluannya belum aqu masukin aja Meydita udah meringis” aqu dorong perlan”
“Ndree pelan” sakit. nee”. di bantu dgn tangannya dia perlahan” kontol aqu masuk baru
seperempatnya masukkk aqu cabut lagi dannn aqu sodok lagi dan akhirnya masuk semua. aqu lihat
Meydita sangat menderita tapi sepertinya dia seneng banget udah semuanya masuk aqu goygin aqu
maju mundurin perlahan lahan.
Bokong Meydita pun ikut bergoyg yg membuatku kewalahan. setelah beberapa menit aqu goyg”
tiba” badan Meydita mengejang semua. dan akhirnya Meydita orgasme untuk ke tiga kalinya.
Aqu cabut kembali kemaluan aqu dan Meydita berada di atas aqu. Posisi ini membuat aqu lebih
rileks. Meydita memasukannya pelan-pelan. Digenggamnya kemaluanku dan dimasukannya
kemaluanku ke kemaluannya. Dan blesssss ternanam semua di dalam kemaluannya.
Badan Meydita naik turun mengikuti irama Meydita mengambil bantal yg da di sebelahnya dan
menarohnya di pala aqu posisi ini membuat aqu bisa ngerasaain 2 gerakan sekaligus aqu emut” kecil
putingnya Meydita dan meremas remasnya. bokong Meydita terusss bergoyaanggg.
”Ahhhhhhhhh ahhhhhhhhh. isappp teruss ndree” badan Meydita mengenjang dan ” Reynaldoeee
aquuu pengen keluar lagi”.
”Aquuu juga pengennnnn selesaiiiiii metttt tahannnn sebentarrrrrrr lagi”. aqu dan Meydita
mempercepat permainan dan akhirnya”ahhhhh hhhhhhhhhhhhhhhhhhhh hhhhhhhhhh. aqu keluar.
kata” itu yg mengakiri permainan ini
Sampai sekarang pun Meydita tetep bermain sama aqu. Kami tetap melaqukan banyak hal. Dan aqu
di tunangin sama Meydita karena orang tua kami sama-sama setuju atas hubungan kami.
FAKE TAXI
Aksi kejahatan di dalem taxi sering sekali terdengar , korbannya bisa supir atau bahkan si
penumpang. DI kota besar seperti jakarta , berita seperti itu sudah tak aneh lagi bagi warganya.
Namun Natasya tak akan pernah menygka bahwa kejadian itu akan menimpanya bersama pula
adik perempuannya Karina.
Malam itu kedua perempuan cantik itu baru saja selesai berbelanja. baru saja kemarin Karina
mendapatkan kabar jika ia lolos audisi untuk bermain di sebuah film layar lebar . Karina memang aktif
sebagai model dan bintang sinetron walau pun namanya belum terkenal. Tentu saja kesempatam
bermain di layar lebar tak akan disia siakan, karena itu bersama Natasya kakaknya ia berbelanja
pakaian di sebuah mall.
Malam itu jakarta agak sepi karena sedari sore tadi hujan turun agak deras , meski saat itu sudah
mulai mereda , hanya tinggal rintik rintik. Taxi yg Natasya dan Karina tumpangi berhenti di sebuah
lampu merah saat tiba tiba pintu belakang taxi terbuka dan masuk dua orang yg langsung
mengapit kedua perempuan itu di tengah tengah. seorang diantaranya menodongkan pistol ke
kepala Natasya. Taxi kemudian tetap melaju dgn tenang seolah tak ada apa apa.
“Diam kalian…jangan berulah……kita hanya butuh sedikit sumbangan..hehehehe…” ancamnya. kedua perempuan itu sangat ketakutan terutama Karina , ia memeluk erat lengan kakaknya sambil menangis.
“tenang.jangan takut….kita kasih aja yg mereka mau….” kata Natasya berusaha menenangkan.
“siapa nama kalian…?” tanya si hitam
“sa..aku…Natasya…dia adik aku Karina….”
“Karina….hmmm…kayaknya ga asing yah mukanya….berapa umur kamu…?”
“tujuh..belas….” jawab Karina dgn nada ketakutan.
“tujuh belas ya…..? wahhh..tapi buah dada kamu udah gede gitu …hahahaha…” kata si hitam sambil
mencolek buah dada Karina, membuat perempuan itu semakin ketakutan.
“toolong…jangan sakiti kami……ambil aja semua uang sama barang barang kami…..” kata Natasya
berusaha mencegah terjadi hal yg lebih buruk.
“hehehe…santai aja nona nona cantik…sekarang kita mampir dulu ke ATM ya..? hehehehe….”
taxi itu kemudian menuju ke sebuah jajaran ATM yg tidak terlalu ramai.
“Lepaskan kami…..kalian kan udah ambil semuanya…” kata Natasya setelah salah seorang penjahat itu
kembali dari ATM dan menguras uang didalemnya sebanyak mungkin.
“hahaha..ga bisa……emang kami bego……tar kalian bisa langsung lapor polisi…..nanti juga kalian
dilepas, tenang aja…. ”
Taxi itu kemudian berputar putar sejenak kemudian masuk ke daerah yg cukup sepi , hanya
beberapa rumah yg terlihat terang tanda ada penghuninya. Mereka kemudian masuk ke sebuah
rumah yg agak terpisah dgn yg lain , lampu di dalemnya menyala tak terlalu terang.
Natasya dan Karina digiring masuk ke dalem , ternyata di dalem sudah ada dua orang yg sedang asyik
bermain catur , wajah mereka terlihat menyeramkan .
“yoo..bro…kita bakal pesta besar nih…gue bawa oleh oleh…..” kata supir taxi itu.
dua orang yg sedang bermain catur itu adalah preman dan penjahat yg sudah malang melintang di
dunia hitam , meraka adalah Choim dan Ompong. Hampir semua kejahatan pernah mereka lakukan,
mulai dari copet , nodong sampai pemerkosaan dan pembunuhan , sudah jadi maianan mereka.
Supir taxi itu namanya Gentong ..termasuk komplotan mereka juga. dulunya Gentong memang supir
taxi, namun dipecat karena sering menggelapkan uang setoran dan pernah melakukan pelecehan
seksual pada seorang penumpangnya, karena dendam ia nekad mencuri taxi di tempat ia bekerja ,
sedikit dipoles dan kini digunakan sebagai alat untuk melakukan kejahatan.
Sisanya yg menodongkan pistol pada Natasya adalah black , dan kawannya Dario, tak banyak yg tahu
catatan kejahatannya namun bisa dipastikan mereka juga sama jahatnya dgn yg lain.
“weleh..weweh….siapa nih….?” Tanya Ompong
“yg mudaan namanya Karina yg satu lagi Natasya….mereka baik loo..nih ada duit dari
mereka..hahahaha..”
“hmmm..cantik cantik ya…..tau aja loo bro…emang kita udah suntuk nih…kita lagi butuh hiburan….”
kata Ompong. Mendengar kata hiburan, sebersit ketakutan melintas di benak Natasya.,
“hi..hi..buran..ap..apa…maksud kalian…..?” suara Natasya bergetar karena takut.
“hahahaha….jangan pura pura bego deh..hiburan ya hiburan….di ranjang…hahahaha….” Mendengar
itu , Karina langsung menjerit dan menangis histeris sambil memeluk Natasya.
“tolong..aku mohon..jangan perkosa dia….dia masih kecil….tolong…”Natasya memohon sambil
berusaha menenangkan adiknya.
“masih kecil…..17 tahu sih udah dewasa dong neng..ya ga bro…?” kata si Ompong dan disambut dgn
derai tawa teman temannya.
“tolong….aku akan lakukan apa saja..asal jangan dia…tolong……”Natasya memohon.
“wah bener nih..?” tanya Choim
“betul…apa saja…asal jangan sentuh dia..kasihan…” jawab Natasya.
“bagus….ok..kalau begitu. itu mau kamu kan. …..sekarang kamu buka semua baju kamu…..”
“disini..?” Natasya ragu , “kenapa ga di kamar..”
“disini..sekarang…..atau adik kamu kami perkosa beramai ramai…..cepat…” Choim tak sabar.
setelah berusaha menenangkan Karina . kemudian Natasya maju ke tengah ruangan, dan mulai
melepas satu persatu pakaiannya, ia berusaha untuk tidak menangis atau meneteskan air mata,
namun wajahnya memerah karena dipermalukan seperti ini.
“WEEIIHH…..gila men…..bodynya yahud banget……fitness loe ya…?” kata Choim
Natasya hanya menangguk pelan , dan berhenti melepaskan pakaian luarnya , kini ia hanya
menggunaka bra dan celana dalem saja, dibawah tatapan mata para penjahat penuh nafsu.
“ayo teruskan…kok berhenti…..?” tanya Choim
“cukup….sampai sini saja….” kata Natasya
“Terserah deh…” kata Choim lalu memberi isyarat pada kawannya.
Gentong dan black kemudian mendekati Karina dan langsung berusaha merobek pakaian atas
Karina, membuat perempuan ini berteriak teriak histeris.
“JANgan…..ga mau…..jangan……..jangaannn…”
“tolong…jangan sakiti dia…tolong….” Natasya memohon.
namun kini Gentong dan black sudah berhasil merobek pakaian atas Karina, dan keduanya langsung
meremas dan mengulum buah dada perempuan remaja itu, smentara teriakan Karina terdengar kian
keras dan histeris.
“tidaaaaakk…jaaaangaannnn….cici..tolooooong… ….awaaaawwwww……”
“baik..baik…..lepaskan dia…aku nurut ….” Natasya memohon.
Choim memerintahkan kedua temannya berhenti, namun demikian keduanya masih memegang
kedua tangan Karina yg kini bertelanjang dada, buah dadanya terlihat kemerahan dan agak
basah.gelorabirahi.com Natasya kini mulai melepaskan bra dan celana dalemnya, badannya begitu
terlihat indah tanpa busana , buah dadanya menonjol lepas siap untuk diremas remas , kemaluannya
dgn bulu rambut yg tak terlalu banyak begitu menggoda , belum lagi kulitnya yg halus putih dan
lembut.
“nah..gitu kan bagus…..punya body ok kok ditutup tutup…hehehehe…”
Natasya kemudian disuruh untuk berjalan bak seorang pragawati di catwalk, tanpa busana. Demi
adiknya , ia berusaha menahan malu dilecehkan seperti ini , namun ia tak punya pilihan lain
meskipun otaknya terus berjalan mencari jalan untuk meloloskan diri. Choim tiba tiba maju ke
tengah dan memerintah Natasya ,
“nah..nona cantik ..sekarang kamu berlutut…..abang punya permen loli buat kamu ..hehehehe……”
Natasya berlutut , dan Choim membuka celananya , mengeluarkan kemaluannya yg siap beraksi
menerobos kemaluan para perempuan cantik dihadapannya. Choim kemudian menggesek gesekan
kemaluannya di wajah cantik Natasya , menggosok gosok di bibirnya , sampai akhirnya membenamkannya di mulut perempuan malang itu.
“isep yg enak…..jilatin juga pake lidah kamu…..”
Dgn canggung Natasya berusaha mengemut dan menjilat kemaluan itu, selain ukurannya , baunya
dan rasa asinnya cukup membuat Natasya mual , namun ia terpaksa melakukannya, daripada
adiknya yg harus mengalami semua ini , karena ia tahu Karina adiknya masih Perawan. kali ini
Natasya tak bisa menahan air matanya jatuh.
“ADUH..cape gue berdiri..kita ke sofa sayg…” kata Choim sambil membawa Natasya ke sofa.
Choim duduk di sofa , sementara Natasya kembali berlutut diantara kaki Choim , dan mengulumnya
kembali. Natasya sempat kelabakan saat Choim menahan kepala perempuan itu dan menghujamkan
kemaluannya jauh semakin ke dalem. Natasya tersedak dan hampir kehabisan nafas , saat Natasya
hampir kepayahan , Choim baru melepaskannya diringi tawa puas.Gelorabirahi
Choim kemudian menyuruh Natasya menjilati buah zakarnya dan kemaluannya perlahan ke atas dan
ke bawh seperti menjilati es krim , lalu kemudian mengulumnya kembali. Waktu terasa lambat
berjalan bagi Natasya sampai akhirnya , kemaluan Choim menyemburkan seluruh isinya masuk
langsung ke perut perempuan cantik itu.
setelah Natasya selesai menjalankan tugasnya , tiba tiba Dario datang dan langsung mengikatnya
erat , sehingga ia tak bisa bergerak.
“apa apaan ini…kenapa aku diikat seperti ini…lepaskan….” Protes Natasya.
“hehehehe….sudah diam…hehehe…..black , Gentong , ayo terusin yg tadi, gue pengen lihat body abg
sekarang kaya apa..?”
“apa…!!!kalian sudah berjanji……jangan sentuh dia…” Natasya merasa marah dan tertipu.
“YAHHH…gimana ya….kita emang pembohong kok….hahahahaha…” Jjawb Choim.
Black dan Gentong sgera merobek seluruh pakaian yg terisisa di badan Karina, perempuan ini hanya
bisa menjerit jerit histeris dan menangis.gelorabirahi.com Badan telanjang Karina yg masih remaja
ternyata menarik perhatian seluruh lelaki disana, ia kemudian dibawa ke tengah ruangan, dan
seluruh badannya tak ada yg luput dari jamahan tangan tangan kotor itu.
“bangsaat kalian…..!!!!lepaskan dia…lep…..”
Natasya tak dapat meneruskan kata katanya ketika Dario dan Ompong menariknya masuk ke sebuah
kamar , disana ia dikerjai habis habisan oleh kedua penjahat itu. Sementara itu black, Gentong dan
Choim masih asyik menjamahi badan Karina yg masih remaja.
“tiidaaaakk……..ga mauuuuu….ga mauuuuuuu………..” Karina berusaha berontak, namun tentu saja ia
tak punya daya apapun melawan tiga laki laki itu. Gentong menghisap dgn nafsu buah dada kiri
Karina, sementara bagian kana menjadi milik black. di bawah Choim asyik menjilati kemaluan
perawan itu.
“hehehehe…jarang..jarang nih dapet perawan..hahahaha…..” Choim tertawa senang.
“aampuun…jang..an….aahhhww…..jangan……… ” Karina menangis
“aaalllaaa……sok juah mahal….nanti juga ketagihan…..ya gak….?” KATA black
“iya nih…..sok banget…” timpal yg lain
“aampuunn…jangan diperkosa……jangan…aku belum pernah…sa..aku….”
“boleh…..kamu ga diperawKarina…tapi sebagai gantinya kita masuk lewat lubang yg lain…hehehe..”
“ap..apa…maksdunya…..?” tanya Karina katakutan.
“ya..pantat kamu..sama mulut kamu…ya ga….?”
“baik…baik….asal jangan ambil keperawanan aku……” kata Karina pasrah.
black segera memposisikan Karina , kemaluannya memukul mukul pantat indah Karina, dan tanpa
ragu sedikitpun menembus masuk ke dalem pantat adis itu.
“aaaaaaaaaaahhhhhhhh..sakiiittttt……..” Karina menangis menahan sakit saat kemaluan itu masuk
menembusnya. Dan jeritan semakin keras dan menyedihkan setiap black mendorong kemaluannya
semakin dalem.
“awww…aaahhhh…udahhhh…udaahhhhh…aahhhhh… ……”
“aaaahhhhhh…uuhhh…sa…..kiiittt…aahhhh………..”
Siksaan itu berjalan cukup lama bagi Karina sampai akhirnya ia merasakan ada cairan hangat
membasahi pantatnya. Karina menangis keras saat black telah mencabut kemaluannya , ia tergolek
lemah tak berdaya. Namun belum sempat ia merasa lega , black dan Gentong tiba tiba memegang
kedua tangannya, smentara Choim tengah bersiap dgn kemaluannya diantara kaki Karina.
“oohh..tidakk…jangan….penjahat…penipu……j angan….jaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh…….”
Tanpa banyak bicara kemaluan Choim menembus kemaluan Karina yg masih perawan. Karina
kembali menjerit histeris dan meronta ronta saat, kemaluan itu mengaacak acak keperawannannya.
“aaaaaaaaaaaaa…..tidaaaaaaaaaaaakkk……….aaa awwwwwww……….”
Tangisan perempuan itu tentu menjadi stimulus para pemerkosanya , Choim malah semakin kencang
menggenjot Karina. Sementara, kemaluannya di acak acak , biuah dadanya tak lepas dari remasan
remasan nakal Choim, putingnya dicubit dan ditarik tarik. Choim menggeram keras ketika pada
akhirnya ia sampai di puncak kenikmatan , cairan putih bercampur merah meleleh keluar dari
kemaluan Karina.
Wajah cantiknya basah oleh keringat dan airmata, seluruh badannya terasa sakit lemas seolah tak
bisa digerakkan, ia mengguman gumam tak jelas. Malam masih panjang…………penderitaan kedua
perempuan itu masih akan terus berlanjut.
penumpang. DI kota besar seperti jakarta , berita seperti itu sudah tak aneh lagi bagi warganya.
Namun Natasya tak akan pernah menygka bahwa kejadian itu akan menimpanya bersama pula
adik perempuannya Karina.
Malam itu kedua perempuan cantik itu baru saja selesai berbelanja. baru saja kemarin Karina
mendapatkan kabar jika ia lolos audisi untuk bermain di sebuah film layar lebar . Karina memang aktif
sebagai model dan bintang sinetron walau pun namanya belum terkenal. Tentu saja kesempatam
bermain di layar lebar tak akan disia siakan, karena itu bersama Natasya kakaknya ia berbelanja
pakaian di sebuah mall.
Malam itu jakarta agak sepi karena sedari sore tadi hujan turun agak deras , meski saat itu sudah
mulai mereda , hanya tinggal rintik rintik. Taxi yg Natasya dan Karina tumpangi berhenti di sebuah
lampu merah saat tiba tiba pintu belakang taxi terbuka dan masuk dua orang yg langsung
mengapit kedua perempuan itu di tengah tengah. seorang diantaranya menodongkan pistol ke
kepala Natasya. Taxi kemudian tetap melaju dgn tenang seolah tak ada apa apa.
“Diam kalian…jangan berulah……kita hanya butuh sedikit sumbangan..hehehehe…” ancamnya. kedua perempuan itu sangat ketakutan terutama Karina , ia memeluk erat lengan kakaknya sambil menangis.
“tenang.jangan takut….kita kasih aja yg mereka mau….” kata Natasya berusaha menenangkan.
“siapa nama kalian…?” tanya si hitam
“sa..aku…Natasya…dia adik aku Karina….”
“Karina….hmmm…kayaknya ga asing yah mukanya….berapa umur kamu…?”
“tujuh..belas….” jawab Karina dgn nada ketakutan.
“tujuh belas ya…..? wahhh..tapi buah dada kamu udah gede gitu …hahahaha…” kata si hitam sambil
mencolek buah dada Karina, membuat perempuan itu semakin ketakutan.
“toolong…jangan sakiti kami……ambil aja semua uang sama barang barang kami…..” kata Natasya
berusaha mencegah terjadi hal yg lebih buruk.
“hehehe…santai aja nona nona cantik…sekarang kita mampir dulu ke ATM ya..? hehehehe….”
taxi itu kemudian menuju ke sebuah jajaran ATM yg tidak terlalu ramai.
“Lepaskan kami…..kalian kan udah ambil semuanya…” kata Natasya setelah salah seorang penjahat itu
kembali dari ATM dan menguras uang didalemnya sebanyak mungkin.
“hahaha..ga bisa……emang kami bego……tar kalian bisa langsung lapor polisi…..nanti juga kalian
dilepas, tenang aja…. ”
Taxi itu kemudian berputar putar sejenak kemudian masuk ke daerah yg cukup sepi , hanya
beberapa rumah yg terlihat terang tanda ada penghuninya. Mereka kemudian masuk ke sebuah
rumah yg agak terpisah dgn yg lain , lampu di dalemnya menyala tak terlalu terang.
Natasya dan Karina digiring masuk ke dalem , ternyata di dalem sudah ada dua orang yg sedang asyik
bermain catur , wajah mereka terlihat menyeramkan .
“yoo..bro…kita bakal pesta besar nih…gue bawa oleh oleh…..” kata supir taxi itu.
dua orang yg sedang bermain catur itu adalah preman dan penjahat yg sudah malang melintang di
dunia hitam , meraka adalah Choim dan Ompong. Hampir semua kejahatan pernah mereka lakukan,
mulai dari copet , nodong sampai pemerkosaan dan pembunuhan , sudah jadi maianan mereka.
Supir taxi itu namanya Gentong ..termasuk komplotan mereka juga. dulunya Gentong memang supir
taxi, namun dipecat karena sering menggelapkan uang setoran dan pernah melakukan pelecehan
seksual pada seorang penumpangnya, karena dendam ia nekad mencuri taxi di tempat ia bekerja ,
sedikit dipoles dan kini digunakan sebagai alat untuk melakukan kejahatan.
Sisanya yg menodongkan pistol pada Natasya adalah black , dan kawannya Dario, tak banyak yg tahu
catatan kejahatannya namun bisa dipastikan mereka juga sama jahatnya dgn yg lain.
“weleh..weweh….siapa nih….?” Tanya Ompong
“yg mudaan namanya Karina yg satu lagi Natasya….mereka baik loo..nih ada duit dari
mereka..hahahaha..”
“hmmm..cantik cantik ya…..tau aja loo bro…emang kita udah suntuk nih…kita lagi butuh hiburan….”
kata Ompong. Mendengar kata hiburan, sebersit ketakutan melintas di benak Natasya.,
“hi..hi..buran..ap..apa…maksud kalian…..?” suara Natasya bergetar karena takut.
“hahahaha….jangan pura pura bego deh..hiburan ya hiburan….di ranjang…hahahaha….” Mendengar
itu , Karina langsung menjerit dan menangis histeris sambil memeluk Natasya.
“tolong..aku mohon..jangan perkosa dia….dia masih kecil….tolong…”Natasya memohon sambil
berusaha menenangkan adiknya.
“masih kecil…..17 tahu sih udah dewasa dong neng..ya ga bro…?” kata si Ompong dan disambut dgn
derai tawa teman temannya.
“tolong….aku akan lakukan apa saja..asal jangan dia…tolong……”Natasya memohon.
“wah bener nih..?” tanya Choim
“betul…apa saja…asal jangan sentuh dia..kasihan…” jawab Natasya.
“bagus….ok..kalau begitu. itu mau kamu kan. …..sekarang kamu buka semua baju kamu…..”
“disini..?” Natasya ragu , “kenapa ga di kamar..”
“disini..sekarang…..atau adik kamu kami perkosa beramai ramai…..cepat…” Choim tak sabar.
setelah berusaha menenangkan Karina . kemudian Natasya maju ke tengah ruangan, dan mulai
melepas satu persatu pakaiannya, ia berusaha untuk tidak menangis atau meneteskan air mata,
namun wajahnya memerah karena dipermalukan seperti ini.
“WEEIIHH…..gila men…..bodynya yahud banget……fitness loe ya…?” kata Choim
Natasya hanya menangguk pelan , dan berhenti melepaskan pakaian luarnya , kini ia hanya
menggunaka bra dan celana dalem saja, dibawah tatapan mata para penjahat penuh nafsu.
“ayo teruskan…kok berhenti…..?” tanya Choim
“cukup….sampai sini saja….” kata Natasya
“Terserah deh…” kata Choim lalu memberi isyarat pada kawannya.
Gentong dan black kemudian mendekati Karina dan langsung berusaha merobek pakaian atas
Karina, membuat perempuan ini berteriak teriak histeris.
“JANgan…..ga mau…..jangan……..jangaannn…”
“tolong…jangan sakiti dia…tolong….” Natasya memohon.
namun kini Gentong dan black sudah berhasil merobek pakaian atas Karina, dan keduanya langsung
meremas dan mengulum buah dada perempuan remaja itu, smentara teriakan Karina terdengar kian
keras dan histeris.
“tidaaaaakk…jaaaangaannnn….cici..tolooooong… ….awaaaawwwww……”
“baik..baik…..lepaskan dia…aku nurut ….” Natasya memohon.
Choim memerintahkan kedua temannya berhenti, namun demikian keduanya masih memegang
kedua tangan Karina yg kini bertelanjang dada, buah dadanya terlihat kemerahan dan agak
basah.gelorabirahi.com Natasya kini mulai melepaskan bra dan celana dalemnya, badannya begitu
terlihat indah tanpa busana , buah dadanya menonjol lepas siap untuk diremas remas , kemaluannya
dgn bulu rambut yg tak terlalu banyak begitu menggoda , belum lagi kulitnya yg halus putih dan
lembut.
“nah..gitu kan bagus…..punya body ok kok ditutup tutup…hehehehe…”
Natasya kemudian disuruh untuk berjalan bak seorang pragawati di catwalk, tanpa busana. Demi
adiknya , ia berusaha menahan malu dilecehkan seperti ini , namun ia tak punya pilihan lain
meskipun otaknya terus berjalan mencari jalan untuk meloloskan diri. Choim tiba tiba maju ke
tengah dan memerintah Natasya ,
“nah..nona cantik ..sekarang kamu berlutut…..abang punya permen loli buat kamu ..hehehehe……”
Natasya berlutut , dan Choim membuka celananya , mengeluarkan kemaluannya yg siap beraksi
menerobos kemaluan para perempuan cantik dihadapannya. Choim kemudian menggesek gesekan
kemaluannya di wajah cantik Natasya , menggosok gosok di bibirnya , sampai akhirnya membenamkannya di mulut perempuan malang itu.
“isep yg enak…..jilatin juga pake lidah kamu…..”
Dgn canggung Natasya berusaha mengemut dan menjilat kemaluan itu, selain ukurannya , baunya
dan rasa asinnya cukup membuat Natasya mual , namun ia terpaksa melakukannya, daripada
adiknya yg harus mengalami semua ini , karena ia tahu Karina adiknya masih Perawan. kali ini
Natasya tak bisa menahan air matanya jatuh.
“ADUH..cape gue berdiri..kita ke sofa sayg…” kata Choim sambil membawa Natasya ke sofa.
Choim duduk di sofa , sementara Natasya kembali berlutut diantara kaki Choim , dan mengulumnya
kembali. Natasya sempat kelabakan saat Choim menahan kepala perempuan itu dan menghujamkan
kemaluannya jauh semakin ke dalem. Natasya tersedak dan hampir kehabisan nafas , saat Natasya
hampir kepayahan , Choim baru melepaskannya diringi tawa puas.Gelorabirahi
Choim kemudian menyuruh Natasya menjilati buah zakarnya dan kemaluannya perlahan ke atas dan
ke bawh seperti menjilati es krim , lalu kemudian mengulumnya kembali. Waktu terasa lambat
berjalan bagi Natasya sampai akhirnya , kemaluan Choim menyemburkan seluruh isinya masuk
langsung ke perut perempuan cantik itu.
setelah Natasya selesai menjalankan tugasnya , tiba tiba Dario datang dan langsung mengikatnya
erat , sehingga ia tak bisa bergerak.
“apa apaan ini…kenapa aku diikat seperti ini…lepaskan….” Protes Natasya.
“hehehehe….sudah diam…hehehe…..black , Gentong , ayo terusin yg tadi, gue pengen lihat body abg
sekarang kaya apa..?”
“apa…!!!kalian sudah berjanji……jangan sentuh dia…” Natasya merasa marah dan tertipu.
“YAHHH…gimana ya….kita emang pembohong kok….hahahahaha…” Jjawb Choim.
Black dan Gentong sgera merobek seluruh pakaian yg terisisa di badan Karina, perempuan ini hanya
bisa menjerit jerit histeris dan menangis.gelorabirahi.com Badan telanjang Karina yg masih remaja
ternyata menarik perhatian seluruh lelaki disana, ia kemudian dibawa ke tengah ruangan, dan
seluruh badannya tak ada yg luput dari jamahan tangan tangan kotor itu.
“bangsaat kalian…..!!!!lepaskan dia…lep…..”
Natasya tak dapat meneruskan kata katanya ketika Dario dan Ompong menariknya masuk ke sebuah
kamar , disana ia dikerjai habis habisan oleh kedua penjahat itu. Sementara itu black, Gentong dan
Choim masih asyik menjamahi badan Karina yg masih remaja.
“tiidaaaakk……..ga mauuuuu….ga mauuuuuuu………..” Karina berusaha berontak, namun tentu saja ia
tak punya daya apapun melawan tiga laki laki itu. Gentong menghisap dgn nafsu buah dada kiri
Karina, sementara bagian kana menjadi milik black. di bawah Choim asyik menjilati kemaluan
perawan itu.
“hehehehe…jarang..jarang nih dapet perawan..hahahaha…..” Choim tertawa senang.
“aampuun…jang..an….aahhhww…..jangan……… ” Karina menangis
“aaalllaaa……sok juah mahal….nanti juga ketagihan…..ya gak….?” KATA black
“iya nih…..sok banget…” timpal yg lain
“aampuunn…jangan diperkosa……jangan…aku belum pernah…sa..aku….”
“boleh…..kamu ga diperawKarina…tapi sebagai gantinya kita masuk lewat lubang yg lain…hehehe..”
“ap..apa…maksdunya…..?” tanya Karina katakutan.
“ya..pantat kamu..sama mulut kamu…ya ga….?”
“baik…baik….asal jangan ambil keperawanan aku……” kata Karina pasrah.
black segera memposisikan Karina , kemaluannya memukul mukul pantat indah Karina, dan tanpa
ragu sedikitpun menembus masuk ke dalem pantat adis itu.
“aaaaaaaaaaahhhhhhhh..sakiiittttt……..” Karina menangis menahan sakit saat kemaluan itu masuk
menembusnya. Dan jeritan semakin keras dan menyedihkan setiap black mendorong kemaluannya
semakin dalem.
“awww…aaahhhh…udahhhh…udaahhhhh…aahhhhh… ……”
“aaaahhhhhh…uuhhh…sa…..kiiittt…aahhhh………..”
Siksaan itu berjalan cukup lama bagi Karina sampai akhirnya ia merasakan ada cairan hangat
membasahi pantatnya. Karina menangis keras saat black telah mencabut kemaluannya , ia tergolek
lemah tak berdaya. Namun belum sempat ia merasa lega , black dan Gentong tiba tiba memegang
kedua tangannya, smentara Choim tengah bersiap dgn kemaluannya diantara kaki Karina.
“oohh..tidakk…jangan….penjahat…penipu……j angan….jaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh…….”
Tanpa banyak bicara kemaluan Choim menembus kemaluan Karina yg masih perawan. Karina
kembali menjerit histeris dan meronta ronta saat, kemaluan itu mengaacak acak keperawannannya.
“aaaaaaaaaaaaa…..tidaaaaaaaaaaaakkk……….aaa awwwwwww……….”
Tangisan perempuan itu tentu menjadi stimulus para pemerkosanya , Choim malah semakin kencang
menggenjot Karina. Sementara, kemaluannya di acak acak , biuah dadanya tak lepas dari remasan
remasan nakal Choim, putingnya dicubit dan ditarik tarik. Choim menggeram keras ketika pada
akhirnya ia sampai di puncak kenikmatan , cairan putih bercampur merah meleleh keluar dari
kemaluan Karina.
Wajah cantiknya basah oleh keringat dan airmata, seluruh badannya terasa sakit lemas seolah tak
bisa digerakkan, ia mengguman gumam tak jelas. Malam masih panjang…………penderitaan kedua
perempuan itu masih akan terus berlanjut.
CERITA SEKS DARI GURU SEJARAH
Renata adalah seorang guru sejarah disalah satu sekolah SMA. Usianya 30 tahun, cerai tanpa
anak.Ibu guru Renata sangat cantik, kata orang dia mirip Demi Moore di film Striptease. Tingginya
170 dan beratnya sekitar 50 kg serta ukuran buah dadanya 36B. Semua murid-murid, terutama yg
laki-laki ingin sekali melihat badan polosnya telanjang. Jadi cerita seks dewasa ku ini adalah bercinta
dgn ibu guru Renata yg cantik. Suatu hari Renata terpaksa harus memanggil salah satu murid ke
rumahnya, untuk ulangan susulan. Si Alfredo harus mengulang karena ia kedapatan menyontek di
kelas. Alfredo juga terkenal karena kekekaran badannya, maklum dia sudah sejak SD bergulat dgn olah
raga bela diri, karenanya ia harus menjaga kebugaran badannya.
Bagi Renata, kedatangan Alfredo ke rumahnya juga merupakan suatu kebetulan. Ia juga diam-diam
mengagumi anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak itu ‘pelajaran’ tambahan di Minggu
siang ini.
“Sudah selesai Alfredo?”, Renata masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Alfredo
selama satu jam untuk mengerjakan soal-soal yg diberikannya.
“Hampir bu” jawab Alfredo
“Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya aqu tinggal ke belakang..”
“Baik bu..”
“Bu Renata, Aqu sudah selesai”, Alfredo masuk ke ruang tengah sambil membawa pekerjaannya.
“Ibu dimana?”
“Ada di kamar.., sebentar ya”, Renata berusaha membetulkan t-shirtnya. Ia sengaja mencopot BH-
nya untuk merangsang murid itu. Di balik kaus longgarnya itu bentuk buah dadanya terlihat jelas,
terlebih lagi puting susunya yg menyembul.
Begitu ia keluar, mata Alfredo nyaris copot karena melotot, melihat badan gurunya. Renata
membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas, tidak seperti biasanya saat ia tampil di muka murid-
muridnya.
“Kenapa? ayo duduk dulu, Ibu periksa..”Muka Alfredo merah karena malu, karena Renata tersenyum
saat pandangannya terarah ke buah dadanya.
“Bagus bagus…, Kamu bisa gitu kok pakai menyontek segala..?”
“Maaf Bu, hari itu aqu lupa untuk belajar..”
“oo…, begitu to?”
“Alfredo kamu mau menolong aqu?”, Renata merapatkan duduknya di karpet ke badan muridnya.
“Apa bu?”, badan Alfredo bergetar ketika tangan gurunya itu merangkul dirinya, sementara tangan
Renata yg satu mengusap-uasap daerah ‘kemaluan’ nya.
“Tolong Ibu ya…, dan janji jangan bocorkan pada siapa–siapa”.
“Tapi tapi…, Aqu”
“Kenapa?, oo…, kamu masih perjaka ya?”.Muka Alfredo langsung saja merah mendengar perkataan Renata
“Iya”
“Nggak apa-apa”, Ibu bimbing ya.
Renata kemudian duduk di pangkuan Alfredo. Bibir keduanya kemudian saling berpagutan, Renata
yg agresif karena haus akan kehangatan dan Alfredo yg menurut saja ketika badan hangat gurunya
menekan ke dadanya.gelorabirahi.com Ia bisa merasakan puting susu Renata yg mengeras. Lidah
Renata menjelajahi mulut Alfredo, mencari lidahnya untuk kemudian saling berpagutan bagai ular.
Setelah puas, Renata kemudian berdiri di depan muridnya yg masih melongo. Satu demi satu
pakaiannya berjatuhan ke lantai. Badannya yg polos seakan akan menantang untuk diberi
kehangatan oleh perjaka yg juga muridnya ini.
“Lepaskan pakaiannmu Alfredo”, Renata berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut
panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi badannya.
“Ahh cepat Alfredo”, Renata mendesah tidak sabar.
Alfredo kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu apa yg harus dilaqukan.
Pengetahuannya tentang seks hanya di dapatnya dari buku dan video saja.
“Alfredo…, letakkan tanganmu di dada Ibu”,Dgn gemetar Alfredo meletakkan tangannya di dada
Renata yg turun naik. Tangannya kemudian dibimbing untuk meremas-remas buah dada Renata yg
montok itu.
“Oohh…, enakk…, begitu caranya…, remas pelan-pelan, rasakan putingnya menegang..” Dgn
semangat Alfredo melaqukan apa yg gurunya katakan.
“Ibu…, Boleh aqu hisap susu Ibu?”.Renata tersenyum mendengar pertanyaan muridnya, yg berkata
sambil menunduk,
“Boleh…, laqukan apa yg kamu suka”.
Badan Renata menggelinjang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulut pemuda itu di susunya.
Perasaan yg ia pernah rasakan 3 tahun lalu saat ia masih bersama suaminya.
“Oohh…, jilat terus sayg…, ohh”, Tangan Renata mendekap erat kepala Alfredo ke buah dadanya.
Alfredo semakin buas menjilati puting susu gurunya tersebut, mulutnya tanpa ia sadari
menimbulkan bunyi yg nyaring. Hisapan Alfredo makin keras, bahkan tanpa ia sadari ia gigit-gigit
ringan puting gurunya tersebut.
“mm…, nakal kamu”, Renata tersenyum merasakan tingkah muridnya itu.
“Sekarang coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu”.Alfredo menurut saja. Duduk diantara kaki
Renata yg membuka lebar. Renata kemudian menyandarkan punggungya pada dinding di
belakangnya.
“Coba kamu rasakan”, ia membimbing telunjuk Alfredo memasuki kemaluannya.
“Hangat Bu..”Bisa kamu rasakan ada semacam pentil…?”
“Iya..”
“Itu yg dinamakan kelentit, itu adalah titik peka wanita. Coba kamu gosok-gosok”Pelan-pelan jari
Alfredo mengusap-usap clitoris yg mulai menyembul itu.
“Terus…, oohh…, ya…, gosok…, gosok”, Renata mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya
digosok-gosok oleh Alfredo.
“Kalo diginiin nikmat ya Bu?”, Alfredo tersenyum sambil terus menggosok-gosok jarinya.
“Oohh…, Alfredoo…, mm”, badan Renata telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang,
sementara bibirnya merintih-rintih keenakan.
Tangan Alfredo semakin berani mempermainkan clitoris gurunya yg makin bergelora dirangsang
birahi. Nafasnya yg semakin memburu pertanda pertahanan gurunya akan segera jebol.
“Ooaahh…, Alfreedooo”, Tangan Renata mencengkeram pundak muridnya, sementara badannya
menegang dan otot-otot kewanitaannya menegang. Matanya terpejam sesaat, menikmati
kenikmatan yg telah lama tidak dirasakannya.
“Hmm…, kamu lihai Alfredo…, Sekarang…, coba kamu berbaring”.Alfredo menurut saja.
Kemaluannya segera menegang ketika merasakan tangan lembut gurunya.
“Wah…, wahh.., besar sekali”, tangan Renata segera mengusap-usap kemaluan yg telah mengeras tersebut.
Segera saja benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Renata. Ia segera menjilati
kemaluan muridnya itu dgn penuh semangat.gelorabirahi.com Kepala kemaluan muridnya itu
dihisapnya keras-keras, sehingga Alfredo merintih keenakan.
“Ahh…, enakk…,enakk”, Alfredo tanpa sadar menyodok-nyodokkan pinggulnya untuk semakin
menekan kemaluannya makin ke dalam kuluman Renata. Gerakannya makin cepat seiring semakin
kerasnya hisapan Renata.
“oohh Ibu…, Ibbuu”Muncratlah cairan mani Alfredo di dalam mulut Renata, yg segera menjilati
cairan itu hingga tuntas.
“Hmm…, manis rasanya Alfredo”, Renata masih tetap menjilati kemaluan muridnya yg masih tegak.
”Sebentar ya aqu mau minum dulu”.
Ketika Renata sedang membelakangi muridnya sambil menenggak es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia
merasakan seseorang mendekapnya dari belakang.
“Alfredo…, biar Ibu minum dulu”.
“Tidak…, nikmati saja ini”, Alfredo yg masih tegang berat mendorong Renata ke kulkas.Gelas yg
dipegang Renata jatuh, untungnya tidak pecah. Tangan Renata kini menopang badannya ke
permukaan pintu kulkas.
“Ibu…, sekarang!””Ahhkk”, Renata berteriak, saat Alfredo menyodokkan kemaluannya dgn keras ke
lubang kemaluannya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat menikmati hal ini, pemuda yg tadinya
pasif berubah menjadi liar.
“Alfredoo…, enakk…, ohh…, ohh”. Badan Renata bagai tanpa tenaga menikmati kenikmatan yg tiada
taranya. Tangan Alfredo satu menygga badannya, sementara yg lain meremas buah dadanya. Dan
kemaluannya yg keras melumat lubang kemaluannya.
“Ibu menikmati ini khan”, bisik Alfredo di telinganya
“Ahh…, hh”, Renata hanya merintih, setiap merasakan sodokan keras dari belakang.
“Jawab…, Ibu”, dgn keras Alfredo mengulangi sodokannya.
“Ahh…,iyaa”
“Alfredo…, Alfredo jangann…, di dal.. La” belum sempat ia meneruskan kalimatnya, Renata telah
merasakan cairan hangat di lubang kemaluannya menyemprot keras. Kepalang basah ia kemudian
menyodokkan keras pinggulnya.
“Uuhgghh”, kemaluan Alfredo yg berlepotan mani itupun amblas lagi ke dalam lubang Renata.
“Ahh”.
anak.Ibu guru Renata sangat cantik, kata orang dia mirip Demi Moore di film Striptease. Tingginya
170 dan beratnya sekitar 50 kg serta ukuran buah dadanya 36B. Semua murid-murid, terutama yg
laki-laki ingin sekali melihat badan polosnya telanjang. Jadi cerita seks dewasa ku ini adalah bercinta
dgn ibu guru Renata yg cantik. Suatu hari Renata terpaksa harus memanggil salah satu murid ke
rumahnya, untuk ulangan susulan. Si Alfredo harus mengulang karena ia kedapatan menyontek di
kelas. Alfredo juga terkenal karena kekekaran badannya, maklum dia sudah sejak SD bergulat dgn olah
raga bela diri, karenanya ia harus menjaga kebugaran badannya.
Bagi Renata, kedatangan Alfredo ke rumahnya juga merupakan suatu kebetulan. Ia juga diam-diam
mengagumi anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak itu ‘pelajaran’ tambahan di Minggu
siang ini.
“Sudah selesai Alfredo?”, Renata masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Alfredo
selama satu jam untuk mengerjakan soal-soal yg diberikannya.
“Hampir bu” jawab Alfredo
“Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya aqu tinggal ke belakang..”
“Baik bu..”
“Bu Renata, Aqu sudah selesai”, Alfredo masuk ke ruang tengah sambil membawa pekerjaannya.
“Ibu dimana?”
“Ada di kamar.., sebentar ya”, Renata berusaha membetulkan t-shirtnya. Ia sengaja mencopot BH-
nya untuk merangsang murid itu. Di balik kaus longgarnya itu bentuk buah dadanya terlihat jelas,
terlebih lagi puting susunya yg menyembul.
Begitu ia keluar, mata Alfredo nyaris copot karena melotot, melihat badan gurunya. Renata
membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas, tidak seperti biasanya saat ia tampil di muka murid-
muridnya.
“Kenapa? ayo duduk dulu, Ibu periksa..”Muka Alfredo merah karena malu, karena Renata tersenyum
saat pandangannya terarah ke buah dadanya.
“Bagus bagus…, Kamu bisa gitu kok pakai menyontek segala..?”
“Maaf Bu, hari itu aqu lupa untuk belajar..”
“oo…, begitu to?”
“Alfredo kamu mau menolong aqu?”, Renata merapatkan duduknya di karpet ke badan muridnya.
“Apa bu?”, badan Alfredo bergetar ketika tangan gurunya itu merangkul dirinya, sementara tangan
Renata yg satu mengusap-uasap daerah ‘kemaluan’ nya.
“Tolong Ibu ya…, dan janji jangan bocorkan pada siapa–siapa”.
“Tapi tapi…, Aqu”
“Kenapa?, oo…, kamu masih perjaka ya?”.Muka Alfredo langsung saja merah mendengar perkataan Renata
“Iya”
“Nggak apa-apa”, Ibu bimbing ya.
Renata kemudian duduk di pangkuan Alfredo. Bibir keduanya kemudian saling berpagutan, Renata
yg agresif karena haus akan kehangatan dan Alfredo yg menurut saja ketika badan hangat gurunya
menekan ke dadanya.gelorabirahi.com Ia bisa merasakan puting susu Renata yg mengeras. Lidah
Renata menjelajahi mulut Alfredo, mencari lidahnya untuk kemudian saling berpagutan bagai ular.
Setelah puas, Renata kemudian berdiri di depan muridnya yg masih melongo. Satu demi satu
pakaiannya berjatuhan ke lantai. Badannya yg polos seakan akan menantang untuk diberi
kehangatan oleh perjaka yg juga muridnya ini.
“Lepaskan pakaiannmu Alfredo”, Renata berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut
panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi badannya.
“Ahh cepat Alfredo”, Renata mendesah tidak sabar.
Alfredo kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu apa yg harus dilaqukan.
Pengetahuannya tentang seks hanya di dapatnya dari buku dan video saja.
“Alfredo…, letakkan tanganmu di dada Ibu”,Dgn gemetar Alfredo meletakkan tangannya di dada
Renata yg turun naik. Tangannya kemudian dibimbing untuk meremas-remas buah dada Renata yg
montok itu.
“Oohh…, enakk…, begitu caranya…, remas pelan-pelan, rasakan putingnya menegang..” Dgn
semangat Alfredo melaqukan apa yg gurunya katakan.
“Ibu…, Boleh aqu hisap susu Ibu?”.Renata tersenyum mendengar pertanyaan muridnya, yg berkata
sambil menunduk,
“Boleh…, laqukan apa yg kamu suka”.
Badan Renata menggelinjang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulut pemuda itu di susunya.
Perasaan yg ia pernah rasakan 3 tahun lalu saat ia masih bersama suaminya.
“Oohh…, jilat terus sayg…, ohh”, Tangan Renata mendekap erat kepala Alfredo ke buah dadanya.
Alfredo semakin buas menjilati puting susu gurunya tersebut, mulutnya tanpa ia sadari
menimbulkan bunyi yg nyaring. Hisapan Alfredo makin keras, bahkan tanpa ia sadari ia gigit-gigit
ringan puting gurunya tersebut.
“mm…, nakal kamu”, Renata tersenyum merasakan tingkah muridnya itu.
“Sekarang coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu”.Alfredo menurut saja. Duduk diantara kaki
Renata yg membuka lebar. Renata kemudian menyandarkan punggungya pada dinding di
belakangnya.
“Coba kamu rasakan”, ia membimbing telunjuk Alfredo memasuki kemaluannya.
“Hangat Bu..”Bisa kamu rasakan ada semacam pentil…?”
“Iya..”
“Itu yg dinamakan kelentit, itu adalah titik peka wanita. Coba kamu gosok-gosok”Pelan-pelan jari
Alfredo mengusap-usap clitoris yg mulai menyembul itu.
“Terus…, oohh…, ya…, gosok…, gosok”, Renata mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya
digosok-gosok oleh Alfredo.
“Kalo diginiin nikmat ya Bu?”, Alfredo tersenyum sambil terus menggosok-gosok jarinya.
“Oohh…, Alfredoo…, mm”, badan Renata telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang,
sementara bibirnya merintih-rintih keenakan.
Tangan Alfredo semakin berani mempermainkan clitoris gurunya yg makin bergelora dirangsang
birahi. Nafasnya yg semakin memburu pertanda pertahanan gurunya akan segera jebol.
“Ooaahh…, Alfreedooo”, Tangan Renata mencengkeram pundak muridnya, sementara badannya
menegang dan otot-otot kewanitaannya menegang. Matanya terpejam sesaat, menikmati
kenikmatan yg telah lama tidak dirasakannya.
“Hmm…, kamu lihai Alfredo…, Sekarang…, coba kamu berbaring”.Alfredo menurut saja.
Kemaluannya segera menegang ketika merasakan tangan lembut gurunya.
“Wah…, wahh.., besar sekali”, tangan Renata segera mengusap-usap kemaluan yg telah mengeras tersebut.
Segera saja benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Renata. Ia segera menjilati
kemaluan muridnya itu dgn penuh semangat.gelorabirahi.com Kepala kemaluan muridnya itu
dihisapnya keras-keras, sehingga Alfredo merintih keenakan.
“Ahh…, enakk…,enakk”, Alfredo tanpa sadar menyodok-nyodokkan pinggulnya untuk semakin
menekan kemaluannya makin ke dalam kuluman Renata. Gerakannya makin cepat seiring semakin
kerasnya hisapan Renata.
“oohh Ibu…, Ibbuu”Muncratlah cairan mani Alfredo di dalam mulut Renata, yg segera menjilati
cairan itu hingga tuntas.
“Hmm…, manis rasanya Alfredo”, Renata masih tetap menjilati kemaluan muridnya yg masih tegak.
”Sebentar ya aqu mau minum dulu”.
Ketika Renata sedang membelakangi muridnya sambil menenggak es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia
merasakan seseorang mendekapnya dari belakang.
“Alfredo…, biar Ibu minum dulu”.
“Tidak…, nikmati saja ini”, Alfredo yg masih tegang berat mendorong Renata ke kulkas.Gelas yg
dipegang Renata jatuh, untungnya tidak pecah. Tangan Renata kini menopang badannya ke
permukaan pintu kulkas.
“Ibu…, sekarang!””Ahhkk”, Renata berteriak, saat Alfredo menyodokkan kemaluannya dgn keras ke
lubang kemaluannya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat menikmati hal ini, pemuda yg tadinya
pasif berubah menjadi liar.
“Alfredoo…, enakk…, ohh…, ohh”. Badan Renata bagai tanpa tenaga menikmati kenikmatan yg tiada
taranya. Tangan Alfredo satu menygga badannya, sementara yg lain meremas buah dadanya. Dan
kemaluannya yg keras melumat lubang kemaluannya.
“Ibu menikmati ini khan”, bisik Alfredo di telinganya
“Ahh…, hh”, Renata hanya merintih, setiap merasakan sodokan keras dari belakang.
“Jawab…, Ibu”, dgn keras Alfredo mengulangi sodokannya.
“Ahh…,iyaa”
“Alfredo…, Alfredo jangann…, di dal.. La” belum sempat ia meneruskan kalimatnya, Renata telah
merasakan cairan hangat di lubang kemaluannya menyemprot keras. Kepalang basah ia kemudian
menyodokkan keras pinggulnya.
“Uuhgghh”, kemaluan Alfredo yg berlepotan mani itupun amblas lagi ke dalam lubang Renata.
“Ahh”.
KARENA SATU KESALAHAN
Namaqu Nia, saat itu usiaqu 18 tahun dan aqu baru saja lulus dari SMU. Aqu memang belom pernah
menceritakan detail diriku. Nama lengkapku Lavenia, ya aqu memang lahir dari darah campuran,
Ayah-ku orang Indonesia dan mami-ku dari Belgia. Aqu lahir di Belgia, ketika ayahku bekerja sebagai
duta Indonesia disana. Aqu bisa dibilang memilki wajah indo, paling jelas terlihat di hidungku yg
mancung, bibir tipis menghiasi mulutku dan tulang pipiku yg dibilang paling menarik oleh kawan-
kawanku serta rambut yg panjang lurus sepunggung. Selain rajin merawat wajah, aqu juga selalu
merawat badanku, aqu suka sekali fitness di gym, atau sekedar jogging pagi-pagi setiap hari minggu.
Hal itu membuat badanku langsing dan terawat, selain tentunya aqu juga diet.
dimulai, aqu terpaksa menunggu sekitar 2 bulan sebelom aqu berangkat kesana. Jadilah aqu
menganggur di rumah sambil menunggu saat itu tiba.
Saat ini Di rumahku sedang ada renovasi, Ayah ingin membuat dua buah kamar lagi di lantai atas yg
diperuntukkan sebagai kamar tamu, letaknya bersebelahan dgn kamarku. Oh iya, aqu adalah
anak tunggal, saat itu Ayah-ku sedang berdinas keluar negeri, yaitu ke Belgia, dan mami ikut kesana
untuk mengunjungi saudara-saudaranya yg tinggal disana, sebenarnya aqu ditawari ikut, tapi aqu
menolak karena malas, entah kenapa aqu ingin sekali menikmati waktu-waktu ku di rumah sebelom
aqu berangkat ke Australia. Di rumah aqu tak sendirian, ada seorang pembantu perempuan yg
telah lama bekerja di rumahku, mbak Siti, dan 5 orang kuli bangunan yg bekerja merenovasi
rumahku. Sebenarnya ada juga supir dan tukang kebun yg juga bekerja di rumahku, tetapi mereka
berdua sedang pulang kampung.
5 orang kuli bangunan itu ramah terhadapku, aqu pun mengenal mereka dgn baik karena mereka
sudah 3 hari bekerja di rumahku. Si pemimpin namanya pak Hendar, pria 40 tahunan dgn badan
besar dan agak gendut dan kulit hitam serta kumis tebal di bawah hidungnya. Ada juga si Kusnandar
pemuda 30 tahunan berbadan ceking, tiga lainnya Didin, Akmal, dan Rendra yg berusia sekitar 20
tahunan.
Mereka semuanya ramah dan rajin sekali dalam bekerja, tetapi aqu tak menyadari pikiran-pikiran
kotor dibalik keramahan mereka.
Pagi itu Mbak Siti meminta izin padaqu untuk mengunjungi keponakannya yg sakit keras di Cirebon,
dan katanya ia akan pulang selambatnya keesokan harinya. Sebenarnya aqu agak ragu memberikan
izin itu padanya, tetapi wajahnya yg memelas membuatku tak tega, akhirnya ia pun berangkat pagi
itu juga. tinggallah aqu sendiri bersama 5 orang kui bangunan itu di rumah, tak apalah pikirku aqu
cukup berani di tinggal sendirian aqu kan sudah bukan anak kecil lagi.
Saat itu sekitar jam 9 pagi dan aqu sedang bermain basket di halaman belakang rumahku. setelah
agak lelah aqu beristirahat di teras belakang rumahku. Kudengar pak Hendar memanggilku.
“Non, non Nia…”
“Iya ada apa pak?” jawabku
“Ini non, kami mau istirahat sebentar sambil nonton-nonton VCD di ruang keluarga boleh?”
“Oh iya ngga apa-apa pak…hidupin aja”
“Baik, terima kasih non” pak Hendar pun menghilang dari pandanganku.
Aqu pun segera naik ke kamarku untuk mandi kemudian tidur siang. Sayup-sayup kudengar irama
musik dangdut mengalun dari ruang keluarga. Pasti dari CD yg diputar pak Hendar dan yg lain
pikirku, dasar orang-orang kampung.
Jam 12-an siang aqu terbangun. Entah kenapa perasaanku agak gundah, setelah mencuci muka aqu
beranjak ke CD playerku, aqu ingin sekali mendengarkan artis favoritku Norah Jones. Aqu pun
terlarut di kamarku terbuai oleh lagu-lagu favoritku.
Entah kenapa aqu teringat sesuatu, yaitu VCD hasil rekaman handy cam-ku bersama sahabat-
sahabatku ketika aqu mengerjai adik kelasku Sherly di sekolah tak terdapat dalam tumpukan
koleksi CD-ku. Aqupun terkejut, ini memang kebodohanku sendiri yg suka menaruh barang-barang
penting seasalnya saja. Hatiku mulai gundah, bagaimana kalau mami-ku atau Ayah-ku
menemukannya. Tetapi aqu mulai berpikir mungkin mbak Siti yg suka membereskan kamarku yg
memindahkannya, aqu akan segera menelponnya, tetapi sebelom aqu beranjak ke pesawat telepon
aqu mendengar ketukan pada pintu kamarku.
“Siapa ?” tanyaqu.
“Pak Hendar non Nia” jawab suara dari balik pintu, aqu pun bergegas membukanya.
Pak Hendar dan kawan-kawannya berdiri di depan pintu kamarku sambil menyeringaikan senyum.
Aqu pun merasakan hal yg tak beres terjadi, hatiku berdegup kencang.
“Ada apa pak ?” tanyaqu.
“He..he..enggak non, barusan kami liat film yg non buat…” wajah pak Hendar menyeringai.
“Iya, yg ada tulisan ‘Sherly’nya di kotaknya itu loh non…” Rendra menambahkan sambil tersenyum
mengerikan.
“Iya, non disitu bagus banget loh mainnya…kita sampe…sampe ngaceng Non he..he…” Pak Hendar menambahkan lagi.
Sekejap jantungku berdegup kencang, ternyata VCD itu mereka yg temukan. Habislah aqu.
“Bapak dapat itu dari kamar saya kan ? kenapa bapak masuk-masuk kamar saya tanpa izin ?!!” aqu
mulai marah.
“Tenang Non, non ngga mau kan sampe papa dan mama non tau CD ini ?” Pak Hendar
mengernyitkan dahinya.
“Jangan macam-macam ya pak, saya bisa lapor polisi !!” aqu mengancam.
“Kalo non lapor polisi, bukannya non yg malah rugi, gini deh Non, non kasih aja maunya kita…” Pak
Hendar berusaha menyudutkan aqu.
“Ok, bapak mau uang berapa, sebut saja, nanti saya ambil dulu di ATM…”
“Bukan, bukan uang non…” Pak Hendar memotong pembicaraanku.
“Tapi….” wajahnya kembali menyeringai lalu berbisik padaqu.
Akhirnya aqu hanya bisa pasrah, mereka ingin sekali menikmati badan remajaqu yg belom pernah
mereka rasakan sebelomnya. Aqu pun tak bisa menghindar lagi, aqu rela mereka menikmati
badanku ketimbang mereka melaporkan ini pada mami dan Ayah, saat itu aqu tak bisa berpikir
panjang, kemauan mereka kuturuti.
Aqu pun menelepon Sherly yg saat itu masih bersekolah di kelas 2 sebagai perjanjian dgn 5 kuli
mesum yg juga ingin menikmati badan mulus Sherly. Aqu terpaksa berbohong padanya bahwa aqu
ingin mengajaknya pergi shopping sorenya, makanya sepulang sekolah aqu menyuruhnya langsung
ke rumahku.
Kini aqu berbaring diatas tempat tidurku mengenakan kaos tanpa lengan dgn celana pendek ketat. 5
kuli-kuli mesum itu pun mulai melaksanakan aksi mereka. tak henti-hentinya mereka mengagumi
badanku sambil tangan-tangan mereka merambah bagian-bagian sensitif dari badanku.
“Non Nia emang punya body yg bagus he..he…berapa umurnya non ?” tanya Kusnandar.
“De…delapan belas…” jawabku.
Hatiku berdebar ketika tangan-tangan itu membelai paha dan betisku dgn lembut. Perasaan taqut
dan jijik bergejolak di hatiku menghadapi perkosaan 5 kuli kasar ini yg sedang mengerubungi
badanku.
“Memang beda ya sep, ABG gedongan sama perek kampung…” Akmal berkata.
“ya iyalah, Bego lo mal, ini kan non Nia pasti beda lah rasanya, jauh lebih terawat, ya kan non ?”
Kusnandar tersenyum padaqu.
Perlahan pak Hendar melucuti kaos tanpa lenganku, sementara Kusnandar dan Akmal masih sama
membelai-belai sambil menciumi paha putihku, mereka terbuai oleh kemulusannya. Setelah
melucuti kaos ku pak Hendar sentak membuka BH putihku, membiarkan udara dingin AC meyentuh
kulit buah dadaqu yg berukuran 34B.
“he…he…Buah dadanya oke juga non, bapak udah pernah ngerasain yg lebih gede dari ini, tapi ngga
yg semulus dan seindah punya non he…he…” Pak Hendar kulihat terpesona dgn keindahan buah
dadaqu. buah dadaqu memang tak besar tapi karena aqu sering berolah raga bentuknya kencang
dan padat, dgn kulit putih yg selalu kurawat dan puting kemerahan.
5 kuli mengerubutiku diatas tempat tidurku yg kecil, membuatnya jadi sesak, sehingga aqu sulit
bernafas, aqu meronta-ronta tapi Didin meraih kedua tanganku ke atas lalu mengikatnya dgn ikat
pinggang yg ia pakai ke ujung ranjang sehingga aqu pun semakin memberontak.
“Cukup pak, cukup…atau saya teriak…”
“tenang non, tenang…ingat VCD itu non, kalo papa mama non tau, bagaimana…” Pak Hendar
berusaha menenangkan aqu.
Ah, alangkah cerobohnya aqu, jika saja aqu menyimpan VCD itu di tempat yg aman ini semua tak
akan terjadi.
“Tenang ya non Nia, nikmati saja…” pak Hendar dgn kasar meremas buah dadaqu sementara Akmal dan Kusnandar yg sudah bernafsu mulai menanggalkan celana pendekku.
Aqu masih saja memberontak ketika tangan pak Hendar dgn kasar meremas buah dada kananku
sementara Didin memilin puting buah dada kiriku, kemudian mereka pun bersamaan menjilati
putingnya. Tak sampai disitu mereka meyapu seluruh permukaan buah dadaqu dgn jilatan-jilatan
erotis dan menghisap putingnya seolah ingin menyusu dari puting buah dadaqu. Di tengah
pemberontakanku, badanku bergetar menghadapi rangsangan-rangsangan itu.
Sementara Akmal dan Kusnandar sudah menanggalkan celana dalamku, aqu dapat merasakannya
dari udara dingin AC yg menyentuh kemaluanku. Aqu juga selalu merawat kemaluanku, setiap aqu
mandi selalu kubersihkan dgn sabun khusus agar tetap bersih dan harum. Ini kulaqukan agar pacar-
ku saat itu, David, tak mau berpaling dariku.
Tiba-tiba saja aktivitas mereka terhenti oleh bunyi bel dari pagar rumahku. Pak Hendar mendekap
mulutku agar aqu tak berteriak. Ini pasti Sherly pikirku, kuharap ia tak sendirian, mebawa
seorang kawan atau lebih baik lagi kalau ia membawa pacarnya Ivan. Pak Hendar memberi tanda
kepada Akmal dan Kusnandar yg bergegas menuju pintu pagar. Pintu pagar ke kamarku memang
jauh, rumahku bisa dibilang luas halaman depan diisi garasi 4 mobil dan sebuah taman besar
sementara halaman belakang diisi lapangan basket kecil dan kolam renang. Jarak rumahku dan
rumah tetangga juga bisa dibilang cukup jauh, karena besarnya halaman rumah yg kumiliki,
sekencang apapun ku berteriak, kecil kemungkinannya didengar oleh tetangga-tetanggaqu.
Tiba-tiba saja suasana kamarku sepi, kulihat wajah Didin, Rendra dan pak Hendar yg resah
menunggu Kusnandar dan Akmal. Aqu memanfaatkan momen ini untuk mengambil nafas sejenak.
Tak berapa lama pintu kamarku terbuka, kulihat Sherly masuk masih berseragam SMA dikawani
Akmal dan Kusnandar. Ia nampak Shock melihat aqu yg telanjang bulat sedang dikerubuti 3 orang
berwajah kasar diatas tempat tidur.
“Tenang non Sherly…tenang…” pak Hendar menghampirinya lau membisikkan sesuatu ke Sherly,
sepertinya ia memberitahukan perjanjian yg kubuat dgn mereka.
“Tapi ni…gue…” wajah Sherly memelas menatapku.
“Maafin gue Sher, ini salah gue…maaf…” air mata menetes dari mataqu seketika hatiku terasa
ditikam pisau ketika aqu tahu aqu mengkhianati sahabatku sendiri.
“Nggaa !!! Tolooongg !!” Sherly berteriak kencang sambil berusaha melarikan diri, tetapi dgn sigap
Kusnandar dan Akmal meraih tangannya.
Sherly meronta-ronta sambil menangis, Akmal mendekapnya berusaha menenangkannya.
“Sher, udah…ngga usah ngelawan !!! biar ini cepat selesai…” aqu berusaha menenangkan Sherly
diantara isak tangisku.
“Lo sahabat gue kan ? Sher, gue mohon, maafin gue, tolongin gue Sher…” Sherly menatapku dgn
tatapan mengiba tetapi juga diselingi kemarahan kulihat air mata mengucur deras di pipinya.
Sherly meronta lagi tapi tak sekuat sebelomnya, Akmal menghempaskan badan Sherly ke Sofa tak
jauh dari tempat tidurku. Akmal, Kusnandar dan pak Hendar berusaha menenangkannya.
“Nah sekarang lanjut lagi…” kata pak Hendar, ia berpindah dari sofa menuju tempat tidurku, ia
bertukar tempat dgn Didin yg menuju ke sofa.
“Non Nia, tadi sampai dimana…”pak Hendar tersenyum mengerikan menghadap wajahku.
Kata-kata kotor keluar dari mulutku sambil kudengar Sherly meronta-ronta dan berteriak-teriak
minta tolong. Pak Hendar mengambil posisi di hadapan kemaluanqu, sementara Rendra kembali
menyergap raqus puting buah dadaqu. Pak Hendar meraih kedua pahaqu dibukanya lebar-lebar,
sehingga membuat posisiku mengangkang.
“Non, bapak cobain ya…” pak Hendar mulai memainkan jarinya di permukaan kemaluanqu, ia membuka
bibir kemaluanqu sambil tangan satunya menjelajahi pahaqu hingga pangkalnya. Ia mengorek-ngorek
kemaluanqu dgn jarinya sambil memainkannya.
Aqu mendesah dan meronta, sementara Rendra dgn liar menyapu permukaan buah dadaqu dgn
lidahnya, kemudian menyusuri perut sekitar pusarku, naik lagi ke buah dada, kemudian beralih
keketiakku, leher sampai akhirnya berakhir di bibirku. Rendra memaksaqu membuka mulut, tanpa
kusadar kulayani permainan lidahnya di bibirku.
Keringat mulai membasahi badan telanjangku, meski ruangan kamar ini ber-AC. Eksplorasi lidah dan
jemari Rendra pada badan bagian atasku, serta permainan jari pak Hendar pada kemaluanqu dan
sentuhan-sentuhannya pada paha, pinggul, serta pantatku membuat birahiku berdesir. Rontaanku
pun melemah ketika lidah pak Hendar mulai membasuh bibir kemaluanqu yg yg bersih dan
ditumbuhi rambut halus yg jarang.
Aqu melirik ke Sherly, kulihat badannya melemah ketika tiga orang kuli itu menikmati bagian-bagian
badannya. Rok SMU-nya tersingkap sementara Akmal ada disana menikmati kemulusan dan
putihnya paha Sherly yg berkulit lebih putih dari aqu, ia juga keturunan indo, hanya saja papa Sherly
orang Amerika, badannya langsing mulus tanpa cela, wajahnya imut-imut meskipun ia duduk di kelas
2 SMU orang masih mengira ia anak SMP. Rambut Sherly panjang sebahu dgn warna agak
kemerahan.
Kulihat buah dada Sherly tak lepas dari permainan 3 kuli itu. BH-nya sudah terletak di lantai, tersisa
seragam SMU yg telah terbuka kancingnya serta tangan-tangan Didin dan Kusnandar yg meremas
kedua bongkahan buah dada Sherly yg montok dgn puting merah muda itu. Buah dada Sherly
memang lebih besar dari milikku dgn bentuknya yg kencang dan menggoda, dan kurasa itulah hal yg
sangat menarik cowok-cowok di sekolahku untuk membicarakannya.
Pak Hendar kulihat mulai menelanjangi dirinya, begitu juga dgn Rendra. Aqu melihat kemaluan Rendra yg
menegang itu mendekati wajahku.
“Ayo non, isep non…” Rendra memerintahkanku mengoral kemaluannya.
Perintah Rendra tak kukabulkan, ia masih saja memaksa kemaluannya dgn menempelkannya ke
wajah dan bibirku, aqu meronta menoleh kekiri dan kanan untuk menolaknya. Tiba-tiba saja kurasa
tamparan mendarat di pipiku, kulihat wajah Rendra yg berang mengerikan.
“Ayooo !!! isepp nooon !!!” wajah Rendra kulihat sangat mengerikan dan satu tamparan mendarat
lagi di pipiku, aqu tak punya pilihan, jantungku berdegup kencang, kubuka mulutku.
Rendra memaksa kemaluannya memasuki mulutku, sampai membuatku tersedak dan ingin muntah
menghirup aroma kemaluannya. Perutku mual, tetapi tak lama kemudian Rendra mulai memompa
kemaluannya di bibirku. Aqu tak dapat melihat pak Hendar dgn jelas, karena tertutup Rendra
tetapi kurasakan pada kemaluanqu ia sedang menggesek-gesekkan kemaluannya disana. Aqu tak
dapat melihat sebesar apa miliknya, tetapi perkiraanku miliknya jauh lebih besar dari milik pacarku
saat itu David.
Lagi-lagi kulirik Sherly, kulihat ia dalam posisi duduk di sofa, kedua tanganya direntangkan sambil
dipegangi Didin dan Kusnandar, sementara Akmal memposisikan wajahnya dihadapan kemaluan
Sherly yg sudah tanpa celana dalam sambil tangannya memaksa Sherly mengangkang. Kulihat
kemaluan Sherly yg bersih tanpa rambut-rambut itu sedang dibasuh oleh jilatan-jilatan dari lidah
Akmal, kulihat bibir kemaluannya memerah dan mengkilat karena air liur Akmal. Kulihat pinggul
Sherly bergerak kesana kemari, wajahnya terlihat ketaqutan sambil menggumam tak jelas.
Rendra menghentikan pompaannya, ia mencabut kemaluannya dari mulutku, aqu sedikit bisa
bernafas sambil terbatuk-batuk. Rendra lalu membuka simpul ikat pinggang yg diikatkan ke tempat
tidurku, tetapi kedua tanganku masih terikat, aqu tak tahu apa rencana mereka selanjutnya. Tiba-
tiba pak Hendar mendekap badanku dan mengangkatnya, ia memindahkanku ke kamar mandi yg
juga terletak di kamarku ini. Ia meletakkan badanku diatas Bath tub-ku yg memang luas ukurannya
dgn posisi terlentang. Rendra kembali mengikat tanganku kehandle yg terletak disana.
Tiba-tiba pak Hendar menyalakan Shower yg terletak diatas bath tub-ku. Siraman air dari shower itu
membasuh badanku dan membuatku kedinginan. Tak berapa lama seluruh bagian badanku basah
kuyup, kulihat pak Hendar berdiri tegak diatasku dgn kemaluannya yg mengacung keras, akhirnya
aqu dapat melihat bentuknya dgn jelas, memang ukurannya besar sekali, jauh lebih besar dari milik
pacarku ataupun milik Andre, penjaga sekolahku yg juga punya kemaluan besar.
“Non, sekarang bapak mau rasain kemaluan non ya…”
“Jangan pak…ampun….” aqu memohon ampun pada pak Hendar, tetapi ia kelihatan tak
memperdulikannya.
Ia meraih kedua kakiku dgn tangannya kemudian merentangkan kedua kakiku hingga pahaqu
menyentuh dadaqu. Sebentar ia melihat ke arah kemaluanqu, aqu hanya bisa memberontak pelan,
badanku lemas akibat dinginnya air yg membasuh badanku.
Pak Hendar akhirnya membimbing kemaluannya menuju kemaluanqu. Meski aqu melaqukan
perlawanan ia tetap berusha menembus bibir kemaluanqu dgn kemaluan besarnya.
“Ooougghh…Rapet banget sih kemaluannya non, susah nih masuknya…” gerutu pak Hendar.
“Ampuun pak…jangan perkosa saya…” aqu hanya bisa memohon.
“Dipaksa aja pak” Rendra yg menonton memberi saran pada pak Hendar
Tiba-tiba pak Hendar menyentakkan pinggulnya berusaha menembus lobang sempit itu, aqu
merasakan sensasi nikmat luar biasa sambil merasa kesakitan yg sangat, aqu pun berteriak kecil.
Dgn beberapa hentakan lagi pak Hendar berhasil membenamkan kemaluannya di lubang
kemaluanqu. Aqu merasakan kenikmatan dicampur rasa jijiik harus menghadapi lelaki bejat ini.
Perlahan pak Hendar memompa kemaluannya di lubang kemaluanqu, aqu merasa denyutan
kemaluannya memijit dinding-dinding kemaluanqu yg menjepit erat kemaluannya. Tanpa sadar
aqupun mulai terbuai menikmati permainan ini, Mulutku mulai mengeluarkan desahan-desahan yg
semenjak tadi kutahan. Sementara Rony dgn santai melihat persebadananku dgn pak Hendar sambil
merokok dan duduk di kloset WC.
Pak Hendar mempercepat gerakannya, dgn gaharnya ia menggenjot badanku yg lemah ini di bawah
pancuran air shower. Aqu hanya bisa meringis kesakitan sambil mendesah dan menggumam.
“eemmhh…ssst….aaah…pak…ssstt…aaah… ” desahan-desahanku membangkitkan birahi pak Hendar
untuk menggenjot badanku lebih keras.
Posisiku menghadap ke pintu kamarku, sejenak kulihat keadaan Sherly. Sherly sudah dipindahkan ke
atas tempat tidurku kulihat posisi badannya menungging dgn pantatnya terangkat keatas dan
wajahnya tepat berada di selangkangan Kusnandar, posisi badannya membelakangi aqu, pasti Sherly
sedang dipaksa mengoral kemaluan Kusnandar pikirku. Meskipun masih memakai seragam dgn
seluruh kancingnya terbuka, bagian bawah badannya sudah telanjang, Sherly hanya mengenakan
kaos kaki panjang hampir selututnya dan sepatu ketsnya. Kulihat bongkahan pantat Sherly yg putih
dan seksi itu sedang menerima penyiksaan dari Akmal dan Didin. Mereka menamparkan penggaris
plastik panjang milikku ke permukaan kulit pantat Sherly. Terkadang kulihat pinggul Sherly bergetar
menahan sakit ketika penggaris itu menampar pantatnya yg menungging keatas. Kuihat juga bekas-
bekas tamparan penggaris itu berupa jalur-jalur merah dipermukaan kulit pantat Sherly yg putih
mulus itu.
Tiba-tiba saja aqu tersentak, karena genjotan pak Hendar makin kencang, dgn raqusnya ia menciumi
wajahku sambil tangannya dgn liar meremas buah dadaqu. Badanku tergoncang-goncang dgn liar,
sementara sodokan pak Hendar kian kuat, sekitar 5 menit sudah persebadanan ini berlangsung, Aqu
mulai merasakan getaran-getaran orgasme.
Benar saja, berselang beberapa detik, aqu merasa seluruh badanku bergetar, sensasi yg jarang
kurasakan sebelomnya, otot-ototku serasa mengembang meberi kenikmatan luar biasa, aqu meraih
orgasmeku. Sementara pak Hendar masih saja menggenjot lubang kemaluanqu.
“Aaaaghhh…bapak keluar ni non…”
“Jangan di dalam pak…jangan…” Aqu buru-buru meminta.
Pak Hendar segera mencabut kemaluannya dan menumpahkan spermanya diatas selangkanganku,
sperma yg kental sekali.
Badanku serasa hancur, lemas sekali, sementara air pancuran itu masih saja membuatku menggigil.
Sepertinya aqu tak bisa bangkit dari tempat itu, ketika pak Hendar keluar dari bath tub itu,
sementara kulihat Rendra menyeringai menuntut gilirannya. Badanku terasa lemas sekali saat
Rendra perlahan mengangkat badanku dari bath-tub. Ia menggendongku menuju koset kemudian
duduk disitu. Pak Hendar beranjak keluar untuk melihat keadaan Sherly.
Aqu duduk dipangku oleh Rendra di kloset itu, saling berhadapan lalu ia mengalungkan tanganku yg
terikat ke bahunya, kemudian meremas remas buah dada dan pantatku.
“waaah non Nia….badannya mulus banget…” 2 tangan Rendra menjelajah seluruh bagian badanku
mulai dari pantat, pinggul, pinggang, paha dan buah dadaqu yg kesemuanya dalam keadaan basah.
“Wangi juga lagi non…waaah ngga tahan saya nih….” Rendra menghirup wangi badanku.
“Sudah cukup pak…ampun…saya udah ngga kuat lagi…” aqu memohon pada Rendra karena badanku
terasa lemas semuanya, tetapi Rendra hanya menanggapi dgn senyuman mengejek.
“Enak aja non, pak Hendar kan udah…sekarang giliran saya…”
Sesaat kurasa sebuah benda hangat bergesekan dgn kemaluanqu, aqu langsung mengetahui bahwa
Rendra siap menyebadaniku. Perlahan benda itu terasa makin membesar saja, Rendra mengangkat
badanku sedikit, kemudian tangannya menuntun kemaluannya menembus lubang kemaluanqu yg
memang sudah basah. Ia tak menemukan kesulitan menembus lubang kemaluanqu, idak seperti pak
Hendar tadi. Sensasi baru menjalari tubuku, ketika dinding kemaluanqu menjepit erat benda hangat
berdenyut-denyut itu.
Beberapa detik Rendra membiarkanku menarik nafas, kulihat wajahnya tersenyum keenakan. Ia
menciumi bibirku dgn raqus, kemudian memainkan tangannya pada bongkahan pantatku dgn
meremasnya lalu turun menelusuri kulit mulus pahaqu yg masih basah. Rendra sedikit mendorong
badanku ke belakang untuk menikmati kenyalnya buah dadaqu denagn bibirnya lalu menghisapi
puting kemerahan itu.
Rendra mulai menggoyg pinggulnya perlahan, kemaluannya terasa bergerak-gerak di dalam
kemaluanqu. Menghadapi “serangan-serangan” Rendra ini aqu mulai panas, rasanya berbeda dgn
pak Hendar yg memperlaqukanku dgn kasar. Tanpa kusadai kulayani permainan lidahnya di bibirku
dgn lidahku. Aqu juga mulai menikmati genjotan-genjotan Rendra yg memompa kemaluannya di
kemaluanqu.
Panas mulai merasuki badanku, keringat ku bercampur dgn air yg masih membasahi badanku sejak
tadi. Rendra mempercepat persebadanan ini, genjotannya terkadang perlahan terkadang cepat.
Membuat aqu semakin kepayahan. Kurasa hampir 5 menit perebadanan ini berlangsung tetapi tak
kulihat adanya tanda-tanda orgasme dari Rendra, sementara aqu akhirnya memperoleh orgasme
pertamaqu. Kudengar samar-samar di luar kamar mandi Sherly mengerang dan mendesah, kurasa ia
juga sedang menghadapi hal yg sama dgnku.
Tiba-tiba saja kulihat Akmal masuk ke kamar mandi, ia cukup iri melihat Rendra yg sendirian saja
menikmati badan ABG muda ini.
“Oi Ron, curang lo sendirian aja, bagi-bagi donk…” Akmal meminta bergabung dgn Rendra sambil
melepas celananya.
“Ayo mal, hajar aja ni perempuan, belakangnya masih kosong tuh” Rendra memperbolehkan Akmal
bergabung.
Aqu hanya tertunduk lemas ketika Akmal mendorong sedikit punggungku, dan dari belakang ia
mencoba memasukkan kemaluannya ke lubang anusku. Aqu tak dapat melihat dirinya, yg kurasa
hanya nyeri di sekitar lubang pantatku ketika Akmal dgn paksa memasukkan kemaluannya kesana.
dgn bantuan tangannya ia merah pinggulku untuk memudahkannya memasukkan kemaluannya.
Kurasakan nyeri yg luar biasa ketika kemaluan itu perlahan menembus lubang pantatku, aqu
berteriak, tetapi Akmal tak menghentikan aksinya, sementara Rendra beristirahat dari genjotannya
untuk mengumpulkan energi lagi.
“ Ron sempit banget ni lubang pantat, seret aahh…” Akmal menekan kembali kemaluannya.
“Aaaakh…Sudah pak cukup, jangan disitu, AAAkkkhhh…” aqu berteriak berkali-kali menahan perih yg
mendera kedua lubang itu. Beberapa saat kemudian Akmal berhasil membenamkan kemaluannya di
lubang pantatku. Setelah menarik nafas sejenak, Akmal dan Rendra mulai menggenjot badanku.
Awalnya dgn irama pelan, mereka bergantian menggenjot kemaluan dan lubang pantatku.
“Mmmhhggg…Aaaghhh…Ron lo mesti cobain ni lubang pantat, seret banget…aaaghhh..” racau
Akmal kepada Rendra.
“Aaghh…Kemaluannya juga nikmat mal, basah, masih sempit lagi..” balas Rendra.
Sial pikirku, aqu berada diantara badan 2 kuli kasar yg sedang menyebadan badan mudaqu yg
kurawat selama ini. Tetapi perlahan aqu merasakan sensasi baru disebadani 2 orang di saat yg
bersamaan. Meskipun perih kurasakan, tetapi kenikmatannya setimpal dgn penderitaan yg
kurasakan.
“mmhhh…aaahh…aaaahh…sshhtt…aaah…” desahku terucap mewarnai pemandangan aneh ini.
Cukup lama juga mereka menyebadaniku, lebih lama dari pak Hendar tadi. Sampai akhirnya Akmal
menahan gerakannya kemudian mencabut kemaluannya dari lubang pantatku lalu memuncratkan
spermanya di atas bongkahan pantatku, saat itu juga aqu berorgasme sambil meliukkan badanku.
Badanku jatuh lemas di pangkuan Rendra yg masih menggenjot kemaluanqu, Akmal sepertinya
sedang membersihkan sisa-sisa sperma pada kemaluannya di bath tub. hanya berselang puluhan
detik kemudian, kurasa badan Rendra menegang ia memekik perlahan kemudian menyemburkan
spermanya di dalam kemaluanqu. aqu baru teringat ini bukan masa suburku, untung saja pikirku.
Aqu dan Rendra duduk terdiam diatas closet sambil mengumpulkan tenaga, kudengar desahan-
desahan dan erangan-erangan dari arah kamar, Sherly pasti juga sedang disetubui pria-pria maniak
itu. Tak lama kemudian Didin dan Kusnandar yg belom menikmati badanku menghampiri aqu dan
Rendra di kamar mandi.
“Udah selesai Ron? gantian ya kita pake…” Didin memberi tanda kepada Rendra
Rendra hanya menganggukkan kepala dan membiarkan aqu yg sudah lemah diangkat oleh
Kusnandar dan Didin menuju kamarku. Di kamarku kulihat Sherly tergeletak di lantai dgn posisi
menungging, sementara pak Hendar dgn liar menggenjot kemaluan Sherly dari belakang. Aqu
diletakkan bersebelahan dgn Sherly dgn posisi terlentang. Didin meraih pahaqu kemudian
mengangkangkan kakiku. Setelah puas menikmati buah dadaqu, Didin menyebadaniku dalam posisi
missionary.
Aqu melihat Sherly tampak kepayahan disebelahku, aqu berpikir betapa senangnya lima kuli kasar ini
bisa meyebadani 2 remaja SMA yg kini tergeletak bersampingan. Setelah Didin menyemburkan
spermanya di atas buah dadaqu, Kusnandar gantian menyebadaniku. Hal yg sama juga terjadi pada
Sherly, kita berdua dipakai bergiliran oleh lima pria maniak itu.
Pemerkosaan ini berakhir malam hari sekitar jam 9, ketika pintu pagar dibuka oleh mbak Siti yg
pulang lebih cepat dari dugaan, karena tak mendapatkan tiket kereta ke kampungnya. Tetapi 5 kuli
itu sudah membuat perjanjian dgn aqu dan Sherly untuk merahasiakan perbuatan biadab mereka
dan VCD milikku mereka sita untuk berjaga-jaga. Kini aqu tak tahu lagi kabar mereka, yg pasti aqu
dan Sherly sudah melupakan kejadian mengerikan yg terjadi waktu itu karena kecerobohanku dan
aqu tetap bersahabat dgnnya.
menceritakan detail diriku. Nama lengkapku Lavenia, ya aqu memang lahir dari darah campuran,
Ayah-ku orang Indonesia dan mami-ku dari Belgia. Aqu lahir di Belgia, ketika ayahku bekerja sebagai
duta Indonesia disana. Aqu bisa dibilang memilki wajah indo, paling jelas terlihat di hidungku yg
mancung, bibir tipis menghiasi mulutku dan tulang pipiku yg dibilang paling menarik oleh kawan-
kawanku serta rambut yg panjang lurus sepunggung. Selain rajin merawat wajah, aqu juga selalu
merawat badanku, aqu suka sekali fitness di gym, atau sekedar jogging pagi-pagi setiap hari minggu.
Hal itu membuat badanku langsing dan terawat, selain tentunya aqu juga diet.
Cerita Sex
Aqu memutuskan untuk melanjutkan studi-ku ke Australia, Tetapi tahun pelajaran di Australia belomdimulai, aqu terpaksa menunggu sekitar 2 bulan sebelom aqu berangkat kesana. Jadilah aqu
menganggur di rumah sambil menunggu saat itu tiba.
Saat ini Di rumahku sedang ada renovasi, Ayah ingin membuat dua buah kamar lagi di lantai atas yg
diperuntukkan sebagai kamar tamu, letaknya bersebelahan dgn kamarku. Oh iya, aqu adalah
anak tunggal, saat itu Ayah-ku sedang berdinas keluar negeri, yaitu ke Belgia, dan mami ikut kesana
untuk mengunjungi saudara-saudaranya yg tinggal disana, sebenarnya aqu ditawari ikut, tapi aqu
menolak karena malas, entah kenapa aqu ingin sekali menikmati waktu-waktu ku di rumah sebelom
aqu berangkat ke Australia. Di rumah aqu tak sendirian, ada seorang pembantu perempuan yg
telah lama bekerja di rumahku, mbak Siti, dan 5 orang kuli bangunan yg bekerja merenovasi
rumahku. Sebenarnya ada juga supir dan tukang kebun yg juga bekerja di rumahku, tetapi mereka
berdua sedang pulang kampung.
5 orang kuli bangunan itu ramah terhadapku, aqu pun mengenal mereka dgn baik karena mereka
sudah 3 hari bekerja di rumahku. Si pemimpin namanya pak Hendar, pria 40 tahunan dgn badan
besar dan agak gendut dan kulit hitam serta kumis tebal di bawah hidungnya. Ada juga si Kusnandar
pemuda 30 tahunan berbadan ceking, tiga lainnya Didin, Akmal, dan Rendra yg berusia sekitar 20
tahunan.
Mereka semuanya ramah dan rajin sekali dalam bekerja, tetapi aqu tak menyadari pikiran-pikiran
kotor dibalik keramahan mereka.
Pagi itu Mbak Siti meminta izin padaqu untuk mengunjungi keponakannya yg sakit keras di Cirebon,
dan katanya ia akan pulang selambatnya keesokan harinya. Sebenarnya aqu agak ragu memberikan
izin itu padanya, tetapi wajahnya yg memelas membuatku tak tega, akhirnya ia pun berangkat pagi
itu juga. tinggallah aqu sendiri bersama 5 orang kui bangunan itu di rumah, tak apalah pikirku aqu
cukup berani di tinggal sendirian aqu kan sudah bukan anak kecil lagi.
Saat itu sekitar jam 9 pagi dan aqu sedang bermain basket di halaman belakang rumahku. setelah
agak lelah aqu beristirahat di teras belakang rumahku. Kudengar pak Hendar memanggilku.
“Non, non Nia…”
“Iya ada apa pak?” jawabku
“Ini non, kami mau istirahat sebentar sambil nonton-nonton VCD di ruang keluarga boleh?”
“Oh iya ngga apa-apa pak…hidupin aja”
“Baik, terima kasih non” pak Hendar pun menghilang dari pandanganku.
Aqu pun segera naik ke kamarku untuk mandi kemudian tidur siang. Sayup-sayup kudengar irama
musik dangdut mengalun dari ruang keluarga. Pasti dari CD yg diputar pak Hendar dan yg lain
pikirku, dasar orang-orang kampung.
Jam 12-an siang aqu terbangun. Entah kenapa perasaanku agak gundah, setelah mencuci muka aqu
beranjak ke CD playerku, aqu ingin sekali mendengarkan artis favoritku Norah Jones. Aqu pun
terlarut di kamarku terbuai oleh lagu-lagu favoritku.
Entah kenapa aqu teringat sesuatu, yaitu VCD hasil rekaman handy cam-ku bersama sahabat-
sahabatku ketika aqu mengerjai adik kelasku Sherly di sekolah tak terdapat dalam tumpukan
koleksi CD-ku. Aqupun terkejut, ini memang kebodohanku sendiri yg suka menaruh barang-barang
penting seasalnya saja. Hatiku mulai gundah, bagaimana kalau mami-ku atau Ayah-ku
menemukannya. Tetapi aqu mulai berpikir mungkin mbak Siti yg suka membereskan kamarku yg
memindahkannya, aqu akan segera menelponnya, tetapi sebelom aqu beranjak ke pesawat telepon
aqu mendengar ketukan pada pintu kamarku.
“Siapa ?” tanyaqu.
“Pak Hendar non Nia” jawab suara dari balik pintu, aqu pun bergegas membukanya.
Pak Hendar dan kawan-kawannya berdiri di depan pintu kamarku sambil menyeringaikan senyum.
Aqu pun merasakan hal yg tak beres terjadi, hatiku berdegup kencang.
“Ada apa pak ?” tanyaqu.
“He..he..enggak non, barusan kami liat film yg non buat…” wajah pak Hendar menyeringai.
“Iya, yg ada tulisan ‘Sherly’nya di kotaknya itu loh non…” Rendra menambahkan sambil tersenyum
mengerikan.
“Iya, non disitu bagus banget loh mainnya…kita sampe…sampe ngaceng Non he..he…” Pak Hendar menambahkan lagi.
Sekejap jantungku berdegup kencang, ternyata VCD itu mereka yg temukan. Habislah aqu.
“Bapak dapat itu dari kamar saya kan ? kenapa bapak masuk-masuk kamar saya tanpa izin ?!!” aqu
mulai marah.
“Tenang Non, non ngga mau kan sampe papa dan mama non tau CD ini ?” Pak Hendar
mengernyitkan dahinya.
“Jangan macam-macam ya pak, saya bisa lapor polisi !!” aqu mengancam.
“Kalo non lapor polisi, bukannya non yg malah rugi, gini deh Non, non kasih aja maunya kita…” Pak
Hendar berusaha menyudutkan aqu.
“Ok, bapak mau uang berapa, sebut saja, nanti saya ambil dulu di ATM…”
“Bukan, bukan uang non…” Pak Hendar memotong pembicaraanku.
“Tapi….” wajahnya kembali menyeringai lalu berbisik padaqu.
Akhirnya aqu hanya bisa pasrah, mereka ingin sekali menikmati badan remajaqu yg belom pernah
mereka rasakan sebelomnya. Aqu pun tak bisa menghindar lagi, aqu rela mereka menikmati
badanku ketimbang mereka melaporkan ini pada mami dan Ayah, saat itu aqu tak bisa berpikir
panjang, kemauan mereka kuturuti.
Aqu pun menelepon Sherly yg saat itu masih bersekolah di kelas 2 sebagai perjanjian dgn 5 kuli
mesum yg juga ingin menikmati badan mulus Sherly. Aqu terpaksa berbohong padanya bahwa aqu
ingin mengajaknya pergi shopping sorenya, makanya sepulang sekolah aqu menyuruhnya langsung
ke rumahku.
Kini aqu berbaring diatas tempat tidurku mengenakan kaos tanpa lengan dgn celana pendek ketat. 5
kuli-kuli mesum itu pun mulai melaksanakan aksi mereka. tak henti-hentinya mereka mengagumi
badanku sambil tangan-tangan mereka merambah bagian-bagian sensitif dari badanku.
“Non Nia emang punya body yg bagus he..he…berapa umurnya non ?” tanya Kusnandar.
“De…delapan belas…” jawabku.
Hatiku berdebar ketika tangan-tangan itu membelai paha dan betisku dgn lembut. Perasaan taqut
dan jijik bergejolak di hatiku menghadapi perkosaan 5 kuli kasar ini yg sedang mengerubungi
badanku.
“Memang beda ya sep, ABG gedongan sama perek kampung…” Akmal berkata.
“ya iyalah, Bego lo mal, ini kan non Nia pasti beda lah rasanya, jauh lebih terawat, ya kan non ?”
Kusnandar tersenyum padaqu.
Perlahan pak Hendar melucuti kaos tanpa lenganku, sementara Kusnandar dan Akmal masih sama
membelai-belai sambil menciumi paha putihku, mereka terbuai oleh kemulusannya. Setelah
melucuti kaos ku pak Hendar sentak membuka BH putihku, membiarkan udara dingin AC meyentuh
kulit buah dadaqu yg berukuran 34B.
“he…he…Buah dadanya oke juga non, bapak udah pernah ngerasain yg lebih gede dari ini, tapi ngga
yg semulus dan seindah punya non he…he…” Pak Hendar kulihat terpesona dgn keindahan buah
dadaqu. buah dadaqu memang tak besar tapi karena aqu sering berolah raga bentuknya kencang
dan padat, dgn kulit putih yg selalu kurawat dan puting kemerahan.
5 kuli mengerubutiku diatas tempat tidurku yg kecil, membuatnya jadi sesak, sehingga aqu sulit
bernafas, aqu meronta-ronta tapi Didin meraih kedua tanganku ke atas lalu mengikatnya dgn ikat
pinggang yg ia pakai ke ujung ranjang sehingga aqu pun semakin memberontak.
“Cukup pak, cukup…atau saya teriak…”
“tenang non, tenang…ingat VCD itu non, kalo papa mama non tau, bagaimana…” Pak Hendar
berusaha menenangkan aqu.
Ah, alangkah cerobohnya aqu, jika saja aqu menyimpan VCD itu di tempat yg aman ini semua tak
akan terjadi.
“Tenang ya non Nia, nikmati saja…” pak Hendar dgn kasar meremas buah dadaqu sementara Akmal dan Kusnandar yg sudah bernafsu mulai menanggalkan celana pendekku.
Aqu masih saja memberontak ketika tangan pak Hendar dgn kasar meremas buah dada kananku
sementara Didin memilin puting buah dada kiriku, kemudian mereka pun bersamaan menjilati
putingnya. Tak sampai disitu mereka meyapu seluruh permukaan buah dadaqu dgn jilatan-jilatan
erotis dan menghisap putingnya seolah ingin menyusu dari puting buah dadaqu. Di tengah
pemberontakanku, badanku bergetar menghadapi rangsangan-rangsangan itu.
Sementara Akmal dan Kusnandar sudah menanggalkan celana dalamku, aqu dapat merasakannya
dari udara dingin AC yg menyentuh kemaluanku. Aqu juga selalu merawat kemaluanku, setiap aqu
mandi selalu kubersihkan dgn sabun khusus agar tetap bersih dan harum. Ini kulaqukan agar pacar-
ku saat itu, David, tak mau berpaling dariku.
Tiba-tiba saja aktivitas mereka terhenti oleh bunyi bel dari pagar rumahku. Pak Hendar mendekap
mulutku agar aqu tak berteriak. Ini pasti Sherly pikirku, kuharap ia tak sendirian, mebawa
seorang kawan atau lebih baik lagi kalau ia membawa pacarnya Ivan. Pak Hendar memberi tanda
kepada Akmal dan Kusnandar yg bergegas menuju pintu pagar. Pintu pagar ke kamarku memang
jauh, rumahku bisa dibilang luas halaman depan diisi garasi 4 mobil dan sebuah taman besar
sementara halaman belakang diisi lapangan basket kecil dan kolam renang. Jarak rumahku dan
rumah tetangga juga bisa dibilang cukup jauh, karena besarnya halaman rumah yg kumiliki,
sekencang apapun ku berteriak, kecil kemungkinannya didengar oleh tetangga-tetanggaqu.
Tiba-tiba saja suasana kamarku sepi, kulihat wajah Didin, Rendra dan pak Hendar yg resah
menunggu Kusnandar dan Akmal. Aqu memanfaatkan momen ini untuk mengambil nafas sejenak.
Tak berapa lama pintu kamarku terbuka, kulihat Sherly masuk masih berseragam SMA dikawani
Akmal dan Kusnandar. Ia nampak Shock melihat aqu yg telanjang bulat sedang dikerubuti 3 orang
berwajah kasar diatas tempat tidur.
“Tenang non Sherly…tenang…” pak Hendar menghampirinya lau membisikkan sesuatu ke Sherly,
sepertinya ia memberitahukan perjanjian yg kubuat dgn mereka.
“Tapi ni…gue…” wajah Sherly memelas menatapku.
“Maafin gue Sher, ini salah gue…maaf…” air mata menetes dari mataqu seketika hatiku terasa
ditikam pisau ketika aqu tahu aqu mengkhianati sahabatku sendiri.
“Nggaa !!! Tolooongg !!” Sherly berteriak kencang sambil berusaha melarikan diri, tetapi dgn sigap
Kusnandar dan Akmal meraih tangannya.
Sherly meronta-ronta sambil menangis, Akmal mendekapnya berusaha menenangkannya.
“Sher, udah…ngga usah ngelawan !!! biar ini cepat selesai…” aqu berusaha menenangkan Sherly
diantara isak tangisku.
“Lo sahabat gue kan ? Sher, gue mohon, maafin gue, tolongin gue Sher…” Sherly menatapku dgn
tatapan mengiba tetapi juga diselingi kemarahan kulihat air mata mengucur deras di pipinya.
Sherly meronta lagi tapi tak sekuat sebelomnya, Akmal menghempaskan badan Sherly ke Sofa tak
jauh dari tempat tidurku. Akmal, Kusnandar dan pak Hendar berusaha menenangkannya.
“Nah sekarang lanjut lagi…” kata pak Hendar, ia berpindah dari sofa menuju tempat tidurku, ia
bertukar tempat dgn Didin yg menuju ke sofa.
“Non Nia, tadi sampai dimana…”pak Hendar tersenyum mengerikan menghadap wajahku.
Kata-kata kotor keluar dari mulutku sambil kudengar Sherly meronta-ronta dan berteriak-teriak
minta tolong. Pak Hendar mengambil posisi di hadapan kemaluanqu, sementara Rendra kembali
menyergap raqus puting buah dadaqu. Pak Hendar meraih kedua pahaqu dibukanya lebar-lebar,
sehingga membuat posisiku mengangkang.
“Non, bapak cobain ya…” pak Hendar mulai memainkan jarinya di permukaan kemaluanqu, ia membuka
bibir kemaluanqu sambil tangan satunya menjelajahi pahaqu hingga pangkalnya. Ia mengorek-ngorek
kemaluanqu dgn jarinya sambil memainkannya.
Aqu mendesah dan meronta, sementara Rendra dgn liar menyapu permukaan buah dadaqu dgn
lidahnya, kemudian menyusuri perut sekitar pusarku, naik lagi ke buah dada, kemudian beralih
keketiakku, leher sampai akhirnya berakhir di bibirku. Rendra memaksaqu membuka mulut, tanpa
kusadar kulayani permainan lidahnya di bibirku.
Keringat mulai membasahi badan telanjangku, meski ruangan kamar ini ber-AC. Eksplorasi lidah dan
jemari Rendra pada badan bagian atasku, serta permainan jari pak Hendar pada kemaluanqu dan
sentuhan-sentuhannya pada paha, pinggul, serta pantatku membuat birahiku berdesir. Rontaanku
pun melemah ketika lidah pak Hendar mulai membasuh bibir kemaluanqu yg yg bersih dan
ditumbuhi rambut halus yg jarang.
Aqu melirik ke Sherly, kulihat badannya melemah ketika tiga orang kuli itu menikmati bagian-bagian
badannya. Rok SMU-nya tersingkap sementara Akmal ada disana menikmati kemulusan dan
putihnya paha Sherly yg berkulit lebih putih dari aqu, ia juga keturunan indo, hanya saja papa Sherly
orang Amerika, badannya langsing mulus tanpa cela, wajahnya imut-imut meskipun ia duduk di kelas
2 SMU orang masih mengira ia anak SMP. Rambut Sherly panjang sebahu dgn warna agak
kemerahan.
Kulihat buah dada Sherly tak lepas dari permainan 3 kuli itu. BH-nya sudah terletak di lantai, tersisa
seragam SMU yg telah terbuka kancingnya serta tangan-tangan Didin dan Kusnandar yg meremas
kedua bongkahan buah dada Sherly yg montok dgn puting merah muda itu. Buah dada Sherly
memang lebih besar dari milikku dgn bentuknya yg kencang dan menggoda, dan kurasa itulah hal yg
sangat menarik cowok-cowok di sekolahku untuk membicarakannya.
Pak Hendar kulihat mulai menelanjangi dirinya, begitu juga dgn Rendra. Aqu melihat kemaluan Rendra yg
menegang itu mendekati wajahku.
“Ayo non, isep non…” Rendra memerintahkanku mengoral kemaluannya.
Perintah Rendra tak kukabulkan, ia masih saja memaksa kemaluannya dgn menempelkannya ke
wajah dan bibirku, aqu meronta menoleh kekiri dan kanan untuk menolaknya. Tiba-tiba saja kurasa
tamparan mendarat di pipiku, kulihat wajah Rendra yg berang mengerikan.
“Ayooo !!! isepp nooon !!!” wajah Rendra kulihat sangat mengerikan dan satu tamparan mendarat
lagi di pipiku, aqu tak punya pilihan, jantungku berdegup kencang, kubuka mulutku.
Rendra memaksa kemaluannya memasuki mulutku, sampai membuatku tersedak dan ingin muntah
menghirup aroma kemaluannya. Perutku mual, tetapi tak lama kemudian Rendra mulai memompa
kemaluannya di bibirku. Aqu tak dapat melihat pak Hendar dgn jelas, karena tertutup Rendra
tetapi kurasakan pada kemaluanqu ia sedang menggesek-gesekkan kemaluannya disana. Aqu tak
dapat melihat sebesar apa miliknya, tetapi perkiraanku miliknya jauh lebih besar dari milik pacarku
saat itu David.
Lagi-lagi kulirik Sherly, kulihat ia dalam posisi duduk di sofa, kedua tanganya direntangkan sambil
dipegangi Didin dan Kusnandar, sementara Akmal memposisikan wajahnya dihadapan kemaluan
Sherly yg sudah tanpa celana dalam sambil tangannya memaksa Sherly mengangkang. Kulihat
kemaluan Sherly yg bersih tanpa rambut-rambut itu sedang dibasuh oleh jilatan-jilatan dari lidah
Akmal, kulihat bibir kemaluannya memerah dan mengkilat karena air liur Akmal. Kulihat pinggul
Sherly bergerak kesana kemari, wajahnya terlihat ketaqutan sambil menggumam tak jelas.
Rendra menghentikan pompaannya, ia mencabut kemaluannya dari mulutku, aqu sedikit bisa
bernafas sambil terbatuk-batuk. Rendra lalu membuka simpul ikat pinggang yg diikatkan ke tempat
tidurku, tetapi kedua tanganku masih terikat, aqu tak tahu apa rencana mereka selanjutnya. Tiba-
tiba pak Hendar mendekap badanku dan mengangkatnya, ia memindahkanku ke kamar mandi yg
juga terletak di kamarku ini. Ia meletakkan badanku diatas Bath tub-ku yg memang luas ukurannya
dgn posisi terlentang. Rendra kembali mengikat tanganku kehandle yg terletak disana.
Tiba-tiba pak Hendar menyalakan Shower yg terletak diatas bath tub-ku. Siraman air dari shower itu
membasuh badanku dan membuatku kedinginan. Tak berapa lama seluruh bagian badanku basah
kuyup, kulihat pak Hendar berdiri tegak diatasku dgn kemaluannya yg mengacung keras, akhirnya
aqu dapat melihat bentuknya dgn jelas, memang ukurannya besar sekali, jauh lebih besar dari milik
pacarku ataupun milik Andre, penjaga sekolahku yg juga punya kemaluan besar.
“Non, sekarang bapak mau rasain kemaluan non ya…”
“Jangan pak…ampun….” aqu memohon ampun pada pak Hendar, tetapi ia kelihatan tak
memperdulikannya.
Ia meraih kedua kakiku dgn tangannya kemudian merentangkan kedua kakiku hingga pahaqu
menyentuh dadaqu. Sebentar ia melihat ke arah kemaluanqu, aqu hanya bisa memberontak pelan,
badanku lemas akibat dinginnya air yg membasuh badanku.
Pak Hendar akhirnya membimbing kemaluannya menuju kemaluanqu. Meski aqu melaqukan
perlawanan ia tetap berusha menembus bibir kemaluanqu dgn kemaluan besarnya.
“Ooougghh…Rapet banget sih kemaluannya non, susah nih masuknya…” gerutu pak Hendar.
“Ampuun pak…jangan perkosa saya…” aqu hanya bisa memohon.
“Dipaksa aja pak” Rendra yg menonton memberi saran pada pak Hendar
Tiba-tiba pak Hendar menyentakkan pinggulnya berusaha menembus lobang sempit itu, aqu
merasakan sensasi nikmat luar biasa sambil merasa kesakitan yg sangat, aqu pun berteriak kecil.
Dgn beberapa hentakan lagi pak Hendar berhasil membenamkan kemaluannya di lubang
kemaluanqu. Aqu merasakan kenikmatan dicampur rasa jijiik harus menghadapi lelaki bejat ini.
Perlahan pak Hendar memompa kemaluannya di lubang kemaluanqu, aqu merasa denyutan
kemaluannya memijit dinding-dinding kemaluanqu yg menjepit erat kemaluannya. Tanpa sadar
aqupun mulai terbuai menikmati permainan ini, Mulutku mulai mengeluarkan desahan-desahan yg
semenjak tadi kutahan. Sementara Rony dgn santai melihat persebadananku dgn pak Hendar sambil
merokok dan duduk di kloset WC.
Pak Hendar mempercepat gerakannya, dgn gaharnya ia menggenjot badanku yg lemah ini di bawah
pancuran air shower. Aqu hanya bisa meringis kesakitan sambil mendesah dan menggumam.
“eemmhh…ssst….aaah…pak…ssstt…aaah… ” desahan-desahanku membangkitkan birahi pak Hendar
untuk menggenjot badanku lebih keras.
Posisiku menghadap ke pintu kamarku, sejenak kulihat keadaan Sherly. Sherly sudah dipindahkan ke
atas tempat tidurku kulihat posisi badannya menungging dgn pantatnya terangkat keatas dan
wajahnya tepat berada di selangkangan Kusnandar, posisi badannya membelakangi aqu, pasti Sherly
sedang dipaksa mengoral kemaluan Kusnandar pikirku. Meskipun masih memakai seragam dgn
seluruh kancingnya terbuka, bagian bawah badannya sudah telanjang, Sherly hanya mengenakan
kaos kaki panjang hampir selututnya dan sepatu ketsnya. Kulihat bongkahan pantat Sherly yg putih
dan seksi itu sedang menerima penyiksaan dari Akmal dan Didin. Mereka menamparkan penggaris
plastik panjang milikku ke permukaan kulit pantat Sherly. Terkadang kulihat pinggul Sherly bergetar
menahan sakit ketika penggaris itu menampar pantatnya yg menungging keatas. Kuihat juga bekas-
bekas tamparan penggaris itu berupa jalur-jalur merah dipermukaan kulit pantat Sherly yg putih
mulus itu.
Tiba-tiba saja aqu tersentak, karena genjotan pak Hendar makin kencang, dgn raqusnya ia menciumi
wajahku sambil tangannya dgn liar meremas buah dadaqu. Badanku tergoncang-goncang dgn liar,
sementara sodokan pak Hendar kian kuat, sekitar 5 menit sudah persebadanan ini berlangsung, Aqu
mulai merasakan getaran-getaran orgasme.
Benar saja, berselang beberapa detik, aqu merasa seluruh badanku bergetar, sensasi yg jarang
kurasakan sebelomnya, otot-ototku serasa mengembang meberi kenikmatan luar biasa, aqu meraih
orgasmeku. Sementara pak Hendar masih saja menggenjot lubang kemaluanqu.
“Aaaaghhh…bapak keluar ni non…”
“Jangan di dalam pak…jangan…” Aqu buru-buru meminta.
Pak Hendar segera mencabut kemaluannya dan menumpahkan spermanya diatas selangkanganku,
sperma yg kental sekali.
Badanku serasa hancur, lemas sekali, sementara air pancuran itu masih saja membuatku menggigil.
Sepertinya aqu tak bisa bangkit dari tempat itu, ketika pak Hendar keluar dari bath tub itu,
sementara kulihat Rendra menyeringai menuntut gilirannya. Badanku terasa lemas sekali saat
Rendra perlahan mengangkat badanku dari bath-tub. Ia menggendongku menuju koset kemudian
duduk disitu. Pak Hendar beranjak keluar untuk melihat keadaan Sherly.
Aqu duduk dipangku oleh Rendra di kloset itu, saling berhadapan lalu ia mengalungkan tanganku yg
terikat ke bahunya, kemudian meremas remas buah dada dan pantatku.
“waaah non Nia….badannya mulus banget…” 2 tangan Rendra menjelajah seluruh bagian badanku
mulai dari pantat, pinggul, pinggang, paha dan buah dadaqu yg kesemuanya dalam keadaan basah.
“Wangi juga lagi non…waaah ngga tahan saya nih….” Rendra menghirup wangi badanku.
“Sudah cukup pak…ampun…saya udah ngga kuat lagi…” aqu memohon pada Rendra karena badanku
terasa lemas semuanya, tetapi Rendra hanya menanggapi dgn senyuman mengejek.
“Enak aja non, pak Hendar kan udah…sekarang giliran saya…”
Sesaat kurasa sebuah benda hangat bergesekan dgn kemaluanqu, aqu langsung mengetahui bahwa
Rendra siap menyebadaniku. Perlahan benda itu terasa makin membesar saja, Rendra mengangkat
badanku sedikit, kemudian tangannya menuntun kemaluannya menembus lubang kemaluanqu yg
memang sudah basah. Ia tak menemukan kesulitan menembus lubang kemaluanqu, idak seperti pak
Hendar tadi. Sensasi baru menjalari tubuku, ketika dinding kemaluanqu menjepit erat benda hangat
berdenyut-denyut itu.
Beberapa detik Rendra membiarkanku menarik nafas, kulihat wajahnya tersenyum keenakan. Ia
menciumi bibirku dgn raqus, kemudian memainkan tangannya pada bongkahan pantatku dgn
meremasnya lalu turun menelusuri kulit mulus pahaqu yg masih basah. Rendra sedikit mendorong
badanku ke belakang untuk menikmati kenyalnya buah dadaqu denagn bibirnya lalu menghisapi
puting kemerahan itu.
Rendra mulai menggoyg pinggulnya perlahan, kemaluannya terasa bergerak-gerak di dalam
kemaluanqu. Menghadapi “serangan-serangan” Rendra ini aqu mulai panas, rasanya berbeda dgn
pak Hendar yg memperlaqukanku dgn kasar. Tanpa kusadai kulayani permainan lidahnya di bibirku
dgn lidahku. Aqu juga mulai menikmati genjotan-genjotan Rendra yg memompa kemaluannya di
kemaluanqu.
Panas mulai merasuki badanku, keringat ku bercampur dgn air yg masih membasahi badanku sejak
tadi. Rendra mempercepat persebadanan ini, genjotannya terkadang perlahan terkadang cepat.
Membuat aqu semakin kepayahan. Kurasa hampir 5 menit perebadanan ini berlangsung tetapi tak
kulihat adanya tanda-tanda orgasme dari Rendra, sementara aqu akhirnya memperoleh orgasme
pertamaqu. Kudengar samar-samar di luar kamar mandi Sherly mengerang dan mendesah, kurasa ia
juga sedang menghadapi hal yg sama dgnku.
Tiba-tiba saja kulihat Akmal masuk ke kamar mandi, ia cukup iri melihat Rendra yg sendirian saja
menikmati badan ABG muda ini.
“Oi Ron, curang lo sendirian aja, bagi-bagi donk…” Akmal meminta bergabung dgn Rendra sambil
melepas celananya.
“Ayo mal, hajar aja ni perempuan, belakangnya masih kosong tuh” Rendra memperbolehkan Akmal
bergabung.
Aqu hanya tertunduk lemas ketika Akmal mendorong sedikit punggungku, dan dari belakang ia
mencoba memasukkan kemaluannya ke lubang anusku. Aqu tak dapat melihat dirinya, yg kurasa
hanya nyeri di sekitar lubang pantatku ketika Akmal dgn paksa memasukkan kemaluannya kesana.
dgn bantuan tangannya ia merah pinggulku untuk memudahkannya memasukkan kemaluannya.
Kurasakan nyeri yg luar biasa ketika kemaluan itu perlahan menembus lubang pantatku, aqu
berteriak, tetapi Akmal tak menghentikan aksinya, sementara Rendra beristirahat dari genjotannya
untuk mengumpulkan energi lagi.
“ Ron sempit banget ni lubang pantat, seret aahh…” Akmal menekan kembali kemaluannya.
“Aaaakh…Sudah pak cukup, jangan disitu, AAAkkkhhh…” aqu berteriak berkali-kali menahan perih yg
mendera kedua lubang itu. Beberapa saat kemudian Akmal berhasil membenamkan kemaluannya di
lubang pantatku. Setelah menarik nafas sejenak, Akmal dan Rendra mulai menggenjot badanku.
Awalnya dgn irama pelan, mereka bergantian menggenjot kemaluan dan lubang pantatku.
“Mmmhhggg…Aaaghhh…Ron lo mesti cobain ni lubang pantat, seret banget…aaaghhh..” racau
Akmal kepada Rendra.
“Aaghh…Kemaluannya juga nikmat mal, basah, masih sempit lagi..” balas Rendra.
Sial pikirku, aqu berada diantara badan 2 kuli kasar yg sedang menyebadan badan mudaqu yg
kurawat selama ini. Tetapi perlahan aqu merasakan sensasi baru disebadani 2 orang di saat yg
bersamaan. Meskipun perih kurasakan, tetapi kenikmatannya setimpal dgn penderitaan yg
kurasakan.
“mmhhh…aaahh…aaaahh…sshhtt…aaah…” desahku terucap mewarnai pemandangan aneh ini.
Cukup lama juga mereka menyebadaniku, lebih lama dari pak Hendar tadi. Sampai akhirnya Akmal
menahan gerakannya kemudian mencabut kemaluannya dari lubang pantatku lalu memuncratkan
spermanya di atas bongkahan pantatku, saat itu juga aqu berorgasme sambil meliukkan badanku.
Badanku jatuh lemas di pangkuan Rendra yg masih menggenjot kemaluanqu, Akmal sepertinya
sedang membersihkan sisa-sisa sperma pada kemaluannya di bath tub. hanya berselang puluhan
detik kemudian, kurasa badan Rendra menegang ia memekik perlahan kemudian menyemburkan
spermanya di dalam kemaluanqu. aqu baru teringat ini bukan masa suburku, untung saja pikirku.
Aqu dan Rendra duduk terdiam diatas closet sambil mengumpulkan tenaga, kudengar desahan-
desahan dan erangan-erangan dari arah kamar, Sherly pasti juga sedang disetubui pria-pria maniak
itu. Tak lama kemudian Didin dan Kusnandar yg belom menikmati badanku menghampiri aqu dan
Rendra di kamar mandi.
“Udah selesai Ron? gantian ya kita pake…” Didin memberi tanda kepada Rendra
Rendra hanya menganggukkan kepala dan membiarkan aqu yg sudah lemah diangkat oleh
Kusnandar dan Didin menuju kamarku. Di kamarku kulihat Sherly tergeletak di lantai dgn posisi
menungging, sementara pak Hendar dgn liar menggenjot kemaluan Sherly dari belakang. Aqu
diletakkan bersebelahan dgn Sherly dgn posisi terlentang. Didin meraih pahaqu kemudian
mengangkangkan kakiku. Setelah puas menikmati buah dadaqu, Didin menyebadaniku dalam posisi
missionary.
Aqu melihat Sherly tampak kepayahan disebelahku, aqu berpikir betapa senangnya lima kuli kasar ini
bisa meyebadani 2 remaja SMA yg kini tergeletak bersampingan. Setelah Didin menyemburkan
spermanya di atas buah dadaqu, Kusnandar gantian menyebadaniku. Hal yg sama juga terjadi pada
Sherly, kita berdua dipakai bergiliran oleh lima pria maniak itu.
Pemerkosaan ini berakhir malam hari sekitar jam 9, ketika pintu pagar dibuka oleh mbak Siti yg
pulang lebih cepat dari dugaan, karena tak mendapatkan tiket kereta ke kampungnya. Tetapi 5 kuli
itu sudah membuat perjanjian dgn aqu dan Sherly untuk merahasiakan perbuatan biadab mereka
dan VCD milikku mereka sita untuk berjaga-jaga. Kini aqu tak tahu lagi kabar mereka, yg pasti aqu
dan Sherly sudah melupakan kejadian mengerikan yg terjadi waktu itu karena kecerobohanku dan
aqu tetap bersahabat dgnnya.
SHAKE IN CAR
Hari Kamis adalah hari yg paling melelahkan bagiku waktu semester lima, bagaimana tidak, hari itu
aqu ada tiga mata kuliah, dua yg pertama mulai jam 9 sampai jam tiga dan yg terakhir mulai jam lima
sampai jam 7 malam, belom
lagi kalo ada tugas bisa lebih lama deh. Waktu itu aqu baru menyerahkan tugas diskusi kelompok
sekitar jam 7 lebih. Waktu aqu dan teman sekelompokku, si Hamid selesai, di kelas masih tersisa
enam orang dan Pak Munir, sang dosen.
“Jauh nih, di deket psikologi, rada telat sih tadi”
Hamid pulang berjalan kaki karena kostnya sangat dekat dgn kampus. Sebenarnya kalo menemaniku
dia harus memutar agak jauh dari jalan keluar yg menuju ke kostnya, mungkin dia ingin
memperlihatkan naluri lelakinya dgn menemaniku ke tempat parkir yg kurang penerangan itu. Dia
adalah teman seangkatanku dan pernah terlibat one night stand dgnku. Orangnya sih lumayan cakep
dgn rambut agak gondrong dan selalu memakai pakaian bermerek ke kampus, juga terkenal sebagai
buaya kampus.
Malam itu cuma tinggal beberapa kendaraan saja di tempat parkir itu. Terdengar bunyi sirine
pendek saat kutekan remote mobilku. Aqupun membuka pintu mobil dan berpamitan padanya.
Waktu aqu menutup pintu, tiba-tiba aqu dikejutkan oleh Hamid yg membuka pintu sebelah dan ikut
masuk ke mobilku.
“Eeii.. mau ngapain kamu?” tanyaqu sambil meronta karena Hamid mencoba mendekapku.
“Ayo dong Citra, kita kan sudah lama nggak melaqukan hubungan badan nih, aqu kangen sama
kehangatan kamu” katanya sambil menangkap tanganku.
“Ihh.. nggak mau ah, aqu capek nih, lagian kita masih di tempat parkir gila!” tolakku sambil berusaha
lepas.
Karena kalah tenaga dia makin mendesakku sampai mepet ke pintu mobil dan tangan satunya
berhasil meraih buah dadaqu lalu meremasnya.
“Hamid.. jangan.. nggak mmhh!” dipotongnya kata-kataqu dgn melumat bibirku.
Jantungku berdetak makin kencang, apalagi Hamid menyingkap kaos hitam ketatku yg tak berlengan
dan tangannya mulai menelusup ke balik BH-ku. Nafsuku terpancing, berangsur-angsur rontaanku
pun melemah. Rangsangannya dgn menjilat dan menggigit pelan bibir bawahku memaksaqu
membuka mulut sesampai lidahnya langsung menerobos masuk dan menyapu telak rongga mulutku,
mau tidak mau lidahku juga ikut bermain dgn lidahnya. Napasku makin memburu waktu dia
menurunkan cup BH ku dan mulai memilin-milin putingku yg kemerahan. Teringat kembali waktu
aqu ML dgnnya di kostnya dulu. Kini aqu mulai menerima perlaquannya, tanganku kulingkarkan pada
lehernya dan membalas ciumannya dgn penuh gairah. Kira-kira setelah lima menitan kita ber-French
kiss, dia melepaskan mulutnya dan mengangkat kakiku dari jok kemudi membuat posisi badanku
memanjang ke jok sebelah. Hari itu aqu memakai bawahan berupa rok dari bahan jeans 5 cm diatas
lutut, jadi begitu dia membuka kakiku, langsung terlihat olehnya pahaqu yg putih mulus dan celana
dalem pink-ku.
“Kamu tambah nafsuin aja Citra, aqu sudah tegangan tinggi nih” katanya sambil menaruh tangannya
dipahaqu dan mulai mengelusnya.
Waktu elusannya sampai di pangkal paha, diremasnya daerah itu dari luar celana dalemku sesampai
aqu merintih dan menggeliat. Reaksiku membuat Hamid makin bernafsu, jari-jarinya mulai
menyusup ke pinggiran celana dalemku dan bergerak seperti ular di permukaannya yg berbulu.
Mataqu terpedam sambil mendesah nikmat saat jarinya menyentuh klistorisku. Kemudian gigitan
pelan pada pahaqu, aqu membuka mata dan melihatnya menundukkan badan menciumi pahaqu.
Jilatan itu terus merambat dan semakin jelas tujuannya, pangkal pahaqu. Dia makin mendekatkan
wajahnya ke sana sambil menaikkan sedikit demi sedikit rokku.
“.. oohh..” rasanya seperti tersengat waktu lidahnya menyentuh bibir kemaluanku, tangan kanannya
menahan celana dalemku yg disibakkan ke samping sementara tangan kirinya menjelajahi buah
dadaqu yg telah terbuka.
Aqu telah lepas kontrol, yg bisa kulaqukan cuma mendesah dan menggeliat, lupa bahwa ini tempat
yg kurang tepat, goygan mobil ini pasti terlihat oleh orang di luar sana. Tetapi nafsu membuat kita
terlambat menyadari semuanya. Di tengah gelombang birahi ini, tiba-tiba kita dikejutkan oleh
sorotan senter beserta gedoran pada jendela di belakangku. Bukan main terkejutnya aqu waktu
menengok ke belakang dan melihat dua orang satpam sampai kepalaqu kejeduk jendela, begitu juga
Hamid, dia langsung tersentak bangun dari selangkanganku. Satu dari mereka menggedor lagi dan
menyuruh kita turun dari mobil. Tadinya aqu mau kabur, tapi sepertinya sudah tidak keburu, lagian
taqutnya kalo mereka mengejar dan memanggil yg lain akan semakin terbongkar skandal ini, maka
kitapun memilih turun membicarakan masalah ini baik-baik dgn mereka setelah buru-buru kurapikan
kembali pakaianku.
Mereka menuduh kita melaqukan perbuatan mesum di areal kampus dan harus dilaporkan. Tentu
saja kita tidak menginginkan hal itu terjadi sesampai terjadi perdebatan dan tawar-menawar di
antara kita. Kemudian yg agak gemuk dan berkumis membisikkan sesuatu pada temannya, entah apa
yg dibisikkan lalu keduanya mulai cengengesan melihat ke arahku. Temannya yg tinggi dan berumur
40-an itu lalu berkata,
“Gini saja, bagaimana kalo kita pinjam sebentar cewek kamu buat biaya tutup mulut?”
Huh, dasar pikirku semua laki-laki sama saja pikirannya tak jauh dari lendir, dasar otak selankangan.
Rupanya dalem hal ini Hamid cukup gentleman juga, walaupun dia bukan pacarku, tapi dia tetap
membelaqu dgn menawarkan sejumlah uang dan berbicara agak keras pada mereka. Di tengah
situasi yg mulai memanas itu aqupun maju memegangi tangan Hamid yg sudah terkepal kencang.
“Sudahlah Mid, nggak usah buang-buang duit sama tenaga, biar aqu saja yg beresin” kataqu
“Ok, bapak-bapak aqu turuti kemauan kalian tapi sesudahnya jangan coba ungkit-ungkit lagi masalah
ini!”
Walaupun Hamid keberatan dgn keputusanku, tetapi dia mau tidak mau menyerah juga. Aqu
sendiri meskipun kesal tapi juga menginginkannya untuk menuntaskan libidoku yg tanggung tadi,
lagipula bermain dgn orang-orang seperti mereka bukan pertama kalinya bagiku. Singkat cerita
kitapun digiring mereka ke gedung psikologi yg sudah sepi dan gelap, di ujung koridor kita disuruh
masuk ke suatu ruangan yg adalah toilet lelaki. Salah seorang menekan sakelar sampai lampu
menyala, cukup bersih juga dibanding toilet lelaki di faqultas lainnya pikirku.
“Nah, sekarang kamu berdiri di pojok sana, perhatiin baik-baik kita ngerjain cewek kamu!” perintah
yg tinggi itu pada Hamid.
Di sudut lain mereka berdiri di sebelah kanan dan kiriku menatapi badanku dalem pakaian ketat itu.
Sorot mata mereka membuatku nervous dan jantungku berdetak lebih cepat, kakiku serasa lemas
bak kehilangan pijakan sesampai aqu menyandarkan punggungku ke tembok.
Kini aqu dapat melihat nama-nama mereka yg tertera di atas kantong dadanya. Yg tinggi dan berusia
sekitar pertengahan 40 itu namanya Somat, dan temannya yg berkumis itu bernama Ramelan. Pak
Somat mengelusi pipiku sambil menyeringai mesum.
“Hehehe.. cantik, mulus.. wah beruntung banget kita malam ini!” katanya
“Kenalan dulu dong non, namanya siapa sih?” tanya Pak Ramelan sambil menyalami tanganku dan
membelainya dari telapak sampai pangkalnya, otomatis bulu-buluku merinding dan darahku
berdesir dielus seperti itu.
“Citra” jawabku dgn agak bergetar.
“Wah Citra yah, nama yg indah kaya orangnya, pasti dalemnya juga indah” Pak Somat menimpali dan
disambut gelak tawa mereka.
“Non Citra cium aqu dong, boleh kan?” pinta Pak Ramelan memajukan wajahnya
Aqu tahu itu bukan permintaan tapi keharusan, maka kuberikan satu kecupan pada wajahnya yg
tidak tampan itu.
“Ahh..non Citra ini di mobil lebih berani masak di sini cuma ngecup aja sih, gini dong harusnya” Kata
Pak Somat seraya menarik wajahku dan melumat bibirku.
Aqu memejamkan mata mencoba meresapinya, dia makin ganas menciumiku ditambah lagi
tangannya sudah mulai meremas-remas buah dadaqu dari luar. Lidahnya masuk bertemu lidahku,
saling menjilat dan berpilin, bara birahi yg sempat padam kini mulai terbakar lagi, bahkan lebih
dahsyat daripada sebelomnya. Aqu makin berani dan memeluk Pak Somat, gairahsex.com
rambutnya kuremas sesampai topi satpamnya terjatuh. Sementara dibawah sana kurasakan sebuah
tangan yg kasar meraba pahaqu. Aqu membuka mata dan melihatnya, disana Pak Ramelan mulai
menyingkap rokku dan merabai pahaqu.
Pak Somat melepas ciumannya dan beralih ke sasaran berikutnya, dadaqu. Kaos ketatku
disingkapnya sesampai terlihatlah buah dadaqu yg masih terbungkus BH pink, itupun juga langsung
diturunkan.
“Wow buah dadanya montok banget non, putih lagi” komentarnya sambil meremas buah dada
kananku yg pas di tangannya.
Pak Ramelan juga langsung kesengsem dgn buah dadaqu, dgn gemas dia melumat yg kiri. Mereka
kini semakin liar menggeraygiku. Putingku makin mengeras karena terus dipencet-pencet dan
dipelintir Pak Somat sambil mencupangi leher jenjangku, dia melaqukannya cukup lembut
dibandingkan Pak Ramelan yg memperlaqukan buah dada kiriku dgn kasar, dia menyedot kuat-kuat
dan kadang disertai gigitan sesampai aqu sering merintih kalo gigitannya keras. Tetapi perpaduan
antara kasar dan lembut ini justru menimbulkan sensasi yg khas.
Tak kusadari rokku sudah terangkat sesampai angin malam menerpa kulit pahaqu, celana dalemku
pun tersingkap dgn jelas. Pak Ramelan menyelipkan tangannya ke balik celana dalemku sesampai
celana dalemku kelihatan menggembung. Tangan Pak Somat yg lainnya mengelusi belakang pahaqu
sampai bokongku. Napasku makin memburu, aqu cuma memejamkan mata dan mengeluarkan
desahan-desahan menggoda. Aqu merasakan kemaluanku semakin basah saja karena gesekan-
gesekan dari jari Pak Ramelan, bahkan suatu waktu aqu sempat tersentak pelan waktu dua jarinya
menemukan lalu mencubit pelan biji klitorisku. Reaksiku ini membuat mereka semakin bergairah.
Pak Ramelan meraih tangan kiriku dan menuntunnya ke kemaluannya yg entah kapan dia keluarkan.
“Waw..keras banget, mana diamaternya lebar lagi” kataqu dalem hati
“bisa mati klimaks nih aqu”
Aqu mengocoknya perlahan sesuai perintahnya, semakin kukocok benda itu makin membengkak
saja.
Pak Ramelan menarik tangannya keluar dari celana dalemku, jari-jarinya basah oleh cairan
kemaluanku yg langsung dijilatinya seperti menjilat madu. Kemudian aqu disuruh berdiri menghadap
tembok dan menunggingkan bokongku pada mereka, kusandarkan kedua tanganku di tembok untuk
menygga badanku.
“Asyik nih, malam ini kita bisa ngerasain bokong si non yg putih mulus ini” celoteh Pak Ramelan
sambil meremasi bongkahan bokongku yg sekal.
Aqu menoleh ke belakang melihat dia mulai menurunkan celana dalemku, disuruhnya aqu
mengangkat kaki kiri agar bisa meloloskan celana dalem. Akhirnya bokongku yg sudah telanjang
menungging dgn celana dalemku masih menggantung di kaki kanan.
“Pak masukin sekarang dong” pintaqu yg sudah tidak sabar marasakan gagang-gagang besar itu
menjejali kemaluanku.
“Sabar non, bentar lagi, bapak suka banget nih sama kemaluan non, wangi sih!” kata Pak Ramelan yg
sedang menjilati kemaluanku yg terawat baik.
Pak Ramelan mendorong kemaluannya pada kemaluanku, walaupun sudah becek oleh lendirku dan
ludahnya, aqu masih merasa nyeri karena kemaluannya yg tebal tidak sebanding ukurannya dgn
liang senggamaqu. Aqu merintih kesakitan merasakan kemaluan itu melesak sampai amblas
seluruhnya. Tanpa memberiku waktu beradaptasi, dia langsung menyodok-nyodokkan kemaluannya
dgn kecepatan yg semakin lama semakin tinggi. Pak Somat sejak posisiku ditunggingkan masih betah
berjongkok diantara tembok dan badanku sambil mengenyot dan meremas buah dadaqu yg
tergantung persis anak sapi yg sedang menyusu dari induknya. Pak Ramelan terus menggenjotku
dari belakang sambil sesekali tangannya menampar bokongku dan meninggalkan bercak merah di
kulitnya yg putih. Genjotannya semakin mambawaqu ke puncak birahi sampai aqupun tak dapat
menahan erangan panjang yg bersamaan dgn mengejangnya badanku.
Tak sampai lima menit dia pun mulai menyusul, kemaluannya yg terasa makin besar dan berdenyut-
denyut menggesek makin cepat pada kemaluanku yg sudah licin oleh cairan klimaks.
“Ooohh.. oohh.. di dalem yah non.. sudah mau nih” bujuknya dgn terus mendesah
“Ahh.. iyahh.. di dalem aja.. ahh” jawabku terengah-engah di tengah sisa-sisa klimaks panjang
barusan.
Akhirnya diiringi erangan nikmat dia hentikan genjotannya dgn kemaluan menancap sampai
pangkalnya pada kemaluanku, tangannya meremas erat-erat pinggulku. Terasa olehku cairan hangat
itu mengalir memenuhi rahimku, dia baru melepaskannya setelah semprotannya selesai. Badanku
mungkin sudah ambruk kalo saja mereka tidak menygganya kuhimpun kembali tenaga dan napasku
yg tercerai-berai. Setelah mereka melepaskan pegangannya, aqu langsung bersandar pada tembok
dan merosot sampai terduduk di lantai. Kuseka dahiku yg berkeringat dan menghimpun kembali
tenaga dan napasku yg tercerai-berai, kedua pahaqu mengangkang dan kemaluanku belepotan
cairan putih seperti susu kental manis.
“Hehehe..liat nih, air mani aqu ada di dalem kemaluan wanita kamu” kata Pak Ramelan pada Hamid
sambil membentangkan bibir kemaluanku dgn jarinya, seolah ingin memamerkan cairan air maninya
pada Hamid yg mereka kira pacarku. gairahsex.com
Opps..omong-omong tentang Hamid, aqu hampir saja melupakannya karena terlalu sibuk melayani
kedua satpam ini, ternyata sejak tadi dia menikmati liveshow ini di sudut ruangan sambil mengocok-
ngocok kemaluannya sendiri. Kasihan juga dia pikirku cuma bisa melihat tapi tidak boleh menikmati,
dasar buaya sih, begitu pikirku. Sekarang, gairahsex.com Pak Ramelan menarik rambutku dan
menyuruhku berlutut dan membersihkan kemaluannya, Pak Somat yg sudah membuka celananya
juga berdiri di sebelahku menyuruhku mengocok kemaluannya.
Hhmm..nikmat sekali rasanya menjilati kemaluannya yg berlumuran cairan kewanitaanku yg
bercampur dgn air mani itu, kusapukan lidahku ke seluruh permukaannya sampai bersih mengkilap,
setelah itu juga kuemut-emut daerah helmnya sambil tetap mengocok milik Pak Somat dgn
tanganku. Aqu melirik ke atas melihat reaksinya yg menggeram nikmat waktu kugelikitik lubang
kencingnya dgn lidahku.
“Hei, sudah dong aqu juga mau disepongin sama si non ini” potong Pak Somat waktu aqu masih
asyik memain-mainkan kemaluan Pak Ramelan.
Pak Somat meraih kepalaqu dan dibawanya ke kemaluannya yg langsung dijejali ke mulutku.
Miliknya memang tidak sebesar Pak Ramelan, tapi aqu suka dgn bentuknya lebih berurat dan lebih
keras, ukurannya pun pas dimulutku yg mungil karena tidak setebal Pak Ramelan, tapi tetap saja
tidak bisa masuk seluruhnya ke mulut karena cukup panjang. Aqu mengeluarkan segala teknik
menyepongku mulai dari mengulumnya sampai mengisap kuat-kuat sampai orangnya bergetar hebat
dan menekan kepalaqu lebih dalem lagi. Waktu sedang enak-enak menyepong, tiba-tiba Hamid
mengerang, memancingku menggerakkan mata padanya yg sedang klimaks swalayan, air maninya
muncrat berceceran di lantai. Pasti dia sudah horny banget melihat adegan-adegan panasku.
Merasa cukup dgn pelayanan mulutku, Pak Somat mengangkat badanku sampai berdiri, lalu
dihimpitnya badanku ke tembok dgn badannya, kaki kananku diangkat sampai ke pinggangnya. Dari
bawah aqu merasakan kemaluannya melesak ke dalemku, maka mulailah dia mengaduk-aduk
kemaluanku dalem posisi berdiri. Berulang-ulang benda itu keluar-masuk pada kemaluanku, yg
paling kusuka adalah saat-saat waktu hentakan badan kita berlawanan arah, sesampai kemaluannya
menghujam kemaluanku lebih dalem, apalagi kalo dgn tenaga penuh, kalo sudah begitu wuihh..
seperti terbang ke surga tingkat tujuh rasanya, aqu cuma bisa mengekspresikannya dgn menjerit
sejadi-jadinya dan mempererat pelukanku, untung gedung ini sudah kosong, kalo tidak bisa berabe
nih. Sementara mulutnya terus melumat leher, mulut, dan telingaqu, tanganya juga menjelajahi
buah dada, bokong, dan pahaqu. Gelombang klimaks kini mulai melandaqu lagi, terasa sekali
darahku bergolak, aqupun kembali menggelinjang dalem pelukannya. Saat itu dia sedang melumat
bibirku sesampai yg keluar dari mulutku cuma erangan-erangan tertahan, air ludah belepotan di
sekitar mulut kita. Di sudut lain aqu melihat Pak Ramelan sedang beristirahat sambil merokok dan
mengobrol dgn Hamid.
Pak Somat demikian bersemangatnya menyebadaniku, bahkan waktu aqu klimakspun dia bukannya
berhenti atau paling tidak memberiku istirahat tapi malah makin kencang. Kakiku yg satu
diangkatnya sesampai aqu tidak lagi berpijak di tanah disangga kedua tangan kekar itu. Tusukan-
tusukannya terasa makin dalem saja membuat badanku makin tertekan ke tembok. Sungguh kagum
aqu dibuatnya karena dia masih mampu menggenjotku selama hampir setengah jam bahkan dgn
intensitas genjotan yg stabil dan belom menunjukkan tanda-tanda akan klimaks. Sesaat kemudian
dia menghentikan genjotannya, dgn kemaluan tetap menancap di kemaluanku, dia bawa badanku yg
masih digendongnya ke arah kloset. Disana barulah dia turunkan aqu, lalu dia sendiri duduk di atas
tutup kloset.
“Huh..capek non, ayo sekarang gantian non yg goyg dong” perintahnya
Aqupun dgn senang hati menurutinya, dalem posisi seperti ini aqu dapat lebih mendominasi
permainan dgn goygan-goygan mautku. Tanpa disuruh lagi aqu menurunkan bokongku di
pangkuannya, kuraih kemaluan yg sudah licin itu dan kutuntun memasuki kemaluanku. Setelah
menduduki kemaluannya, aqu terlebih dahulu melepaskan baju dan bra-ku yg masih menggantung
supaya lebih lega, soalnya badanku sudah panas dan bemandikan keringat, yg masih tersisa di
badanku cuma rokku yg sudah tersingkap sampai pinggang dan sepasang sepatu hak di kakiku. Aqu
menggoygkan badanku dgn gencar dgn gerakan naik-turun, sesekali aqu melaqukan gerakan meliuk
sesampai Pak Somat mengerang karena kemaluannya terasa diplintir. Kedua tangannya meremasi
buah dadaqu dari belakang, mulutnya juga aktif mencupangi pundak dan leherku.
Tiba-tiba aqu dikejutkan oleh tangan besar yg menjambak rambutku dan mendongakkan wajahku ke
atas. Dari atas wajah Pak Ramelan mendekat dan langsung melumat bibirku. Hamid yg sudah tidah
bercelana juga mendekatiku, sepertinya dia sudah mendapat ijin untuk bergabung, dia menarik
tanganku dan menggenggamkannya pada gagang kemaluannya.
“Mmpphh.. mmhh!” desahku ditengah keroyokan ketiga orang itu.
Toilet yg sempit itu menjadi penuh sesak sesampai udara terasa makin panas dan pengap.
“Ayo dong Citra.. emut, sepongan kamu kan mantep banget”
Hamid menyodorkan kemaluannya kemulutku yg langsung kusambut dgn kuluman dan jilatanku,
aqu merasakan aroma air mani pada benda itu, lidahku terus menjelajah ke kepala kemaluannya
dimana masih tersisa sedikit cairan itu, kupakai ujung lidah untuk menyeruput cairan yg tertinggal di
lubang kencingnya. Ini tentu saja membuat Hamid blingsatan sambil meremas-remas rambutku. Aqu
melaqukannya sambil terus bergoyg di pangkuan Pak Somat dan mengocok kemaluannya Pak
Ramelan, sibuk sekali aqu dibuatnya.
Sesaat kemudian kemaluannya makin membesar dan berdenyuk-denyut, lalu dia menepuk
punggungku dan menyuruhku turun dari pangkuannya. Benar juga dugaanku, ternyata dia ingin
melepaskan maninya di mulutku. Sekarang dgn posisi berlutut aqu memainkan lidahku pada
kemaluannya, dia mulai merem-melek dan menggumam tak jelas. Seseorang menarik pinggangku
dari belakang membuat posisiku merangkak, aqu tidak tahu siapa karena kepalaqu dipegangi Pak
Somat sesampai tidak bisa menengok belakang. Orang itu mendorongkan kemaluannya ke
kemaluanku dan mulai menggoygnya perlahan. Kalo dirasakan dari ukurannya sih sepertinya si
Hamid karena yg ini ukurannya pas dan tidak menyesakkan seperti milik Pak Ramelan. Waktu sedang
enak-enaknya menikmati genjotan Hamid kemaluan di mulutku mulai bergetar
“Aahhkk.. aqu mau keluar.. non” Pak Somat kelabakan sambil menjambaki rambutku dan
“creett..creett,”
beberapa kali semprotan menerpa menerpa langit-langit mulutku, sebagian masuk ke tenggorokan,
sebagian lainnya meleleh di pinggir bibirku karena banyaknya sesampai aqu tak sanggup
menampungnya lagi.
Kisah Mesum Terbaru, Aqu terus menghisapnya kuat-kuat membuatnya berkelejotan dan mendesah
tak karuan, sesudah semprotannya berhenti aqu melepaskannya dan menjilati cairan yg masih
tersisa di gagangnya. Dgn klimaksnya Pak Somat, aqu bisa lebih berkonsentrasi pada serangan Hamid
yg semakin mengganas. Tangannya merayap ke bawah menggeraygi buah dadaqu. Hamid sangat
pandai mengkombinasikan serangan halus dan keras, sesampai aqu dibuatnya melayg-layg.
Gelombang klimaks sudah diambang batas, aqu merasa sudah mau sampai, tetapi Hamid
menyuruhku bertahan sebentar agar bisa keluar bersama. Sampai akhirnya dia meremas bokongku
erat-erat dan memberitahuku akan segera keluar, perasaan yg kutahan-tahan itu pun kucurahkan
juga. Kita klimaks bersamaan dan dia menumpahkannya di dalemku. Kemaluanku serasa banjir oleh
cairannya yg hangat dan kental itu, air mani yg tidak tertampung meleleh keluar di daerah
selangakanganku.
Kisah dewasa Terbaru, Aqu langsung terkulai lemas di lantai dgn badan bersimbah peluh, untung
lantainya kering sesampai tidak begitu jorok untuk berbaring di sana. Kemaluanku rasanya panas
sekali setelah bergesekan selama itu, dgn 3 macam kemaluan lagi. Lututku juga terasa pegal karena
dari tadi bertumpu di lantai. Setelah merasa cukup tenaga, aqu berusaha bangkit dibantu Hamid.
Dgn langkah gontai aqu menuju wastafel untuk membasuh wajahku, lalu kuambil sisir dari tasku
untuk membetulkan rambutku yg sudah kusut. Aqu memunguti pakaianku yg berserakan dan
memakainya kembali. Kita bersiap meninggalkan tempat itu. CerpenSex
“Lain kali kalo melaqukan hubungan badan hati-hati, kalo ketangkap kan harus bagi-bagi” begitu
kata Pak Somat sebagai salam perpisahan disertai tepukan pada bokongku.
“Citra.. Citra.. sori dong, kamu marah ya!” kata Hamid yg mengikutiku dari belakang dalem
perjalananku menuju tempat parkir.
Dgn cueknya aqu terus berjalan dan menepis tangannya waktu menangkap lenganku, dia jadi
tambah bingung dan memohon terus. Setelah membuka pintu mobil barulah aqu membalikkan
badanku dan memberi sebuah kecupan di pipinya seraya berkata
“Aqu nggak marah kok, malah enjoy banget, lain kali kita coba yg lebih gila yah, see you, good night”
Kisah Sex Terbaru, Hamid cuma bisa terbengong di tengah lapangan parkir itu menyaksikan mobilku yg makin menjauh darinya.
Cerita Mesum, Cerita Mesum Terbaru, Cerita Mesum Terbaik, Cerita Mesum Terhangat, Cerita Mesum Nyata, Cerita Mesum Hot
aqu ada tiga mata kuliah, dua yg pertama mulai jam 9 sampai jam tiga dan yg terakhir mulai jam lima
sampai jam 7 malam, belom
lagi kalo ada tugas bisa lebih lama deh. Waktu itu aqu baru menyerahkan tugas diskusi kelompok
sekitar jam 7 lebih. Waktu aqu dan teman sekelompokku, si Hamid selesai, di kelas masih tersisa
enam orang dan Pak Munir, sang dosen.
Cerita Mesum
“Bareng yuk jalannya, parkir dimana Citra?” ajak Hamid“Jauh nih, di deket psikologi, rada telat sih tadi”
Hamid pulang berjalan kaki karena kostnya sangat dekat dgn kampus. Sebenarnya kalo menemaniku
dia harus memutar agak jauh dari jalan keluar yg menuju ke kostnya, mungkin dia ingin
memperlihatkan naluri lelakinya dgn menemaniku ke tempat parkir yg kurang penerangan itu. Dia
adalah teman seangkatanku dan pernah terlibat one night stand dgnku. Orangnya sih lumayan cakep
dgn rambut agak gondrong dan selalu memakai pakaian bermerek ke kampus, juga terkenal sebagai
buaya kampus.
Malam itu cuma tinggal beberapa kendaraan saja di tempat parkir itu. Terdengar bunyi sirine
pendek saat kutekan remote mobilku. Aqupun membuka pintu mobil dan berpamitan padanya.
Waktu aqu menutup pintu, tiba-tiba aqu dikejutkan oleh Hamid yg membuka pintu sebelah dan ikut
masuk ke mobilku.
“Eeii.. mau ngapain kamu?” tanyaqu sambil meronta karena Hamid mencoba mendekapku.
“Ayo dong Citra, kita kan sudah lama nggak melaqukan hubungan badan nih, aqu kangen sama
kehangatan kamu” katanya sambil menangkap tanganku.
“Ihh.. nggak mau ah, aqu capek nih, lagian kita masih di tempat parkir gila!” tolakku sambil berusaha
lepas.
Karena kalah tenaga dia makin mendesakku sampai mepet ke pintu mobil dan tangan satunya
berhasil meraih buah dadaqu lalu meremasnya.
“Hamid.. jangan.. nggak mmhh!” dipotongnya kata-kataqu dgn melumat bibirku.
Jantungku berdetak makin kencang, apalagi Hamid menyingkap kaos hitam ketatku yg tak berlengan
dan tangannya mulai menelusup ke balik BH-ku. Nafsuku terpancing, berangsur-angsur rontaanku
pun melemah. Rangsangannya dgn menjilat dan menggigit pelan bibir bawahku memaksaqu
membuka mulut sesampai lidahnya langsung menerobos masuk dan menyapu telak rongga mulutku,
mau tidak mau lidahku juga ikut bermain dgn lidahnya. Napasku makin memburu waktu dia
menurunkan cup BH ku dan mulai memilin-milin putingku yg kemerahan. Teringat kembali waktu
aqu ML dgnnya di kostnya dulu. Kini aqu mulai menerima perlaquannya, tanganku kulingkarkan pada
lehernya dan membalas ciumannya dgn penuh gairah. Kira-kira setelah lima menitan kita ber-French
kiss, dia melepaskan mulutnya dan mengangkat kakiku dari jok kemudi membuat posisi badanku
memanjang ke jok sebelah. Hari itu aqu memakai bawahan berupa rok dari bahan jeans 5 cm diatas
lutut, jadi begitu dia membuka kakiku, langsung terlihat olehnya pahaqu yg putih mulus dan celana
dalem pink-ku.
“Kamu tambah nafsuin aja Citra, aqu sudah tegangan tinggi nih” katanya sambil menaruh tangannya
dipahaqu dan mulai mengelusnya.
Waktu elusannya sampai di pangkal paha, diremasnya daerah itu dari luar celana dalemku sesampai
aqu merintih dan menggeliat. Reaksiku membuat Hamid makin bernafsu, jari-jarinya mulai
menyusup ke pinggiran celana dalemku dan bergerak seperti ular di permukaannya yg berbulu.
Mataqu terpedam sambil mendesah nikmat saat jarinya menyentuh klistorisku. Kemudian gigitan
pelan pada pahaqu, aqu membuka mata dan melihatnya menundukkan badan menciumi pahaqu.
Jilatan itu terus merambat dan semakin jelas tujuannya, pangkal pahaqu. Dia makin mendekatkan
wajahnya ke sana sambil menaikkan sedikit demi sedikit rokku.
“.. oohh..” rasanya seperti tersengat waktu lidahnya menyentuh bibir kemaluanku, tangan kanannya
menahan celana dalemku yg disibakkan ke samping sementara tangan kirinya menjelajahi buah
dadaqu yg telah terbuka.
Aqu telah lepas kontrol, yg bisa kulaqukan cuma mendesah dan menggeliat, lupa bahwa ini tempat
yg kurang tepat, goygan mobil ini pasti terlihat oleh orang di luar sana. Tetapi nafsu membuat kita
terlambat menyadari semuanya. Di tengah gelombang birahi ini, tiba-tiba kita dikejutkan oleh
sorotan senter beserta gedoran pada jendela di belakangku. Bukan main terkejutnya aqu waktu
menengok ke belakang dan melihat dua orang satpam sampai kepalaqu kejeduk jendela, begitu juga
Hamid, dia langsung tersentak bangun dari selangkanganku. Satu dari mereka menggedor lagi dan
menyuruh kita turun dari mobil. Tadinya aqu mau kabur, tapi sepertinya sudah tidak keburu, lagian
taqutnya kalo mereka mengejar dan memanggil yg lain akan semakin terbongkar skandal ini, maka
kitapun memilih turun membicarakan masalah ini baik-baik dgn mereka setelah buru-buru kurapikan
kembali pakaianku.
Mereka menuduh kita melaqukan perbuatan mesum di areal kampus dan harus dilaporkan. Tentu
saja kita tidak menginginkan hal itu terjadi sesampai terjadi perdebatan dan tawar-menawar di
antara kita. Kemudian yg agak gemuk dan berkumis membisikkan sesuatu pada temannya, entah apa
yg dibisikkan lalu keduanya mulai cengengesan melihat ke arahku. Temannya yg tinggi dan berumur
40-an itu lalu berkata,
“Gini saja, bagaimana kalo kita pinjam sebentar cewek kamu buat biaya tutup mulut?”
Huh, dasar pikirku semua laki-laki sama saja pikirannya tak jauh dari lendir, dasar otak selankangan.
Rupanya dalem hal ini Hamid cukup gentleman juga, walaupun dia bukan pacarku, tapi dia tetap
membelaqu dgn menawarkan sejumlah uang dan berbicara agak keras pada mereka. Di tengah
situasi yg mulai memanas itu aqupun maju memegangi tangan Hamid yg sudah terkepal kencang.
“Sudahlah Mid, nggak usah buang-buang duit sama tenaga, biar aqu saja yg beresin” kataqu
“Ok, bapak-bapak aqu turuti kemauan kalian tapi sesudahnya jangan coba ungkit-ungkit lagi masalah
ini!”
Walaupun Hamid keberatan dgn keputusanku, tetapi dia mau tidak mau menyerah juga. Aqu
sendiri meskipun kesal tapi juga menginginkannya untuk menuntaskan libidoku yg tanggung tadi,
lagipula bermain dgn orang-orang seperti mereka bukan pertama kalinya bagiku. Singkat cerita
kitapun digiring mereka ke gedung psikologi yg sudah sepi dan gelap, di ujung koridor kita disuruh
masuk ke suatu ruangan yg adalah toilet lelaki. Salah seorang menekan sakelar sampai lampu
menyala, cukup bersih juga dibanding toilet lelaki di faqultas lainnya pikirku.
“Nah, sekarang kamu berdiri di pojok sana, perhatiin baik-baik kita ngerjain cewek kamu!” perintah
yg tinggi itu pada Hamid.
Di sudut lain mereka berdiri di sebelah kanan dan kiriku menatapi badanku dalem pakaian ketat itu.
Sorot mata mereka membuatku nervous dan jantungku berdetak lebih cepat, kakiku serasa lemas
bak kehilangan pijakan sesampai aqu menyandarkan punggungku ke tembok.
Kini aqu dapat melihat nama-nama mereka yg tertera di atas kantong dadanya. Yg tinggi dan berusia
sekitar pertengahan 40 itu namanya Somat, dan temannya yg berkumis itu bernama Ramelan. Pak
Somat mengelusi pipiku sambil menyeringai mesum.
“Hehehe.. cantik, mulus.. wah beruntung banget kita malam ini!” katanya
“Kenalan dulu dong non, namanya siapa sih?” tanya Pak Ramelan sambil menyalami tanganku dan
membelainya dari telapak sampai pangkalnya, otomatis bulu-buluku merinding dan darahku
berdesir dielus seperti itu.
“Citra” jawabku dgn agak bergetar.
“Wah Citra yah, nama yg indah kaya orangnya, pasti dalemnya juga indah” Pak Somat menimpali dan
disambut gelak tawa mereka.
“Non Citra cium aqu dong, boleh kan?” pinta Pak Ramelan memajukan wajahnya
Aqu tahu itu bukan permintaan tapi keharusan, maka kuberikan satu kecupan pada wajahnya yg
tidak tampan itu.
“Ahh..non Citra ini di mobil lebih berani masak di sini cuma ngecup aja sih, gini dong harusnya” Kata
Pak Somat seraya menarik wajahku dan melumat bibirku.
Aqu memejamkan mata mencoba meresapinya, dia makin ganas menciumiku ditambah lagi
tangannya sudah mulai meremas-remas buah dadaqu dari luar. Lidahnya masuk bertemu lidahku,
saling menjilat dan berpilin, bara birahi yg sempat padam kini mulai terbakar lagi, bahkan lebih
dahsyat daripada sebelomnya. Aqu makin berani dan memeluk Pak Somat, gairahsex.com
rambutnya kuremas sesampai topi satpamnya terjatuh. Sementara dibawah sana kurasakan sebuah
tangan yg kasar meraba pahaqu. Aqu membuka mata dan melihatnya, disana Pak Ramelan mulai
menyingkap rokku dan merabai pahaqu.
Pak Somat melepas ciumannya dan beralih ke sasaran berikutnya, dadaqu. Kaos ketatku
disingkapnya sesampai terlihatlah buah dadaqu yg masih terbungkus BH pink, itupun juga langsung
diturunkan.
“Wow buah dadanya montok banget non, putih lagi” komentarnya sambil meremas buah dada
kananku yg pas di tangannya.
Pak Ramelan juga langsung kesengsem dgn buah dadaqu, dgn gemas dia melumat yg kiri. Mereka
kini semakin liar menggeraygiku. Putingku makin mengeras karena terus dipencet-pencet dan
dipelintir Pak Somat sambil mencupangi leher jenjangku, dia melaqukannya cukup lembut
dibandingkan Pak Ramelan yg memperlaqukan buah dada kiriku dgn kasar, dia menyedot kuat-kuat
dan kadang disertai gigitan sesampai aqu sering merintih kalo gigitannya keras. Tetapi perpaduan
antara kasar dan lembut ini justru menimbulkan sensasi yg khas.
Tak kusadari rokku sudah terangkat sesampai angin malam menerpa kulit pahaqu, celana dalemku
pun tersingkap dgn jelas. Pak Ramelan menyelipkan tangannya ke balik celana dalemku sesampai
celana dalemku kelihatan menggembung. Tangan Pak Somat yg lainnya mengelusi belakang pahaqu
sampai bokongku. Napasku makin memburu, aqu cuma memejamkan mata dan mengeluarkan
desahan-desahan menggoda. Aqu merasakan kemaluanku semakin basah saja karena gesekan-
gesekan dari jari Pak Ramelan, bahkan suatu waktu aqu sempat tersentak pelan waktu dua jarinya
menemukan lalu mencubit pelan biji klitorisku. Reaksiku ini membuat mereka semakin bergairah.
Pak Ramelan meraih tangan kiriku dan menuntunnya ke kemaluannya yg entah kapan dia keluarkan.
“Waw..keras banget, mana diamaternya lebar lagi” kataqu dalem hati
“bisa mati klimaks nih aqu”
Aqu mengocoknya perlahan sesuai perintahnya, semakin kukocok benda itu makin membengkak
saja.
Pak Ramelan menarik tangannya keluar dari celana dalemku, jari-jarinya basah oleh cairan
kemaluanku yg langsung dijilatinya seperti menjilat madu. Kemudian aqu disuruh berdiri menghadap
tembok dan menunggingkan bokongku pada mereka, kusandarkan kedua tanganku di tembok untuk
menygga badanku.
“Asyik nih, malam ini kita bisa ngerasain bokong si non yg putih mulus ini” celoteh Pak Ramelan
sambil meremasi bongkahan bokongku yg sekal.
Aqu menoleh ke belakang melihat dia mulai menurunkan celana dalemku, disuruhnya aqu
mengangkat kaki kiri agar bisa meloloskan celana dalem. Akhirnya bokongku yg sudah telanjang
menungging dgn celana dalemku masih menggantung di kaki kanan.
“Pak masukin sekarang dong” pintaqu yg sudah tidak sabar marasakan gagang-gagang besar itu
menjejali kemaluanku.
“Sabar non, bentar lagi, bapak suka banget nih sama kemaluan non, wangi sih!” kata Pak Ramelan yg
sedang menjilati kemaluanku yg terawat baik.
Pak Ramelan mendorong kemaluannya pada kemaluanku, walaupun sudah becek oleh lendirku dan
ludahnya, aqu masih merasa nyeri karena kemaluannya yg tebal tidak sebanding ukurannya dgn
liang senggamaqu. Aqu merintih kesakitan merasakan kemaluan itu melesak sampai amblas
seluruhnya. Tanpa memberiku waktu beradaptasi, dia langsung menyodok-nyodokkan kemaluannya
dgn kecepatan yg semakin lama semakin tinggi. Pak Somat sejak posisiku ditunggingkan masih betah
berjongkok diantara tembok dan badanku sambil mengenyot dan meremas buah dadaqu yg
tergantung persis anak sapi yg sedang menyusu dari induknya. Pak Ramelan terus menggenjotku
dari belakang sambil sesekali tangannya menampar bokongku dan meninggalkan bercak merah di
kulitnya yg putih. Genjotannya semakin mambawaqu ke puncak birahi sampai aqupun tak dapat
menahan erangan panjang yg bersamaan dgn mengejangnya badanku.
Tak sampai lima menit dia pun mulai menyusul, kemaluannya yg terasa makin besar dan berdenyut-
denyut menggesek makin cepat pada kemaluanku yg sudah licin oleh cairan klimaks.
“Ooohh.. oohh.. di dalem yah non.. sudah mau nih” bujuknya dgn terus mendesah
“Ahh.. iyahh.. di dalem aja.. ahh” jawabku terengah-engah di tengah sisa-sisa klimaks panjang
barusan.
Akhirnya diiringi erangan nikmat dia hentikan genjotannya dgn kemaluan menancap sampai
pangkalnya pada kemaluanku, tangannya meremas erat-erat pinggulku. Terasa olehku cairan hangat
itu mengalir memenuhi rahimku, dia baru melepaskannya setelah semprotannya selesai. Badanku
mungkin sudah ambruk kalo saja mereka tidak menygganya kuhimpun kembali tenaga dan napasku
yg tercerai-berai. Setelah mereka melepaskan pegangannya, aqu langsung bersandar pada tembok
dan merosot sampai terduduk di lantai. Kuseka dahiku yg berkeringat dan menghimpun kembali
tenaga dan napasku yg tercerai-berai, kedua pahaqu mengangkang dan kemaluanku belepotan
cairan putih seperti susu kental manis.
“Hehehe..liat nih, air mani aqu ada di dalem kemaluan wanita kamu” kata Pak Ramelan pada Hamid
sambil membentangkan bibir kemaluanku dgn jarinya, seolah ingin memamerkan cairan air maninya
pada Hamid yg mereka kira pacarku. gairahsex.com
Opps..omong-omong tentang Hamid, aqu hampir saja melupakannya karena terlalu sibuk melayani
kedua satpam ini, ternyata sejak tadi dia menikmati liveshow ini di sudut ruangan sambil mengocok-
ngocok kemaluannya sendiri. Kasihan juga dia pikirku cuma bisa melihat tapi tidak boleh menikmati,
dasar buaya sih, begitu pikirku. Sekarang, gairahsex.com Pak Ramelan menarik rambutku dan
menyuruhku berlutut dan membersihkan kemaluannya, Pak Somat yg sudah membuka celananya
juga berdiri di sebelahku menyuruhku mengocok kemaluannya.
Hhmm..nikmat sekali rasanya menjilati kemaluannya yg berlumuran cairan kewanitaanku yg
bercampur dgn air mani itu, kusapukan lidahku ke seluruh permukaannya sampai bersih mengkilap,
setelah itu juga kuemut-emut daerah helmnya sambil tetap mengocok milik Pak Somat dgn
tanganku. Aqu melirik ke atas melihat reaksinya yg menggeram nikmat waktu kugelikitik lubang
kencingnya dgn lidahku.
“Hei, sudah dong aqu juga mau disepongin sama si non ini” potong Pak Somat waktu aqu masih
asyik memain-mainkan kemaluan Pak Ramelan.
Pak Somat meraih kepalaqu dan dibawanya ke kemaluannya yg langsung dijejali ke mulutku.
Miliknya memang tidak sebesar Pak Ramelan, tapi aqu suka dgn bentuknya lebih berurat dan lebih
keras, ukurannya pun pas dimulutku yg mungil karena tidak setebal Pak Ramelan, tapi tetap saja
tidak bisa masuk seluruhnya ke mulut karena cukup panjang. Aqu mengeluarkan segala teknik
menyepongku mulai dari mengulumnya sampai mengisap kuat-kuat sampai orangnya bergetar hebat
dan menekan kepalaqu lebih dalem lagi. Waktu sedang enak-enak menyepong, tiba-tiba Hamid
mengerang, memancingku menggerakkan mata padanya yg sedang klimaks swalayan, air maninya
muncrat berceceran di lantai. Pasti dia sudah horny banget melihat adegan-adegan panasku.
Merasa cukup dgn pelayanan mulutku, Pak Somat mengangkat badanku sampai berdiri, lalu
dihimpitnya badanku ke tembok dgn badannya, kaki kananku diangkat sampai ke pinggangnya. Dari
bawah aqu merasakan kemaluannya melesak ke dalemku, maka mulailah dia mengaduk-aduk
kemaluanku dalem posisi berdiri. Berulang-ulang benda itu keluar-masuk pada kemaluanku, yg
paling kusuka adalah saat-saat waktu hentakan badan kita berlawanan arah, sesampai kemaluannya
menghujam kemaluanku lebih dalem, apalagi kalo dgn tenaga penuh, kalo sudah begitu wuihh..
seperti terbang ke surga tingkat tujuh rasanya, aqu cuma bisa mengekspresikannya dgn menjerit
sejadi-jadinya dan mempererat pelukanku, untung gedung ini sudah kosong, kalo tidak bisa berabe
nih. Sementara mulutnya terus melumat leher, mulut, dan telingaqu, tanganya juga menjelajahi
buah dada, bokong, dan pahaqu. Gelombang klimaks kini mulai melandaqu lagi, terasa sekali
darahku bergolak, aqupun kembali menggelinjang dalem pelukannya. Saat itu dia sedang melumat
bibirku sesampai yg keluar dari mulutku cuma erangan-erangan tertahan, air ludah belepotan di
sekitar mulut kita. Di sudut lain aqu melihat Pak Ramelan sedang beristirahat sambil merokok dan
mengobrol dgn Hamid.
Pak Somat demikian bersemangatnya menyebadaniku, bahkan waktu aqu klimakspun dia bukannya
berhenti atau paling tidak memberiku istirahat tapi malah makin kencang. Kakiku yg satu
diangkatnya sesampai aqu tidak lagi berpijak di tanah disangga kedua tangan kekar itu. Tusukan-
tusukannya terasa makin dalem saja membuat badanku makin tertekan ke tembok. Sungguh kagum
aqu dibuatnya karena dia masih mampu menggenjotku selama hampir setengah jam bahkan dgn
intensitas genjotan yg stabil dan belom menunjukkan tanda-tanda akan klimaks. Sesaat kemudian
dia menghentikan genjotannya, dgn kemaluan tetap menancap di kemaluanku, dia bawa badanku yg
masih digendongnya ke arah kloset. Disana barulah dia turunkan aqu, lalu dia sendiri duduk di atas
tutup kloset.
“Huh..capek non, ayo sekarang gantian non yg goyg dong” perintahnya
Aqupun dgn senang hati menurutinya, dalem posisi seperti ini aqu dapat lebih mendominasi
permainan dgn goygan-goygan mautku. Tanpa disuruh lagi aqu menurunkan bokongku di
pangkuannya, kuraih kemaluan yg sudah licin itu dan kutuntun memasuki kemaluanku. Setelah
menduduki kemaluannya, aqu terlebih dahulu melepaskan baju dan bra-ku yg masih menggantung
supaya lebih lega, soalnya badanku sudah panas dan bemandikan keringat, yg masih tersisa di
badanku cuma rokku yg sudah tersingkap sampai pinggang dan sepasang sepatu hak di kakiku. Aqu
menggoygkan badanku dgn gencar dgn gerakan naik-turun, sesekali aqu melaqukan gerakan meliuk
sesampai Pak Somat mengerang karena kemaluannya terasa diplintir. Kedua tangannya meremasi
buah dadaqu dari belakang, mulutnya juga aktif mencupangi pundak dan leherku.
Tiba-tiba aqu dikejutkan oleh tangan besar yg menjambak rambutku dan mendongakkan wajahku ke
atas. Dari atas wajah Pak Ramelan mendekat dan langsung melumat bibirku. Hamid yg sudah tidah
bercelana juga mendekatiku, sepertinya dia sudah mendapat ijin untuk bergabung, dia menarik
tanganku dan menggenggamkannya pada gagang kemaluannya.
“Mmpphh.. mmhh!” desahku ditengah keroyokan ketiga orang itu.
Toilet yg sempit itu menjadi penuh sesak sesampai udara terasa makin panas dan pengap.
“Ayo dong Citra.. emut, sepongan kamu kan mantep banget”
Hamid menyodorkan kemaluannya kemulutku yg langsung kusambut dgn kuluman dan jilatanku,
aqu merasakan aroma air mani pada benda itu, lidahku terus menjelajah ke kepala kemaluannya
dimana masih tersisa sedikit cairan itu, kupakai ujung lidah untuk menyeruput cairan yg tertinggal di
lubang kencingnya. Ini tentu saja membuat Hamid blingsatan sambil meremas-remas rambutku. Aqu
melaqukannya sambil terus bergoyg di pangkuan Pak Somat dan mengocok kemaluannya Pak
Ramelan, sibuk sekali aqu dibuatnya.
Sesaat kemudian kemaluannya makin membesar dan berdenyuk-denyut, lalu dia menepuk
punggungku dan menyuruhku turun dari pangkuannya. Benar juga dugaanku, ternyata dia ingin
melepaskan maninya di mulutku. Sekarang dgn posisi berlutut aqu memainkan lidahku pada
kemaluannya, dia mulai merem-melek dan menggumam tak jelas. Seseorang menarik pinggangku
dari belakang membuat posisiku merangkak, aqu tidak tahu siapa karena kepalaqu dipegangi Pak
Somat sesampai tidak bisa menengok belakang. Orang itu mendorongkan kemaluannya ke
kemaluanku dan mulai menggoygnya perlahan. Kalo dirasakan dari ukurannya sih sepertinya si
Hamid karena yg ini ukurannya pas dan tidak menyesakkan seperti milik Pak Ramelan. Waktu sedang
enak-enaknya menikmati genjotan Hamid kemaluan di mulutku mulai bergetar
“Aahhkk.. aqu mau keluar.. non” Pak Somat kelabakan sambil menjambaki rambutku dan
“creett..creett,”
beberapa kali semprotan menerpa menerpa langit-langit mulutku, sebagian masuk ke tenggorokan,
sebagian lainnya meleleh di pinggir bibirku karena banyaknya sesampai aqu tak sanggup
menampungnya lagi.
Kisah Mesum Terbaru, Aqu terus menghisapnya kuat-kuat membuatnya berkelejotan dan mendesah
tak karuan, sesudah semprotannya berhenti aqu melepaskannya dan menjilati cairan yg masih
tersisa di gagangnya. Dgn klimaksnya Pak Somat, aqu bisa lebih berkonsentrasi pada serangan Hamid
yg semakin mengganas. Tangannya merayap ke bawah menggeraygi buah dadaqu. Hamid sangat
pandai mengkombinasikan serangan halus dan keras, sesampai aqu dibuatnya melayg-layg.
Gelombang klimaks sudah diambang batas, aqu merasa sudah mau sampai, tetapi Hamid
menyuruhku bertahan sebentar agar bisa keluar bersama. Sampai akhirnya dia meremas bokongku
erat-erat dan memberitahuku akan segera keluar, perasaan yg kutahan-tahan itu pun kucurahkan
juga. Kita klimaks bersamaan dan dia menumpahkannya di dalemku. Kemaluanku serasa banjir oleh
cairannya yg hangat dan kental itu, air mani yg tidak tertampung meleleh keluar di daerah
selangakanganku.
Kisah dewasa Terbaru, Aqu langsung terkulai lemas di lantai dgn badan bersimbah peluh, untung
lantainya kering sesampai tidak begitu jorok untuk berbaring di sana. Kemaluanku rasanya panas
sekali setelah bergesekan selama itu, dgn 3 macam kemaluan lagi. Lututku juga terasa pegal karena
dari tadi bertumpu di lantai. Setelah merasa cukup tenaga, aqu berusaha bangkit dibantu Hamid.
Dgn langkah gontai aqu menuju wastafel untuk membasuh wajahku, lalu kuambil sisir dari tasku
untuk membetulkan rambutku yg sudah kusut. Aqu memunguti pakaianku yg berserakan dan
memakainya kembali. Kita bersiap meninggalkan tempat itu. CerpenSex
“Lain kali kalo melaqukan hubungan badan hati-hati, kalo ketangkap kan harus bagi-bagi” begitu
kata Pak Somat sebagai salam perpisahan disertai tepukan pada bokongku.
“Citra.. Citra.. sori dong, kamu marah ya!” kata Hamid yg mengikutiku dari belakang dalem
perjalananku menuju tempat parkir.
Dgn cueknya aqu terus berjalan dan menepis tangannya waktu menangkap lenganku, dia jadi
tambah bingung dan memohon terus. Setelah membuka pintu mobil barulah aqu membalikkan
badanku dan memberi sebuah kecupan di pipinya seraya berkata
“Aqu nggak marah kok, malah enjoy banget, lain kali kita coba yg lebih gila yah, see you, good night”
Kisah Sex Terbaru, Hamid cuma bisa terbengong di tengah lapangan parkir itu menyaksikan mobilku yg makin menjauh darinya.
Cerita Mesum, Cerita Mesum Terbaru, Cerita Mesum Terbaik, Cerita Mesum Terhangat, Cerita Mesum Nyata, Cerita Mesum Hot
Langganan:
Postingan (Atom)